41. LIE

347 50 3
                                    

Seperti yang dikatakan Kioki, dia akan menemui Lena setelah berbicara dengan Zidan. Laki-laki itu kembali ke Kafe hampir satu jam kemudian. Saat itu Rona sedang bernyanyi di atas panggung, sedangkan Lena terlihat asyik mengobrol dengan seseorang di hadapannya. Awalnya Kioki dengan riang melambai pada Lena sambil berjalan mendekat, namun keceriaannya lenyap ketika menyadari teman mengobrol Lena adalah seorang lelaki yang sama sekali tidak Kioki kenal.

Refleks Kioki memasang wajah sangar serupa singa yang menjaga daerah teritorialnya, dan mengubah cara berjalannya menjadi gagah dengan membusungkan dada. Bukannya menambah kesan ngeri, itu justru membuat Lena dan laki-laki itu tertawa gemas melihatnya.

Ketika Kioki sampai di meja Lena, laki-laki itu langsung berdiri dan menyambut sosok Kioki dengan seulas senyuman yang ramah. "Kamu pasti Kioki kan?" dia mengulurkan tangannya. "Pantas saja Mba Lena mau pacaran sama kamu." Kioki tak tahu itu sebuah pujian atau tidak, tapi saat ini laki-laki itu sedang memperhatikannya dari ujung kepala ke ujung kaki lalu kembali lagi menatap muka Kioki. "Perkenalkan, saya Nando, Owner Kafe ini."

Kioki menjabat tangan Nando, tapi tidak membalas senyuman ramah laki-laki itu. "Gue Kioki, pacar Lena." katanya dengan sok keren.

Nando mengangguk sambil terkekeh, kemudian jabatan tangan mereka terlepas. "Kalian berdua memang terlihat serasi bersama." katanya, yang masih tidak dimengerti oleh Kioki bahwa sebenarnya itu adalah sebuah pujian. "Kalau begitu saya tinggal dulu. Temui saya kalau butuh sesuatu ya, mba Lena, mas Kioki."

Setelah mendapat anggukan dari Lena, Nando langsung pergi meninggalkan pasangan itu. Sepasang mata Kioki terus mengekori Nando sampai laki-laki itu hilang di balik pintu dapur, lantas detik berikutnya wajah singa Kioki berubah menjadi wajah kucing kecil dengan mata yang berbinar-binar begitu dia duduk berhadapan dengan sang kekasih. "Hai, pacar."

Lena tertawa pelan. "Hai, Kioki."

Kioki langsung cemberut. "Cuma 'Kioki'?" katanya dengan nada yang dibuat sedih.

"Jadi maunya dipanggil apa?"

"Dipanggil sayang." Kioki menyengir. "Atau cinta."

"Gue panggil Lukinta aja deh ya?"

"Dih!" Kioki langsung protes. "Sekalian aja tambah 'Luna' di belakangnya."

Lena terbahak. "Bukan Luna, tapi Lena. Lukinta Lena." katanya yang semakin membuat Kioki cemberut, tapi Lena suka. "Itu ada artinya tau."

Walaupun cemberut dan tidak suka dengan nama aneh itu, Kioki tetap bertanya. "Apa artinya?"

"Lukinta Lena, Luki Cinta Lena."

Kioki langsung tersedak mendengar kalimat itu keluar dari mulut Lena. Mata mereka saling bertatapan dengan senyum yang tertahan, karena mereka berdua sama-sama merasa geli tapi menunggu timing yang tepat untuk tertawa. "Kalo ada Bang Farel dia pasti bakal bilang; geli banget, kambing." celetuk Kioki yang sukses membuat tawa mereka pecah.

"Nggak nyangka, ternyata lo bisa se-cringe itu juga." kata Kioki.

"Gue kan belajar dari ahlinya."

"Siapa dong?"

"Lo lah."

"Dih, kok gue?"

"Ya iyalah, kan lo suka gombal."

Kioki tertawa. "Itu kan udah jadi tugasnya cowok, bukan tugas cewek. Tapi belakangan ini, lo hobi banget ya gombalin gue."

ALPHABET [TAHAP REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang