Bab 30

2.4K 137 3
                                    

Pada akhirnya,
Senyum yang mustahil ada
Kini hadir karena sebuah nama.. Kamu.

***






Ayumi tidak pernah menyangka bahwa dirinya akan berada di dalam mall di jam sekolah lengkap dengan seragam sekolah yang masih menempel ditubuhnya, dan jangan lupa kini dirinya sedang berjalan beriringan dengan cowok yang selalu di labeli dengan brengsek atau sialan- olehnya.

"Sebenernya kita mau kemana sih?" tanya Ayumi, kesal.

Jevan menoleh seketika dengan senyum jahil menghiasi wajahnya. "Syukur deh, kamu udah nerima aku."

Langkah Ayumi terhenti. Gadis itu menatap Jevan heran. "Apaan sih? Gak usah pake aku kamu segala. Geli tau gak!"

Melihat Ayumi berhenti berjalan, Jevan pun ikut-ikutan berhenti. Cowok itu berbalik menghadap Ayumi sembari tangannya bersidekap didada. "Kenapa gak boleh? Kamu lupa, kamu pacar aku?"

Ayumi menatap lurus Jevan. "Udah lupa!" sahutnya kesal.

"Ya udah. Hari ini aku bakal bikin kamu inget kalo kita itu lagi pacaran.ayo!" ucap Jevan sambil meraih tangan Ayumi erat dan menarik gadis itu menuju sebuah butik yang tepat berada diujung tempat mereka berdiri, tanpa memperdulikan teriakan kesal dari Ayumi.

***

Ayumi mendengus kesal. Keputusannya untuk ikut membolos bersama Jevan adalah hal yang paling dia sesali seumur hidup.

Jevan, cowok nyebelin plus sialan kuadrat itu nyatanya punya sifat pemaksa dan sedikit protektif.

Gimana enggak, setelah memaksanya memakai baju couple yang sukses bikin Ayumi enek sendiri, sepanjang jalan Jevan terus memegang tangannya.

"Lo tuh nyebelin tau gak? Lepasin tangan gue!" seru Ayumi.

Jevan melirik Ayumi sebentar. "Buat apa?"

"Gue risih Jevan." ucap Ayumi, gemas.

Jevan menoleh, menatap Ayumi dengan wajah menahan senyum. "Kok nama aku jadi makin bagus ya, kalo kamu yang sebutin?" goda Jevan.

"Apaan sih lo, alay tau gak!" ucap Ayumi sambil refleks memukul bahu Jevan.

"Tapi kayaknya lebih bagus kalo kamu manggil sayang ke aku." sahut Jevan sambil mengedipkan sebelah matanya, mengoda Ayumi.

Ayumi menyerngit geli. "Ogah!"

Jevan tertawa kecil. "Ayo!" ucapnya lalu berjalan pelan sesekali sambil mengayunkan genggaman tangan mereka.

"Kemana?" Ayumi melirik cowok yang masih setia mengandengnya itu.

"KUA"

Ayumi melotot sebal. "Lepas gak!" ucapnya kesal.

Cowok hanya menggeleng sambil terus berjalan pelan. Ayumi menghela napas, memilih menyerah dan mengikuti kemauan Jevan.

Tak butuh waktu lama, kedua anak remaja berpakaian couple itu sampai di area sebuah permainan yang memang terletak di dalam mall tersebut.

Idola [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang