57. Tear

307 43 3
                                        

Acara pertunangan Lena dan Elvin memang tidak dibuka untuk publik. Kedua pihak sepakat hanya mengundang dua keluarga besar masing-masing dan beberapa teman dekat. Lena menarik napasnya sambil menggenggam erat ibu tangga ketika matanya mendapati puluhan kepala yang kini menatapnya. Semua orang tersenyum padanya, dan Lena baru melihat seluruh keluarganya menatapnya dengan tatapan takjub dan senyum yang bahagia. Padahal sebelumnya Lena hampir dianggap tak terlihat di dalam keluarga besarnya.

Zidan dan Liliana adalah orang yang paling bahagia hari ini, mereka berdiri berdekatan dengan kedua orang tua Elvin. Elvin berdiri tepat di depan anak tangga terakhir dengan dibaluti tuxedo putih selaras dengan Lena. Sebelum mulai mengambil langkah, Lena menatap Elvin dengan tatapan ragu, namun laki-laki itu justru tersenyum lembut sambil menganggukkan kepalanya pelan seolah meminta Lena untuk segera turun.

Melihat reaksi Elvin membuat tangan Lena mengepal. Tanan kanannya meremas gaun dengan kuat, sedangkan tangan kirinya bergetar mengeratkan genggaman pada ibu tangga. Lena tak sanggup melakukan ini. Semua ini mengingatkannya pada Lilo. Lena masih ingat persis bagaimana hari pertunangan Lilo-Niana saat itu. Laki-laki itu terlihat bahagia ketika menyematkan cincin di tangan sang perempuan dengan senyuman yang tak pernah luntur untuk dipamerkan pada tamu. Namun sayangnya senyuman itu palsu, kenyataannya Lilo sama sekali tak bahagia hari itu. Tapi bagaimana bisa Lilo sanggup melakukannya? Pura-pura bahagia padahal hatinya menangis karena mencintai orang lain?

Dan Lena juga masih mengingat bagaimana perasaannya saat mengetahui Lilo—orang yang saat itu dia cintai—bertunangan dengan orang lain—sepupunya sendiri. Lena ingat bagaimana hatinya digerogoti kekecewaan dan rasa dikhianati setiap harinya sejak hari itu, ingat berapa malam yang dia habiskan dengan menangis di balik bantal. Lena ingat betapa perih relung hatinya, seolah ada luka di dalam sana yang dibiarkan basah bersimbah garam.

Bagaimana mungkin Lena sanggup melakukan hal yang dilakukan Lilo dulu? Pura-pura bahagia dan tega membuat orang yang dicintainya menderita dengan hati yang patah? Lena tak sanggup untuk melangkah menuruni tangga dan memberikan tangannya pada Elvin. Lena tak sanggup mengkhianati Kioki, mengkhianati semuanya.

Lantas Lena mengangkat sedikit gaunnya, kemudian langsung membalikkan badannya dan berniat untuk kabur dari situasi ini. Namun Lena langsung mengurungkan niatnya ketika berhadapan dengan Chrisdy yang ternyata dari tadi ada di belakangnya. Kedua bola mata Lena sukses terbuka ke bukaan maksimal karena jarak mereka begitu dekat sampai membuat Lena terkejut dan kehilangan  keseimbangannya. Lena sudah pasti akan jatuh kalau Chrisdy tidak sigap menangkap pinggangnya.

Semua orang yang ada di lantai dasar sontak berteriak histeris karena khawatir Lena akan terjatuh. Elvin buru-buru melangkahkan kakinya menaiki anak tangga untuk menyusul Lena, namun Chrisdy langsung mengisyratkan Elvin untuk berhenti dan kembali ke tempatnya semula setelah Lena sudah kembali berdiri di hadapannya dengan seimbang.

"Hati-hati." ucap Chrisdy sambil menarik pinggang Lena agar tak terlalu berdiri di ujung anak tangga. "Gaun putihmu bisa aja berubah jadi merah kalo kamu jatuh."

Lena tak sempat membuka mulutnya karena dia masih terlalu terkejut. Sontak Chrisdy langsung mengulurkan telapak tangan kanannya. "Ayo turun."

"Abang yang akan antarin kamu ke Elvin." ucapnya dengan seulas senyuman. "Ayo, semua orang menunggu."

Lena menyentakkan kepalanya, lantas meletakkan tangan kirinya diatas telapak tangan Chrisdy sambil tersenyum tipis. "Ayo." Kemudian mereka mulai menuruni anak tangga seperti seorang Pangeran dan Tuan Putri.

"Abang udah sehat?" tanya Lena sambil melirik Chrisdy.

Chrisdy mengangguk. "Berkat kamu. Kamu yang selalu jagain Abang di rumah sakit."

ALPHABET [TAHAP REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang