Bab 41

2.2K 127 13
                                    

Jika ada pilihan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jika ada pilihan..
Aku memilih menghilang sekalian daripada harus hidup tanpa mengingat kenangan yang hilang terlupakan.

💠💠💠


"Bik, stop. Disini aja."

Bik Tuni yang tengah mendorong kursi roda mendadak berhenti disisi trotoar taman. Arima menoleh kebelakang, menatap wajah bik Tuni penuh keringat karena panas matahari yang mulai meninggi. Tak jauh berbeda dengan dirinya.

"Ada apa non?"

Arima melepaskan genggaman tangan bik Tuni dari kursi rodanya. "Bibik gak usah dorong lagi. Aku bisa sendiri."

"Eeeh, jangan non. Biar bibik aja yang dorong, nanti non Rima capek lagi."

Arima menggeleng pelan. "Gak usah bik. Ayunannya juga udah deket."

"Tapi..."

"Bibik beliin aku es krim itu aja." ucap Arima sambil menunjuk kearah tenda penjualan es krim tak jauh dari sana.

Memang. Di setiap hari minggu pagi, taman komplek akan ramai dari biasanya. Orang jogging, tempat kuliner, semua berkumpul menjadi satu ditempat ini. Arima sebenarnya risih harus berada ditengah keramaian seperti ini, tapi gadis itu sudah rindu untuk hanya sekedar bermain ayunan seperti biasanya.

Dengan pelan, gadis itu menjalankan kursi roda miliknya menuju ayunan yang tinggal berjarak satu meter dari tempatnya. Sesekali Arima tersenyum saat beberapa kali orang-orang menyapa dan menawari membantunya, yang sudah pasti ditolaknya. Karena lagi-lagi, gadis itu tidak ingin dipandang rendah.

Sialnya, Arima mulai kesusahan saat melihat jalan menurun untuk mencapai ke area ayunan. Gadis itu memejamkan mata, menyakinkan diri.

Aku bisa!

Namun nyatanya, gadis itu kehilangan kendali saat kursi rodanya tersandung batu dan membuat kursi roda itu melaju tanpa bisa dihentikannya.

Deru napas gadis itu terdengar cepat hingga seseorang menahan kursi roda itu dari belakang. Arima memegang dadanya, terlalu terkejut karena hal ini.

Gadis itu menoleh, hendak berterima kasih pada orang yang telah menolongnya itu.

"Terima ka...."

Raut wajah Aroma berubah pucat saat melihat siapa yang menolongnya. Gadis itu semakin mencengkram erat pegangannya saat mendengar suara orang itu.

Idola [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang