Bab 33

2.2K 145 5
                                    

"Karena dengan melihatmu saja, aku tau bahwa aku tak pernah sendirian."

💠💠💠


Suasana ruang makan keluarga Ayumi agak berbeda dari biasanya. Entah kenapa. Mungkin karena mama yang terus menampakkan senyumnya. Pada Arima dan anak sulungnya, Ayumi.

Iris mata Ayumi memperhatikan semua tingkah sang mama. Dari yang  mengajaknya mengobrol masalah sekolah, mengambil makanan untuknya dan Arima, dan lain-lain. Aneh.

Ayumi merasakan gelagat sang mama berbeda. Namun, bila dikatakan yang sejujurnya. Ayumi bahagia. Sikap mamanya yang lembut dan hangat sudah kembali lagi. Dan itu saja sudah cukup baginya.

"Mama bahagia banget hari ini." celetuk Arima.

Ayumi menoleh. Nyatanya bukan hanya dirinya yang merasa aneh dengan sikap mamanya. Arima juga. Gadis itu bahkan menatap mama penuh tanya.

Mama menatap kedua putri kandungnya diam. Tidak ada niatan untuk menjawab pertanyaan Arima. Canggung. Suasana yang hangat tadi berubah seketika.

Hingga suara bel rumah menghentikan acara tatap-tatapan ibu dan anak itu. Ayumi yang merasakan aura kecanggungan itu segera berdiri. Mengajukan diri untuk membuka pintu. Entah dari siapa.

"Hai."

Ayumi tak butuh waktu lama untuk segera bereaksi setelah mendengar sapaan "hai" dari cowok yang berada dibalik pintu rumahnya. Gadis itu meraih tangan Jevan dan membawanya menjauh dari pintu rumahnya.

"Kamu kok disini?" tanya Ayumi penuh selidik.

"Kangen."

Alis Ayumi terangkat. "Really?"

Jevan mengangguk sambil tersenyum kecil.

"Gak percaya tuh."

"Jalan yuk." ajak Jevan.

"Malam-malam gini. Dingin." Ayumi menggeleng.

"Temenin aku sebentar. Sekalian ada yang perlu aku jelasin."

Ayumi menoleh kearah pintu rumahnya. Disana, sang mama sudah berdiri sambil bersidekap menatapnya dan Jevan dalam diam.

Jevan yang juga menyadari kehadiran mama Ayumi, bergegas menghampiri. Meninggalkan Ayumi yang menatapnya horor.

"Malam tante." sapa Jevan sambil mencium tangan mama Ayumi.

"Malam. Teman Ayumi?" tanya mama, tanpa basa-basi.

"Iya ma." seloroh Ayumi tiba-tiba. Takut jika Jevan mengatakan mereka pacaran.

Karena saat ini, dirinya sudah berdamai dengan sang mama. Ayumi tidak tau bagaimana reaksi sang mama jika sebenarnya dirinya sudah berpacaran. Ayumi belum siap meneguhkan hati untuk dimusuhi lagi oleh mama, orang tua satu-satunya saat ini.

"Ada apa kemari?"

"Saya mau mengajak Ayumi keluar tante."

Ayumi menatap Jevan yang berdiri disampingnya tak percaya. Cowok itu nekat sekali. Membuat Ayumi menunduk, takut.

Hanya dengan mamanya Ayumi seperti ini. Takut. Mendiang papa mengajarkannya untuk selalu takut pada mama. Takut untuk melakukan hal-hal diluar batas kewajarannya.

Idola [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang