Bab 27

2.2K 134 0
                                    


Cowok itu tersenyum sinis mendengar ucapan yang terlontar dari gadis itu. Matanya menatap tajam, gadis yang juga  memandangnya dengan rasa—yang Jevan tidak perduli sama sekali, saat ini.

"Lo gak kangen sama gue?" Gadis itu berjalan, menuju tepi kolam tanpa melepaskan tatapannya dari Jevan.

Jevan mendengus. Cowok itu berenang menuju tepi—agak jauh dari gadis itu, beranjak pergi dari sana. Moodnya sudah hancur karena permasalahannya dengan Gilang dan ia tidak mau moodnya bertambah hancur karena gadis ini. Gadis yang kembali datang kerumahnya, memasang wajah manis. Seakan semuanya baik-baik saja.

"Jeje." panggil gadis itu.

Dulu, mungkin Jevan akan senang jika gadis itu memanggilnya dengan nama panggilan ini. Namun sekarang situasinya berubah, jangankan senang, menoleh pun Jevan enggan.

"Jeje, please..."

Jevan menulikan pendengaran nya, berusaha keras untuk tidak menyahut, menoleh—atau apapun itu. Cowok itu berjalan cepat, masuk kerumah berharap gadis yang kini pasti tengah mengikutinya—seperti dulu. Jevan menggeleng, berusaha mengusir kenangan masa lalunya dengan gadis itu.

"Jeje."

Jevan mematung saat sebuah tangan memeluknya dari belakang. Sejenak Jevan merasa bahagia, dipeluk seperti ini oleh gadis yang entah kenapa sempat singgah dihatinya, dulu.

"Gue kangen sama lo, Je." Jevan memejamkan matanya saat mendengar nada lirih dari gadis yang tengah memeluknya kini. "Please.. Jangan jauhin gue lagi."

Sekelebat bayangan muncul diingatannya, membuatnya seketika memutar tubuh, mendorong jauh tubuh gadis itu. Matanya menatap nyalang kearah gadis yang sama sekali tidak berubah, cantiknya.

"Menjauh dari gue."

"Jej—"

"Dan jangan manggil gue dengan sebutan itu lagi!"tukas Jevan, dingin dan menusuk.

Sontak saja raut wajah gadis itu berubah, terluka. "Jevan."lirihnya.

Jevan menatap gadis dihadapanya, jengah. "Mending sekarang lo keluar dari rumah gue!" ucapnya tajam.

"Lo gak bisa ngusir gue kayak gini."sahut gadis itu tak terima, masih dengan raut wajah terluka.

"Kenapa gue gak bisa ngusir lo? Lupa... kalo rumah ini rumah gue?!" sinis Jevan.

Kalau diizinkan, seumur hidup Jevan tidak pernah mau mengucapkan kalimat menyakitkan seperti ini kepada gadis dihadapannya sekarang. Namun nyatanya, semesta tak pernah berpihak padanya. Takdir yang dipikir indah, harus buyar saat dirinya harus kehilangan orang yang disayangi untuk selamanya. Selamanya. Karena gadis ini.

"Sekarang lo pergi dari rumah gue!" Jevan mencengkram erat pergelangan tangan gadis itu, lalu mendorongnya keluar rumah.

"Jeje."

"Stoppp!" Jevan menunjuk kearah wajah gadis itu. "Jangan panggil gue dengan sebutan menjijikan itu lagi!"

"Jevan?"

Jevan menoleh saat pintu rumah yang tadinya tertutup, kini terbuka lebar dengan seorang wanita paruh baya berdiri disana, menatap kedua insan itu heran.

"Kalian kenapa diluar?"

"Tante Lina." Gadis itu berjalan mendekati mama Jevan, berusaha mencari perlindungan dengan mencengkram erat lengan Lina. Takut jika sewaktu-waktu Jevan kembali mengusirnya jauh, seperti tadi.

"Kenapa sayang?" tanya Lina bingung. Lina menatap Jevan penasaran.

"Jevan?"

"Dia harus pergi dari sini." ucap Jevan. Biar rasa benci aku tidak bertambah besar ma sama dia.

"Pergi?" mama menatap Jevan tidak percaya.

"Tante.. Please jangan usir aku." ucap gadis itu seraya memandang Lina memelas.

"Gak sayang, tante gak bakal ngusir kamu kok." ujar Lina menenangkan.

Jevan memandang mamanya jengah. "Ma."

"Kamu apaan sih. Ngusir tamu mama, ada masalah apa kamu sama dia?" tanya mama tak habis pikir.

"Mama.. aku gak mau dia ada disini." pinta Jevan lelah, malas menjelaskan jawaban yang sudah pasti mamanya tahu jawabannya.

"Jej—"

"Brita!!" seru Jevan emosi. "Sekali lagi lo sebut nama itu. Gue gak segan-segan ngelempar lo ke bandara lagi!" ancamnya.

Lalu, dengan emosi yang masih membuncak Jevan beranjak masuk kedalam rumah. Meninggalkan kedua wanita yang saling berpandangan.

"Tante."

Lina tersenyum lembut. "Udah jangan dipikirin. Tante yakin, Jevan bakal maafin kamu kok."

Meski tante gak tau, masalah apa diantara kalian.

Tbc

Sumpahhh...
Ini part paling gaje yang aku tulis😂😂
Maafkan daku updatenya lama bangett🙏🙏😬
Semoga kalian masih minat yah baca cerita ini.
Insyaallah aku usaha update terus mulai sekarang, berhubung aku libur panjangggg banget..
Doakan supaya ide cerita ini ngalir lancar.
Vote dan koment ditunggu😉😉

Idola [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang