Will happiness be ours to stay?
***
Lena menatap pantulan dirinya di cermin besar yang menempel pada lemari. Dengan senyuman manis di wajahnya, dia merasa cukup cantik dan percaya diri untuk bertemu dengan lelaki itu, lelaki yang sangat sulit ditemui untuk status saudara kandung. Bahkan Lena harus mengeluarkan sejumlah uang untuk menatap mukanya langsung. Tapi gadis itu sama sekali tidak merasa rugi karena pada kenyataannya hanya itu lah satu-satunya cara untuk bertemu abangnya, dan dia bersyukur masih memiliki cara itu.
Rambut yang sehitam malam jatuh di atas kulitnya yang terang, Lena merapikan poni tipisnya dan menyelipkannya di telinga. Sekali lagi dia tersenyum, memeriksa apakah wajahnya pantas untuk ditunjukkan di depan lelaki itu. Walaupun dia adalah adik kandungnya, ada beberapa alasan yang membuatnya khawatir. Tapi sepertinya penampilan bukan termasuk ke dalam alasan itu, pasalnya dia sendiri mengakui bahwa dia cukup cantik dan terlihat manis dengan blouse putih garis dongker dan rok overall selutut berwarna hitam. Simple tapi tetap menawan, setidaknya dia tidak malu untuk menampakkan wujudnya di depan lelaki itu dengan penampilan seperti ini.
Lena menyentakkan kepalanya begitu melihat jam yang melingkar di pergelengan tangan kirinya, lantas dia meraih tas ransel mungil dari atas tempat tidur dan buru-buru keluar dari kamarnya. Ketika gadis itu menuruni tangga dan melewati ruang tengah, dia sengaja tidak menoleh ke arah dapur untuk sekedar menyapa dan berpamitan dengan orangtuanya yang sedang sarapan. Bukannya tidak tahu, dia tahu betul jam segini adalah waktunya sarapan. Hanya saja tidak ada yang mengajaknya untuk sarapan bersama, keluarganya sudah terbiasa sarapan tanpa dirinya. Lagi pula Lena sudah lebih dulu sarapan tadi subuh sebelum keluarganya bangun.
Hari ini adalah hari penting bagi Lena, karena itulah dia bangun lebih awal. Lena tak sabar untuk bertemu dengan lelaki itu, dia bahkan sempat mengirimi pesan singkat untuknya. Lena merogoh ponselnya di dalam ransel, kemudian membuka aplikasi Line untuk memeriksa apakah ada balasan dari lelaki itu. Meski sebenarnya dia tahu, perbuatannya ini sia-sia. Pesan itu tidak akan dibalas, bahkan untuk sekedar dibaca saja membutuhkan waktu sekitar tiga harian karena lelaki itu yang super sibuk dengan bandnya yang sedang naik daun—atau sebenarnya dia memang tidak berniat membaca pesan adiknya sendiri.
Sebuah roomchat bernama Abang kandung💞 itu berada di posisi teratas. Jempol Lena menekan roomchat itu, lantas terbuka dan menampakkan sejumlah pesan singkat yang sudah dikirim Lena.
Me: bang Alpharel
Me: hmm kakak deng
Me: hehe
Me: kak Farel~~
Me: hehehe
Me: kangen aku nggak?
Me: aku kangen loh:(
Me: nanti kita ketemu ya~
Me: aku udah dapet tiket kok~
Me: see you, Kak Farel:)
Read
Mata Lena terbelalak ketika mengetahui lelaki itu sudah membaca pesannya, padahal dia baru mengirimnya sekitar 3 jam yang lalu. Karena merasa ada harapan, Lena mencoba mengirimkan pesan lainnya.
Me: kak Farel?
Me: kangen aku kan?
Read
"Whoa! Langsung di-read!" seru Lena antusias, senyum semringah beserta pipi yang merekah menunjukkan betapa bahagianya dia.
Ting! Satu pesan masuk dan dia hampir melompat ke langit ke tujuh. Sesenang itu kah dia? Iya, karena lelaki itu jarang sekali membalas pesannya, bahkan hampir tak pernah.
Abang kandung 💞: enyah sana lo, daki naga
●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●
a/n: hai, ini teenfiction pertamaku loh ^^ Dibanding dengan dua cerita bergenre fanfic sebelumnya (yang keduanya udah diunpublish), aku coba buat serius kali ini.
Btw aku punya cast ku sendiri hehe, BUT..... kalian boleh kok berimajinasi visual-visual karakter ALPHABET dengan versi kalian sendiri. Aku nggak maksa harus cast asli aku yang kalian imajinasiin. Semua orang kan punya pendapat dan imajinasinya masing-masing, iya kan?
Jadi, bagi kalian yang tidak ingin imajinasi visualisasi karakternya dicampur aduk dengan imajinasiku, mohon berhati-hati dengan multimedia yang akan tampil di beberapa part hehehe:3 (dan di prolog ini juga, kasih salam dulu dong ke Bethalena versi aku hehe)
Akhir kata aku mau bilang makasih buat yang udah mau baca, walau sebenarnya aku juga nggak yakin ada yang baca ini wkwkw sedih ya:"
Itu aja deng.
Sekali lagi terimakasih banyak!😊
With love,
ayeenaw.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALPHABET [TAHAP REVISI]
Fiksi RemajaSepasang saudara yang terpisah karena sifat mereka yang bertolak belakang. Alpharel Dimilo atau yang biasa disapa Farel adalah anak sulung keras kepala dan pembangkang, sedangkan adiknya Bethalena Dimilo adalah seorang anak yang penurut. Namun ked...