Bab 21

2.6K 152 0
                                    


"Tau parasit gak lo? kalo gak tau. Ngaca!"





📷📷📷

Jika ada alat pengukur emosi didunia ini, sudah pasti alat itu akan rusak kalo dipakai oleh Ayumi dalam sekali pakai. Dan baru kali ini juga, Ayumi jadi ingin kerumah sakit untuk mengecek darah yang dipastikan tinggi. gimana gak, sejak sesosok menyebalkan yang menjabat sebagai ketua eskul —Jurnalistikyang bernama Setan terus menganggu hidupnya. Ya setan licik. Jevan.

Cih!

"Yum liat, pacar lo udah nunggu tuh dari tadi. Samperin gih, bosen gue disini."

Ayumi mendelik menatap Shilla kesal. "Apaan sih! gak mau gue."

Bel pulang sekolah sudah berbunyi dari sepuluh menit yang lalu, namun Kedua cewek itu masih berada didalam kelas. sebenarnya itu hanya akal-akalan Ayumi agar terbebas dari manusia satu (baca:Jevan) yang sedari tadi menunggu Ayumi di pojok kelas yang kebetulan adalah jalan satu-satunya keluar dari gedung XII IPA. Ayumi tidak habis pikir dengan cowok itu dan lagi pula Ayumi curiga bahwa Jevan pasti mempunyai rencana dibalik semua perilakunya itu.

"Udah ah, gue mau pulang. bang saga udah nunggu di depan gerbang."

"Ya udah sana."usir Ayumi.

"Mau nebeng gak?"

Ayumi menggeleng cepat. "Gak, gue mau keluar dulu habis ini."

Bukannya Ayumi munafik. selama ini keluarga Shilla sudah banyak membantunya apalagi orang tua dan abangnya Shilla yang selalu pasang badan membelanya jika cewek itu tertimpa masalah. sebut saja kenakalan-nya-bullying- yang sering dilakukan Ayumi. keluarga Shilla tau dengan jelas masalah Ayumi disekolah. Awalnya Ayumi sama seperti gadis kebanyakan namun sejak lumpuhnya Arima, cewek itu berubah total. Yang dulu dipanggil oleh kepala sekolah atas prestasi cemerlangnya berubah menjadi panggilan yang bertemakan peringatan dan berujung dengan skorsing yang sudah tidak terhitung jumlahnya. Ya, itulah Ayumi versi sekarang.

"Ditungguin, bukannya keluar malah sembunyi disini."

Suara familier itu membuyarkan lamunan cewek berwajah cantik yang tengah bertopang dagu sembari duduk dikursi guru. Ayumi menoleh dan mendapati Jevan tengah bersandar dengan tangan bersidekap di daun pintu.

"Gue udah jamuran tau gak, nungguin pacar gue keluar."ucap cowok itu.

Ayumi berdecih. "Hello, disini ada gak pacarnya cowok brengsek itu?"tanya Ayumi dengan sedikit berteriak sambil tangannya menunjuk kearah Jevan seakan cewek itu tengah bertanya dengan seseorang disana. Padahal didalam kelas itu sepi, hanya ada Ayumi dan Jevan.

Hening. 

"Lo pacar gue."

"Siapa? Gue?" Ayumi menunjuk dirinya sendiri. cewek itu berjalan menuju pintu, berdiri menantang cowok yang selalu berkoar-koar tentang hubungan yang tidak pernah diaminkan oleh Ayumi.

"Menurut kalian, siapa pacar gue selain cewek galak itu?" Kali ini Jevan yang bertanya dengan suara keras, memecah keheningan kelas yang memang hanya ada mereka berdua dan penunggu kelas- hantu dan sebangsanya-. Ayumi mendengus kesal sembari menatap Jevan geram.

"Ngapain sih lo kesini. muak gue liat muka lo itu!"

"Tadi gak denger gue ngomong apa?"tanya Jevan, tidak memperdulikan ucapan Ayumi barusan.

Idola [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang