Bab 28

2.4K 143 3
                                    

Jangan cemburu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan cemburu. Dia bukan siapa-siapa. Yang perlu kamu tau, dihatiku namamu sudah terpaku.

***

Irama suara ketukan dari meja terdengar memenuhi ruangan berukuran lumayan besar milik Ayumi. Gadis itu bertopang dagu sembari menatap lurus handphone yang berlayarkan hitam, tidak menunjukkan tanda-tanda bahwa telpon, chat—atau apapun itu, akan muncul.

Sejujurnya, Ayumi menunggu telepon Jevan. Bukan tanpa alasan, gadis itu sedari tadi memang penasaran tentang orang yang menyakiti adiknya kemarin dan berpura-pura menjadi Jevan asli.

Namun, telepon yang ditunggu sama sekali tidak muncul. Handphone miliknya sama sekali tidak bersuara dari tadi, alias sunyi.

"Mana sih tuh cowok!" sungut Ayumi, kesal. "Kabur gitu aja! Udah gue duga, emang dia pelakunya! Liat aja, kalo dia minta maaf, ogah gue maafin!"

Gadis itu merubah posisi dengan membaringkan kepalanya miring di atas meja, sembari menutup matanya.

Namun, baru sebentar Ayumi memejamkan mata. Lagu milik Tulus-Monokrom mengalun indah, membuat sang pemilik handphone tersentak kaget dan langsung mengangkat panggilan via telepon itu.

"Halo, ini siapa?" tanya Ayumi tanpa minat.

"Hai." Ayumi mengigit bibir bawahnya saat mendengar suara Jevan diseberang sana.

"Lo pasti nungguin gue, yah?"

Ayumi menjauhkan handphone miliknya dari telinga dan menatap handphone-nya tak percaya. Gilaa, tau dari mana nih cowok?

"Kata siapa? Pede banget lo!" tukas Ayumi, ketus.

"Kata hati gue."

Ayumi memutar bola matanya, jijik. "Ngapain lo nelpon gue?!"

"Gilang."

"Hah?" Ayumi mengerjap bingung saat mendengar satu nama yang baru saja disebutkan oleh cowok diseberang sana, terlebih lagi saat mendengar nada suara cowok itu berubah. Sedih.

"Sahabat gue, Gilang. Dia pelakunya."

"What?!" Ayumi jadi ingin mengumpat sekarang.

"Yum." Hening sejenak, ada keraguan dari seberang yang entah kenapa membuat Ayumi mendadak menahan napas. Emosinya menguar begitu saja.

"Jangan minta putus dari gue ya. Gue sayang sama lo."

***

Pagi ini cuaca mendung. Suasana dingin yang menyelimuti bumi, membuat gadis berwajah cantik itu harus memakai jaket ke sekolah. Aura yang terpancar dari gadis itu juga terasa berbeda, entah kenapa. Yang pasti, membuat semua orang yang kebetulan berpapasan dengannya, menatapnya heran.

"Lo kenapa Yum?"

Shilla salah satunya. Shilla sudah mengenal Ayumi sejak mereka masih kecil. Melihat Ayumi ceria apalagi senyum adalah hal yang paling sulit Shilla temui semenjak empat tahun yang lalu. Dan pagi ini, Shilla melihat itu lagi. Dengan alasan yang belum Shilla ketahui sama sekali.

"Maksud lo?" tanya Ayumi balik, tanpa perlu menoleh kearah Shilla yang kini tengah berjalan disampingnya.

"Lo beda banget hari ini. Ada apa?"

"Masa sih? Perasaan gue biasa aja." ucap Ayumi seraya melirik Shilla dengan senyum yang menghiasi wajahnya.

" ucap Ayumi seraya melirik Shilla dengan senyum yang menghiasi wajahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Shilla menggeleng. "Gak. Lo beda!"

Ayumi mengedikkan bahu, tak perduli. "Ya terserah lo sih."

Shilla memicingkan mata, tidak puas dengan jawaban yang diberikan Ayumi. Tapi sepertinya Shilla harus kembali menelan rasa penasaran nya, ketimbang Ayumi kumat.

"By the way, gimana kemarin? Jevan udah kasih tau siapa pelakunya?" tanya Shilla.

Ayumi mendadak menghentikan langkahnya. Senyum tipis yang menghiasi wajahnya sirna, bergantikan raut wajah—entah apa namanya, dengan sorot mata tajam lurus kedepan.

Shilla menoleh, menatap sesuatu yang mampu mengalihkan perhatian Ayumi. Alisnya terangkat saat melihat Jevan tengah berdiri diujung koridor dengan wajah lebam sana-sini, tengah menatap lurus kearah... Ayumi.

"Gila." satu kata yang sempat didengar Shilla sebelum Ayumi membalikkan tubuh, meninggalkannya sendirian.

"Yum." panggil Shilla kesal. Ekor matanya menangkap wajah Jevan yang masih memandang Ayumi dalam. Shilla menghela napas kasar.

"Dasar bego! Gak Ayumi, gak tuh cowok. Sama-sama bego!"




Tbc


Idola [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang