Keira memeluk Farel dan Kioki dengan sayang, sembari menepuk-nepuk punggung dan mengelus kepala mereka dengan kehangatan khas seorang Ibu. Kioki awalnya sempat terperanjat kaget karna Keira yang tiba-tiba saja menariknya ke dalam dekapan, namun detik selanjutnya langsung merasa nyaman. Sudah lama sejak terakhir kali Kioki dipeluk oleh Ibunya, tapi dia tak pernah lupa bagaimana hangatnya pelukan seorang Ibu, persis seperti yang dirasakannya sekarang.
"Hati-hati di jalan," Keira melepas dekapannya, kemudian mengelus sekilas pipi kedua lelaki itu dengan lembut sembari tersenyum.
"Pasti, Tante" Kioki mengangguk.
"Eit, kok masih panggil 'Tante'? 'Bunda' dong, Kioki" Keira menatap Kioki dengan tatapan keibuan yang kental.
"Hehe. Iya, Bunda" Tak bisa dipungkiri, kecanggungan yang dirasakan Kioki terlihat begitu kentara ketika dia melirik Farel dari sudut matanya. Kioki sendiri merasa tidak enak karna memanggil Ibu oranglain dengan sebutan 'Bunda', namun Farel nampak tak mempermasalahkan itu.
"Liat apa lo?" Sinis Farel sambil mencoba mengeluarkan sesuatu dari saku jinsnya. Kioki hanya cengengesan sekaligus merasa lega melihat reaksi Farel yang biasa saja, karna jika lelaki itu marah atau pun tidak suka ketika Kioki memanggil Ibunya dengan sebutan Bunda, Farel pasti akan mendiaminya. Karna Farel selalu begitu ketika dia marah, diam tak mau berbicara.
"Farel jangan gitu dong, masa karna Kioki manggil Bunda kamu cemburu sih" Canda Keira sambil cekikikan.
Farel mendengus, dengan masih berusaha mengeluarkan sesuatu dari sakunya dia berkata, "Aku nggak cemburu, Bunda!"
"Keliatan banget bang, cemburunya"
"Diem lo, kulit buaya"
"Alpharel, your language!"
Farel meringis, "Iya maaf"
"Perkataan kamu itu nggak sinkron sama perbuatan kamu!" Tiba-tiba saja Keira jadi jengkel, Kioki dan Farel jelas dibuat bingung sekaligus terkejut dengan suara wanita paruh baya itu yang meninggi. Lantas Farel yang semulanya sibuk mengeluarkan sesuatu dari dalam saku jinsnya terpaksa menghentikan kesibukannya.
"Bunda kenapa sih? Aku kan udah minta maaf" Ujar Farel dengan suara merendah.
"Maaf—maaf!" Keira berseru galak. "Apa itu yang ada di kantong celana kamu?! Itu rokok 'kan?! Kamu merokok sekarang?!"
Kioki meringis ketika mendengar suara keras yang dihasilkan oleh pukulan tangan Keira yang mendarat di punggung Farel. "Mentang-mentang udah cari uang sendiri, berani merokok ya?!"
"Aw, Bunda! Aku kan udah besar!"
Kesal dengan jawaban yang diberikan Farel, Keira menarik telinga anaknya itu. "Ya terus kalo udah besar memangnya Bunda ijinin kamu merokok?!"
"Aku udah 23 tahun, Bunda! Lagian ini cuma rokok, bukannya ganja!"
"Kamu berani melawan Bunda sekarang ya?" Keira semakin memperkuat cubitannya di telinga Farel.
"Aw-aw! Nggak gitu, Bunda!"
"Keluarin rokoknya sekarang! Biar Bunda sita aja!" Keira merogoh paksa saku celana Farel. "Bunda aduin kamu ke Ayah!"
"Astaga, Bunda! Aku udah 23 tahun loh!"
"Halah. Jangan sok dewasa kamu! Mana sini cepat rokoknya!"
"Iya—iya sabar, biar aku aja yang keluarin. Bunda lepasin dulu makanya"
Kioki hanya cekikikan melihat sisi lain Farel yang menurutnya cukup lucu itu. Cowok dingin dan bad boy style macam Farel ternyata punya rasa takut juga terhadap Bundanya—satu hal yang bahkan tak pernah terpikirkan oleh Kioki. Pun Kioki baru tahu kalau ternyata Farel memiliki keluarga, karna cowok itu tak pernah mengatakan apapun tentang keluarganya. Tak seperti member lainnya, Farel sangat tertutup dan misterius. Walaupun para member tak pernah bercerita secara langsung tentang keluarga, setidaknya mereka tahu tentang Elvin yang sering tiba-tiba pergi meninggalkan dorm setelah mendapatkan panggilan dari Ayahnya. Mereka juga tahu tentang kakak perempuan Arka yang sangat cantik, juga tentang bagaimana orangtua Audio begitu mendukung anaknya menjadi musisi.

KAMU SEDANG MEMBACA
ALPHABET [TAHAP REVISI]
Fiksi RemajaSepasang saudara yang terpisah karena sifat mereka yang bertolak belakang. Alpharel Dimilo atau yang biasa disapa Farel adalah anak sulung keras kepala dan pembangkang, sedangkan adiknya Bethalena Dimilo adalah seorang anak yang penurut. Namun ked...