53. (Fake) Love

338 48 5
                                    

Tak banyak yang keluar dari bibir Lena setelah dia memasuki rumah mewah milik pengusaha nomor satu itu. Gadis itu terus memasang wajah dinginnya yang terlihat tegas dan berwibawa. Lena tidak cemberut walaupun kedatangannya ke tempat ini adalah sebuah keterpaksaan, dia juga tidak sering tersenyum seperti apa yang dipaksa oleh Liliana. Lena datang ke sini sebagai dirinya—yang sedikit berbeda. Dia tak mau terlihat lemah di mata keluarga Gifahri—yang bisa dibilang adalah sekutu Zidan. Dan juga, Lena tak mau mempermalukan Elvin dengan datang sebagai calon tunangan yang terlalu kekanakan untuk disandingkan dengannya. Maka dari itu saat ini Lena mengubah gayanya menjadi lebih dewasa.

Rencana Lena berhasil karena sejak Dito Gifahri—abang kedua Elvin melihatnya dan menuntun memasuki rumahnya, mata laki-laki itu terus mengekori Lena, ada rasa kagum di sorotan matanya. Lena menyadarinya. Lantas Lena langsung menarik seulas senyum tipis ketika mata mereka saling bertemu, dan setelahnya Dito langsung salah tingkah dan membuang mukanya.

"Semuanya sedang menunggu di ruang tengah," Dito membuka pembicaraan sambil menatap Zidan, lalu matanya kembali menatap Lena. "Tapi Elvin masih di kamarnya, kamu mau menjemputnya? Aku bisa antarkan kalo kamu mau."

Liliana langsung menyenggol Lena, menyuruhnya untuk menerima tawaran Dito. Namun, Lena menggeleng. "Dia yang akan jemput aku."

Dan yang dikatakan Lena langsung terjadi ketika Elvin memanggil namanya sambil berjalan mendekat dari arah depan. Semua langkah terhenti dan menatap sosok Elvin yang terlihat gagah dibaluti kemeja hitam model see through yang menampakkan dada bidangnya, dan bahunya yang terlihat lebar di balik jas hitam. Laki-laki itu melambai pada Lena dengan senyuman lebarnya. Lena hampir tak bisa memfokuskan matanya ke lambaian Elvin karena kening laki-laki itu yang saat ini terekspos, menambah sekian persen ketampanannya. Ternyata Elvin juga mempersiapkan penampilannya untuk hari ini.

Begitu sampai di hadapan mereka, Elvin langsung menyalami Zidan dan Liliana dengan sopan. Kemudian memandangi Lena cukup dalam dan mengelus rambut Lena yang dikuncir.

"Pretty hair style, like you." bisik Elvin, sengaja bersikap demikian di depan rivalnya.

"Your hair tho." balas Lena sambil tersenyum miring. Kemudian gadis itu menunjuk keningnya, lalu menunjuk kening Elvin. "Nice forehead."

"Hmm," Zidan langsung bersuara. "Sepertinya semuanya sudah menunggu lama."

Dito dan Liliana mengangguk setuju sambil memandangi Lena dan Elvin dengan tatapan tidak suka.

"Ayo kita langsung ke ruang tengah." ucap Dito.

"Ayo."

Mereka melanjutkan langkah sampai akhirnya tiba di ruang tengah. Semua yang duduk di sofa langsung bangkit begitu melihat mereka, lengkap dengan seulas senyuman ramah. Mata yang semulanya hanya memandang Zidan, kini tertuju kepada Lena yang berada di belakang tepat di samping Elvin.

"Hm, cantik." gumam wanita paruh baya yang Lena yakini adalah Ibu Elvin. Ayah Elvin yang duduk di sebelahnya langsung mengangguk setuju, kemudian berbisik ke istrinya. "Elvin pasti tak akan menyesal."

Sedangkan abang sulung Elvin yang duduk di sofa terpisah hanya menoleh ke Dito setelah terkejut melihat sosok calon tunangan Elvin yang di luar perkiraannya. "Dia Bethalena?" tanya Radit tanpa suara, Dito hanya mengangguk.

"Lena, kamu nggak kepanasan?" tanya Elvin sambil mengkode Lena untuk membuka coat-nya. "Sini biar aku bantu."

Mata Radit dan Dito sukses terbuka ke bukaan maksimal ketika Elvin membantu Lena melepas coat panjangnya dan semakin merasa kagum begitu melihat lekukan tubuh gadis itu yang dilapisi dress hitam lengan panjang yang press body.

ALPHABET [TAHAP REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang