Bab 48

2.2K 106 8
                                    

Aku merasa ada yang salah disini.
Aku yang mulai percaya dan mencinta.
Atau,
Kamu yang mampu membuatku luluh hingga jatuh cinta.
Namun sadarku ternyata,
Salahmu adalah ada.



💠💠💠

Ayumi pingsan!

Pemandangan langka itu sontak menjadi buah bibir satu sekolah. Tidak ada yang menyangka bahwa seorang Ayumi juga bisa pingsan seperti itu, apalagi mengingat bagaimana eksistensi gadis itu sebagai seorang Ayumi. Si primadona sekolah.

Saat ini, jangan tanya seramai apa teras UKS karena dikerumuni oleh siswa-siswi yang mempunyai tingkat kepo luar biasa saat ini. Kalau saja pak Wandi— guru olahraga, tidak berteriak marah pada mereka yang berusaha mengintip kedalam ruangan, sudah bisa dipastikan makhluk-makhluk itu tidak akan membubarkan diri.

"Bapak keluar dulu. Kamu jagain temen kamu itu, ya." ucap pak Indra bangkit dari kursi dipojok ruangan.

Shilla menggangguk mengiyakan. Gadis itu menatap pak Indra yang berjalan keluar ruangan UKS. Setelah pak Indra berserta pak Wandi yang tadi berdiri didepan teras UKS— untuk berjaga-jaga, pergi, Shilla menghembuskan napas lega. Shilla merasa canggung plus takut saat harus berada didalam satu ruangan dengan pak Indra— guru yang telah dicapnya menakutkan sedari dulu.

"Lo suka banget ya, sama Jevan? Sampe rela ikut panas-panasan di lapangan." Shilla menatap Ayumi yang memejamkan matanya.

Shilla sama sekali tidak menyangka. Shilla memang mengetahui Ayumi tidak bisa berlama-lama dibawah sinar matahari. Namun, Ayumi jatuh pingsan sama sekali bukan hal yang bisa Shilla pikirkan. Dibanding dirinya, fisik Ayumi terkenal kuat.

Sejak dulu, Ayumi hebat dalam olahraga. Beberapa kali, Ayumi ikut berpartisipasi dalam perlombaan bola basket tingkat putri. Bahkan teman satu teamnya mengetahui kelemahan Ayumi yang satu itu, hingga mereka memutuskan untuk latihan saat sore ataupun malam hari.

"Kalo gue tau, lo bakal nyamperin Jevan seperti yang gue suruh. Gue udah pasti nahan lo, Yum."

"Lo kok sebego itu sih, Yum!" cecar Shilla. "Lo kan tau, lo gak bisa lama-lama dibawah matahari."

Shilla mendesah kesal. "Yum, bangun dong. Jangan tidur mulu!"

"Berisik!"

Shilla terdiam saat melihat Ayumi menoleh dan menatap tajam. Shilla mengangkat alisnya, bingung.

"Kepala gue masih pusing, tau gak? Ngoceh mulu lo dari tadi." Ayumi menutup matanya kembali, menetralisir rasa pusingnya.

"Yum." eja Shilla. "Lo gak pingsan, ya?"

Ayumi segera bangkit dan duduk disisi ranjang. "Menurut lo?"

"Lo kok tega banget! Gue khawatir tau!" Kesal Shilla.

Ayumi memijat pelipisnya. "Gue cuma pusing doang. Gak sampe pingsan juga."

"Tapi kok... Lo..dilapangan..." ucapan Shilla terhenti. Gadis itu memicingkan matanya. "Atau jangan-jangan.."

"Apa?!" tanyanya.

"Lo cuma modus, buat digendong Jevan." tuduh Shilla.

Ayumi melotot kaget. "Sembarangan lo!"

Idola [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang