Lena sudah lama tidak menangis sesedih ini setelah terakhir kali hatinya dipatahkan oleh Lilo, kira-kira tiga bulan yang lalu. Rasa sakit yang sudah lama tak ia rasakan, kini muncul mencubit hatinya dengan kuat. Hati Lena hancur tak berbentuk, dan itu semua karna Abang kandung kesayangannya, Alpharel Dimilo.
Lena menarik nafas dalam-dalam, berusaha menenangkan diri sembari mencoba mengerti dengan sikap Farel. Lelaki itu hanya belum bisa menerima keluarganya lagi setelah dibuang dan diabaikan selama hampir 7 tahun. Lena mengerti betapa terlukanya hati Farel, betapa kecewa dan marahnya lelaki itu dengan keluarganya. Lena mengerti, jadi dia tidak akan mengeluh dengan sikap Farel saat ini. Itu wajar, menurut Lena.
Lantas dia memilih untuk berhenti menangis, karna dia tahu sakit hati yang dirasakannya sekarang tak sebanding dengan apa yang sudah Farel rasakan selama ini.
"Oh, di sini lo rupanya, Lena"
Refleks Lena langsung mendongakkan kepalanya begitu suara lelaki yang familiar terdengar di depannya.
"Lo ngapain jongkok di sini? Lagi boker?"
Lena menyentakkan kepalanya. "Arka?" Ada sedikit nada kecewa di dalam suaranya, gadis itu jelas mengharapkan orang lain.
Arka terkekeh, kemudian tangannya terulur untuk membantu gadis itu berdiri. Lena menerima tangan kekar itu dengan kikuk sembari mengusap matanya dengan asal.
"Kita semua cariin lo dari tadi, mau main voli. Lo ikut ya, kita kekurangan orang" Arka masih memegangi pergelangan tangan Lena. Dengan senyum yang terbit di bibirnya, dia menatap gadis itu tepat di manik matanya.
Kalo ketahuan sama bang Kioki, minuman gue bisa-bisa diisiin baygon sama dia.
🚧A L P H A B E T🚧
Arka baru melepaskan tangan Lena ketika mereka sampai di pantai. Untung saja saat itu Kioki tengah sibuk memasang tiang dan net bersama Audio dan Lilo. Jadi nyawa Arka masih aman, tidak tercabik-cabik jika Kioki memergokinya memegang tangan Lena-yang Arka yakini belum pernah Kioki lakukan. Oh, Arka tidak tahu saja kalau Kioki pernah menggenggam tangan Lena sekali saat fansign dan tangannya juga pernah ditarik Lena ketika pertama kali bertemu Lilo.
Kemudian Arka bergegas membantu teman-temannya yang sibuk mempersiapkan permainan, lelaki itu mengambil bola voli dengan tiga warna di gubuk dekat pohon kelapa. Sedangkan Lena diam-diam sudah berada di belakang Rona, memperhatikan gadis itu membuat garis menggunakan ranting dengan wajah seriusnya. Lena tersenyum begitu menyadari ada seseorang yang sedari tadi menemani Rona, Elvin. Lelaki itu membantu Rona membuat garis untuk dijadikan batas lapangan Voli.
"Dor!" Lena menepuk pelan pundak Rona, kemudian berdiri di sampingnya. "Cie udah akrab"
"Apaan?" Rona menyahut santai sambil membuang rantingnya. "Gue hampir mati karna kecanggungan, asal lo tau"
Lena cekikikan sambil meminta maaf sedangkan Rona hanya mencibir dan menatap sebal sahabatnya itu. Sebelum Rona sempat bertanya dari mana saja Lena dan apa yang dia lakukan, lengkingan suara Kioki sudah lebih dulu mengintrupsi dan membuat mereka berkumpul di dekat net. "Semuanya udah siap! Ayo main!"
"Tapi orangnya masih kurang" Arka datang dengan bola di pinggulnya. "Bang Farel lagi hibernasi di ayunan deket pohon. Bangunin dia tuh risikonya sama kaya bangunin beruang"
"Yaudah, main 3 lawan 3 aja"
"Oke, kalo gitu salah satu dari kita harus jadi wasit" Elvin menimpali sambil melirik Audio yang memutuskan untuk bermain dengan 6 orang itu. "Lo ya, Yo. Lo kan adil"
![](https://img.wattpad.com/cover/121120509-288-k490613.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ALPHABET [TAHAP REVISI]
Novela JuvenilSepasang saudara yang terpisah karena sifat mereka yang bertolak belakang. Alpharel Dimilo atau yang biasa disapa Farel adalah anak sulung keras kepala dan pembangkang, sedangkan adiknya Bethalena Dimilo adalah seorang anak yang penurut. Namun ked...