"Hei!" Audio langsung menahan lengan gadis itu yang ingin beranjak pergi meninggalkan dirinya dalam situasi yang super membingungkan.
"Lepas!" gadis itu menghempaskan tangannya sehingga tangan Audio terlepas dari miliknya. "Jangan pegang-pegang gue! Gue bisa laporin lo ke polisi!"
Audio tertawa keras, seolah yang dikatakan gadis itu adalah hal paling konyol yang pernah dia dengar. "Gue yang bakal laporin lo duluan, nona."
"Lo datang ke rumah gue tengah malam begini dengan menjelek-jelekkan nama baik gue dan teman-teman gue." ujar Audio. "Lo bisa dihukum penjara dan denda dengan tuduhan pencemaran nama baik!"
Bukannya merasa takut dengan ucapan Audio yang terdengar seperti ancaman, gadis itu justru tertawa. "Itu lebih bagus dari pada harus terima uang dari orang sehina kalian."
Audio mengernyitkan keningnya. "Lo siapa sih?"
"Sorry aja, gue sama sekali nggak berniat untuk memperkenalkan diri ke orang-orang hina."
Audio tak menghiraukan ucapan gadis itu, tanpa disangka-sangka Audio justru langsung menarik tangan gadis itu sampai tubuh langsing itu hampir menabrak tubuhnya. Gadis itu terbelalak ketika wajahnya berhadapan dengan Audio dalam jarak yang super dekat, bahkan sang gadis dapat merasakan hembusan napas laki-laki itu yang menyapu keningnya. Sorot mata Audio seolah menusuk gadis itu. Gadis itu balas menatap tajam Audio sambil berusaha melepaskan kuncian tangannya dari sang laki-laki. Mereka bertahan dengan posisi itu cukup lama sampai akhirnya suara cekrekan khas kamera ponsel terdengar bersamaan dengan seruan heboh dari Arka dan Kioki.
"Wow! Bang Dio! Wow!" gumam Arka sambil memandangi layar ponselnya dengan takjub.
"Kirim ke grup Ka! Kirim ke grup!"
Memanfaatkan fokus Audio yang teralihkan, gadis itu lantas meloloskan tangannya dan segera melongos pergi dengan langkah yang cepat. Ketiga laki-laki itu hanya menatap kepergiannya tanpa ada sedikit niatan untuk mengejar atau sekedar menahannya.
Kioki dan Arka mendekati Audio dengan kekepoan yang tak bisa dibendung "Siapa tuh, bang?"
"Orang."
"Wah, jawaban luar biasa dari Audio yang jenius." Arka bertepuk tangan berlagak kagum.
"Cewek lo, bang?" tanya Kioki. "Namanya siapa?"
Sebelum menjawab, Audio menatap datar dompet kusam berwarna merah muda di tangan kanannya. Laki-laki itu membuka dompet tersebut yang hanya terisi dengan beberapa lembar uang yang tak mencapai seratus ribu dan sebuah KTP.
"Alisya Lara," gumam Audio membaca kartu tanda pengenal yang dia keluarkan dari dompet tersebut. Yap, dompet itu adalah milik gadis tadi yang Audio rampas dari saku jaket denimnya ketika adegan tatap-tatapan berlangsung setelah Audio menarik tangan sang gadis dengan dramatis. Tentu saja itu adalah dramatis yang gagal karena Audio nyatanya justru 'mencopet' dompet gadis itu. Gagal dramatis, gagal romantis.
"Ka, Kio, lo berdua pungut uang-uang ini. Hitung ada berapa." titah Audio yang masih tak berkutik dari kartu tanda pengenal gadis bernama Alisya itu.
Tanpa protes, Arka dan Kioki langsung melaksanakan perintah Sang Leader.
"Uang sebanyak ini punya siapa, bang?""Punya cewek tadi." jawab Audio, kemudian menundukkan kepalanya menatap Kioki yang sedang jongkok memungut uang. "Atau bisa dibilang, punya lo, Kioki."

KAMU SEDANG MEMBACA
ALPHABET [TAHAP REVISI]
Teen FictionSepasang saudara yang terpisah karena sifat mereka yang bertolak belakang. Alpharel Dimilo atau yang biasa disapa Farel adalah anak sulung keras kepala dan pembangkang, sedangkan adiknya Bethalena Dimilo adalah seorang anak yang penurut. Namun ked...