34.

1.1K 44 1
                                    


Happy reading....!

🌺🌺🌺

***

Pagi hari mengisi waktu saat ini, sang mentari tampak masih malas untuk bangun menyinari bumi, tapi mau bagaimana lagi, ayam terus berkokok mengusik tidur panjangnya, juga sang bulan yang kini telah pergi tanpa menyapa sang mentari, menyapa?, jangankan menyapa, melihatpun tak pernah, terkadang mentari mengeluh pada sang pencipta,  mereka sama - sama di ciptakan untuk menyinari alam semesta, bisakah mereka bertemu walau sedetik saja, ah!  jangan terlalu berharap!, itu tidak akan mungkin dan tidak akan pernah , apa yang akan terjadi pada sang bumi jika mereka bersama, ini lah yang dinamakan sebuah pengorbanan, pengorbanan yang hakiki, besama namun tidak bisa bersatu begitulah sebuah hukum alam.

Seperti mentari yang enggan untuk bangun,  begitu juga dengan seorang gadis yang sedang duduk di kursi makan dengan  keluarganya yang terlihat malas, Agatha saat ini sedang mengaduk sarapannya, rasa kantuk masih saja belum hilang walaupun ia sudah mandi dan berseragam sekolah,  terlihat jelas dari mulutnya yang rajin menguap juga kantung mata yang sedikit menghitam akibat kurangnya waktu tidur,bagaimana tidak kurang tidur!  mata Agatha baru bisa terpejam setelah jam menunjukan pukul setengah empat pagi, sedangkan ia harus bangun jam setengah lima untuk melakukan kewajibannya sebagai seorang muslimah, bagaimana tidak mengantuk, dan kalian tau kenapa Agatha tidak bisa tidur?, itu karna suatu hal,  setiap ia memejamkan mata bayangan perlakuan Argan kemarin  selalu memenuhi pikirannya, tatapan Argan, sentuhan Argan, bahkan deru napas Argan masih terasa diwajah, dan itu membuat  Agatha susah tidur, gadis itu terus mengaduk nasi gorengnya sambil sesekali kepalanya terkantuk ke depan membuat Gilang yang duduk di depannya merasa jengah dan membuat nafsu makannya bertambah hilang, selain karna kehadiran ayahnya di meja makan juga karna melihat tingkah kakaknya itu.

"Tata...! itu makanannya kenapa di aduk kayak gitu sayang?, apa masakan bunda nggak enak?! "Kata Vanya, yang membuat Agatha menghentikan aktifitasnya.

"Enak kok bun, Agatha cuma belum nafsu aja, Tata masih ngantuk!"jawab Agatha.

"Tadi malam ngapain aja sih sampai kurang tidur gitu?"kata Aldi ikut bertanya ketika melihat mata panda putrinya.

"Nggak ngapa ngapain yah, cuma Tata nggak tau kenapa nggak bisa tidur aja! "Jawab Agatha sambil memaksakan memakan sarapannya.

"Kebanyakan mikirin cowok kali lo!"sahut Gilang tepat sasaran, Agatha langsung menatap adiknya itu.

"Apaan sih Lang!, aku nggak mikirin cowok kok, sok tau kamu, masih kecil juga! " kata Agatha.

"Lo tuh yang masih kecil, sok sokan mikirin cowok,  ngomang sama orang aja masih takut, dasar pendiem,  cupu lagi!"kata Gilang meledek, kedua orang tua mereka hanya bisa menggelengkan kepala melihat tingkah kedua anaknya yang tidak pernah akur, sedangkan Agatha yang di ledek merasa tidak terima dan ingin menyahut ucapan adiknya tapi terhenti ketika mang Asep supirnya masuk menuju meja makan.

"Maaf mengganggu, itu non Agatha sudah di jemput temennya! "Kata mang Asep.

"Oh iya mang, suruh  Monica masuk aja,!"Kata Agatha.

"Tumben Monica nggak langsung masuk?! "Tanya Vanya

"Itu nya, bukan-!"jawab mang Asep, tapi terpotong dengan ucapan Agatha.
"Udah suruh masuk aja bun, Agatha ke atas dulu mau ambil buku! "Seru Agatha lalu melangkah menaiki anak tangga, sedangkan mang Asep segera keluar dan menyuruh teman Agatha untuk masuk ke dalam rumah.

Tak beberapa lama pintu depan terbuka terlihat mang Asep sedang mempersilahkan masuk seseorang yang membuat kedua orang tua Agatha mengernyit, karena yang mereka lihat bukanlah sosok Monica,  melainkan seorang cowok yang  tampan, berpostur tubuh tinggi,  berseragam yang rapi mirip dengan putrinya, di tambah dengan jas yang bertuliskan osis membuat kadar ketampanan cowok itu bertambah, cowok itu tak lain adalah Argan.

ARGATHA [ SELESAI] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang