24. BUTTERFLY

480 81 13
                                    

Sinar matahari menerobos masuk menembus tirai putih yang menutupi jendela. Beberapa kali terdengar suara ayam berkokok dan suara kendaraan yang lewat di jalan di depan rumah. Ini adalah kali pertama Lena mendengar suara-suara itu ketika bangun dari tidurnya. Itu karna letak rumah Rona yang berada di gang sempit dan padat penduduk. Rumah Rona memang tidak megah seperti rumah Dimilo, lingkungannya juga tidak elit dan berisik. Meski begitu, paling tidak Rona memiliki rumahnya sendiri, tidak seperti Lena. Maka dari itu, Lena berterimakasih Rona mengizinkan dirinya tinggal sementara di rumahnya.

Sambil mengumpulkan nyawanya kembali, Lena merubah posisinya menjadi duduk di atas kasur. Ketika dia melirik ke sampingnya, Rona sudah tidak terlihat lagi. Semenjak memiliki pekerjaan, Rona jadi rajin bangun pagi. Kalau bangun siang rejekinya nanti dipatok ayam, begitu katanya.

Tok...tok...tok...

"Udah bangun, Princess Aurora The Sleeping Beauty?" Terdengar suara laki-laki dari balik pintu.

Lena mengusap matanya dengan malas sambil menyahut dari dalam kamar dengan suara yang tidak jelas. "Udah."

"Kalo gitu cepat mandi, kita tungguin lo sarapan di dapur!" Ujar suara itu lagi, yang masih tidak disadari Lena bahwa itu jelas-jelas bukan suara milik Rona.

"Hm."

"Cepetan, gue bawain lo ayam goreng loh."

Senyum Lena sontak tertarik di bibirnya meski kedua matanya masih tertutup. Mendengar ayam goreng membuatnya teringat dengan seseorang. Tunggu. Menyadari bahwa suara itu bukan milik Rona, Lena langsung membuka matanya. Suara laki-laki itu mungkin saja.., "Kioki?!"

Princess Aurora The Sleeping Beauty, ayam goreng, suara ngebass yang jelas-jelas milik seorang lelaki. Ketiga clue itu sudah cukup memberitahu Lena bahwa orang yang ada di balik pintu sudah pasti bukan Rona. Karna sangat mustahil bagi Rona untuk menggoda Lena dengan memanggilnya 'Princess' dan memasak ayam goreng pagi-pagi begini.

Jika apa yang Lena pikirkan adalah benar, maka orang yang ada di balik pintu adalah Kioki. Kioki yang selalu menggodanya, Kioki yang dengan senang hati mau membelikannya ayam goreng karna Lena lebih menyukai dirinya dibandingkan makanan itu. Jika yang Lena pikirkan benar-benar terjadi, maka saat ini Kioki sedang berdiri di balik pintu dengan membawakan sepaket ayam goreng untuk sarapan Lena.

Lena buru-buru beranjak dari kasur, kakinya tak merasakan dinginnya lantai marmer. Satu-satunya yang dia rasakan adalah debaran di jantungnya ketika dia berlari untuk membuka pintu itu.

Senyum semringah Lena masih tertarik, sampai akhirnya dia melihat wajah seorang lelaki yang muncul ketika dia membuka pintu.

Ceklek...

Hati Lena sukses jatuh ke lantai. Pecah. Tak berbentuk. Lelaki itu bukan Kioki.

"Lilo?" Lena menautkan alisnya. "Lo ngapain ke sini?"

🚧ALPHABET🚧


Semua anggota GENOCIDE kecuali sang Leader sudah bertemu dengan Keira. Ketika malam tadi Keira sedang memasak bahan-bahan yang dibelinya dengan Farel, Elvin kembali ke dorm. Lelaki itu langsung panik ketika mencium bau-bau bumbu dari arah dapur, karna trauma dapurnya akan hancur lagi seperti yang pernah Kioki lakukan, Elvin buru-buru berlari ke dapur. Kioki, Farel, dan Keira langsung terkejut ketika Elvin tiba-tiba muncul di hadapan mereka dengan tergesa-gesa. Namun mereka langsung tertawa melihat ekspresi panik Elvin yang lucu. Kemudian Elvin memberi salam dan memperkenalkan dirinya kepada Keira, lelaki itu juga membantu Keira memasak.

ALPHABET [TAHAP REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang