Cover by @karhadid
Part 43-end di PRIVATE
Follow sebelum membaca
Ayumi Mariska
Cewek tercantik di SMA Gemilang. Idola sekolah. Punya follower terbanyak satu sekolah. Namun semua orang tahu bahwa Ayumi adalah Pembully sejati. Sehingga membuatnya dita...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Di dunia ini hanya ada dua sifat. Baik dan jahat. Tergantung bagaimana kondisi dan situasi saja. Dan aku memilih opsi kedua. Untuk orang yang membuat kita kehilangan sesuatu yang berharga, jadi jahat diperlukan, bukan?
💠💠💠
Dalam hidupnya, Brita selalu dipuji dan disayang. Bahkan sejak kecil tidak pernah ada yang tidak menyukainya. Orang tuanya, mama dan papa Jevan, teman-temannya, guru-guru disekolah. Semua menyukainya. Namun perlahan semua kasih sayang yang dilimpahkan kepadanya mulai hilang, sejak dirinya mulai masuk SMP. Brita yang polos dan baik berubah menjadi gadis remaja yang angkuh dan sombong.
Gadis itu bahkan mampu menghasut teman-temannya untuk membully siswi- siswi yang mayoritas adik kelasnya. Termasuk anak bau kencur yang merebut perhatian orang-orang disekitarnya. Arima.
"ARRGGHHHH!!"
Brita berteriak untuk kesekian kalinya. Gadis itu menatap nanar dirinya dari cermin dihadapannya. Penampilannya yang selalu mempesona kini berbanding terbalik menjadi kacau.
Sejak pulang dari taman, gadis itu hanya berteriak dan memaki sepanjang jalan. Tatapan aneh yang didapatkannya membuat emosi gadis itu membuncah dan semakin besar. Dan didalam kamar itu, Brita melampiaskan kekesalan dan kemarahannya. Berulang kali gadis itu menghempaskan barang-barangnya kelantai demi rasa puas yang belum juga datang.
"Kenapa lo gak mati, hah!!"
Bersyukurlah gadis itu, sang pemilik rumah sedang tidak ada disana. Kedua orang tua Jevan tengah pergi entah kemana begitu pula Jevan yang sudah meninggalkannya sejak pagi tadi, sehingga Brita bisa berbuat sesukanya tanpa diganggu siapapun
"Lo harusnya mati hari itu!!"
Gadis itu meraih parfume di atas meja riasnya. Sambil tersenyum menatap dirinya di cermin, Brita menyemprotkan parfume itu keseluruh tubuhnya.
"Hari itu, seharusnya jadi hari terbahagia gue." lirihnya. "Tapi, lo bikin semua berantakan!!"
"Lo sok cantik, sok baik! Padahal lo itu jahat!! Gara-gara lo semua orang jauhin gue!! Gue benci lo!!"
Suara kaca pecah terdengar nyaring akibat lemparan parfume yang tadi digenggamnya. Brita mundur, menutup wajahnya yang sudah memerah karena marah.
"SEHARUSNYA LO YANG MATI HARI ITU! BUKAN, JEVIN!!"
BRAKK
Pintu kamar yang didobrak itu terbuka lebar, menampilkan wajah Jevan yang menatap gadis yang tengah jongkok itu dengan wajah datarnya.
"Jevan."
"Lo gila, Bri." ucap Jevan saat matanya melihat pecahan kaca dan barang-barang berserakan dilantai.
"Gak kok. Ini, aku lagi akting." seru Brita, sambil berusaha memunggut pecahan kaca yang tidak jauh darinya
Melihat hal itu, Jevan memutar matanya malas. Gadis itu sama sekali tidak berubah. Selalu berbohong untuk hal yang sudah jelas kenyataannya. Seperti dulu dan hari ini.
"Stop!"
Jevan menarik tangan Brita agar berdiri. Dengan cepat Jevan merebut pecahan kaca yang ada ditangan gadis itu dan membuangnya kembali ke lantai.
"Akting? Apa ini lanjutan akting yang dulu?!"
Gadis itu terdiam.
"Kalo lo mau diterima dirumah ini! Bersikaplah seperti orang waras!" teriak Jevan.
Ini kesempatannya. Kesempatan yang kesekian kali, untuk memancing pengakuan gadis itu. Perihal kematian saudara kembarnya, yang meninggal karena tabrak lari itu.
"Lo ngomong apa sih, Van? gue masih waras kok."
"Jujur. Lo kan yang bunuh adek gue?" tanya Jevan.
"Bu..bukan gue yang buat Jevin meninggal!"
Jevan tersenyum sinis. Tanpa dijelaskan sebenarnya, Jevan sudah tau. Hanya saja, Jevan butuh pengakuan dari gadis itu. Cowok itu menghempaskan tangan Brita dan berlalu hendak meninggalkan kamar itu. Namun, sebuah tangan memeluknya dari belakang, menahannya pergi.
"Jevan itu bukan salah gue."
Cowok itu menghembuskan napas, jengah.
"Lepasin gue, Bri."
"Gak!"
"Lep—."
"Lo masih sayang gue kan?"
Entah.
"Gue tau lo sayang sama gue, Jev."
"Gue bilang lepas, Bri!" ucap Jevan sambil memutar tubuhnya dan melepaskan pelukan gadis itu.
"Iya, gue sayang sama lo." Jevan menatap nanar Brita. "Tapi itu dulu, sebelum lo berubah jadi orang yang gak bermoral."
Air mata gadis itu menetes. Entah asli atau palsu, Jevan tidak perduli lagi.
"Sekarang, ada yang lebih berhak dapet sayang gue. Bukan lo tapi Ayumi."
"..." Brita mengepalkan tangannya. Wajah gadis itu memerah bak kepiting rebus.
Setelah mengatakan itu, Jevan meninggalkan kamarnya tanpa sedikitpun menoleh kebelakang. Membuat mood gadis itu semakin memburuk.
Kedua kakak beradik itu memang penghancur hidupnya. Dulu Jevin sekarang Jevan.
"Mereka berdua, harus membayar semua ini!" desis gadis itu sambil menghapus air mata dipipinya.
Gadis itu bersumpah akan membuat kedua orang itu menderita ditangannya. Agar mereka juga merasakan sakitnya menjadi seorang Brita.
TBC
Apakah part ini sedikit menjawab pertanyaan kalian??
Pemberitahuan sedikit, next update-end akan aku PRIVATE karena setelah ini semua update-an akan berisi penjelasan yang mungkin kalian butuhkan untuk mengerti jalan cerita ini.
Yang belum follow aku, silakan follow terlebih dahulu.
Salam cinta dari aku, Si kacamata yang lagi falling in love sama minhyun oppa💗😂