Bab 56

3.2K 149 16
                                    

Bila waktu bisa diulang kembali.
Semuanya akan tetap sama.
Karena waktu bukan tentang mencegah tapi tentang melihat kembali kebodohan dan kesalahan yang sama.

-untuk kamu, yang selalu berharap bahwa waktu bisa diulang kembali-

✨✨✨

Jika saja dirinya tidak sedang berada dipinggir jalan, Brita pasti sudah tertawa karena mendengar ucapan dari gadis cacat dihadapannya.

"Aku kira kamu sudah berubah. Tapi ternyata, kelakuan kakak masih sama. Seenaknya dan kekanak-kanakan."

Brita mengerjap kaget, senyum meremahkan yang menghiasi wajahnya luntur seketika.

"Lo beneran mau mati, ya?" Brita dengan cepat meraih pegangan kursi roda gadis itu, lalu mengarahkannya ke arah jalanan yang dilalui oleh kendaraan yang berlalu lalang.

"Silahkan." Arima menoleh, menatap Brita dengan wajah datarnya. "Setidaknya ini bisa bikin kakak berada ditempat, dimana kakak ngirim kak Shilla sekarang."

Brita tertawa hambar. "Lo ngancem gue, hah?! Shilla gak bakal bebas sampe kapan pun."

Arima mengangguk. "Aku inget semuanya sekarang."

Brita menatap Arima tajam. Sedang yang ditatap, tidak merasa terintimidasi.

"Berusaha menyakiti adik kelas dengan alasan obsesi dan menguncinya digudang. Itu bentuk tindak kejahatan kan?"

"Lo?!" geram Brita.

Gadis itu cemas sekarang, karena si cacat sudah mendapatkan kembali ingatannya. Apalagi Arima mencoba mengancamnya dengan kejadian masa lalu.

"Awalnya aku gak berniat melaporkan semuanya ke polisi." Arima mengalihkan pandangannya, menghadap lurus. "Tapi sepertinya, kakak udah ngelewatin batasnya. Jadi... jauhin tangan kakak!"

Arima menepis keras tangan Brita hingga membuat gadis itu mundur beberapa langkah. Brita yang kaget karena reaksi tiba-tiba itu, menatap marah Arima.

"Sayang sekali, tapi kayaknya lo gak bisa ngelaporin gue. Karena lo..." Brita menarik kembali pegangan kursi roda itu, lalu menunduk, berbisik di telinga gadis itu. "Harus mati hari ini!"

Entah apa yang ada dipikirannya, Brita mendorong kursi roda itu dengan kuat menuju jalan, bertepatan dengan mobil berlawanan arah yang hendak melintas.

"Awass!!"

Teriakan orang-orang disana, membuat Arima memilih memejamkan matanya. Bayangan wajah sang kekasih, melintas diotaknya.

Apakah ini akhirnya?

Arima sangat merindukan Jevin. Sosok yang dilupakannya bertahun-tahun lamanya. Sosok yang sudah meninggalkannya lebih dulu, menghadap yang maha kuasa. dan mungkin sosok kedua yang akan menunggunya disurga bersama papa.

Bruk!

***

"Mama..."

Ayumi menghentikan langkahnya, menatap sosok yang menatapnya kaget karena kedatangannya yang tiba-tiba.

"Kenapa kamu disini?" Firda segera beranjak dari kursi saat melihat putrinya itu berjalan mendekatinya.

Idola [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang