7. Paket Misterius

2.2K 128 184
                                    

Menatapnya saja membuat jantungku berdetak kencang, aku tak tahu kenapa bisa begitu. Yang jelas aku ingin mendekatinya, entah karena alasan apa?

~ Ara Deandra Khanza ~

Pagi hari, Orion seperti biasa sarapan sendiri di meja makan. Karena, orangtuanya sudah berangkat ke kantor. Orion hanya sarapan roti tawar menggunakan selai coklat, saat dia sedang sarapan Mars datang untuk berangkat bersama dengannya.

"Lahap banget sarapannya, gue boleh numpang sarapan di sini kan Rion." kata Mars sudah mengambil roti tawar dan mengoleskan selai nanas.

Orion hanya menatap Mars sekilas. Lalu, Orion kembali memakan roti tawarnya lagi. Orion memang sudah terbiasa dengan sikap Mars yang sudah seperti di rumahnya sendiri saat berada di rumah Orion.

"Loe udah ngerjain PR matematika loe Rion, gue nyontek boleh ya?" kata Mars sambil mengunyah rotinya.

Orion langsung menatap tajam Mars, Mars yang tahu arti tatapan Orion langsung tersenyum.

"Gue bercanda kali Rion, matanya biasa aja," Mars kembali fokus menyantap rotinya lagi.

Beberapa menit kemudian, Orion dan Mars sudah selesai Sarapan. Mereka berdua langsung bersiap untuk berangkat ke sekolah, namun tiba-tiba ada yang datang mengantarkan sebuah paket ke rumah Orion.

"Permisi Mas, ini benar rumah saudara Orion Angkasa Putra?" kata orang yang baru datang yang ternyata kurir pengantar paket.

"Iya pak, saya yang bernama Orion. Ada apa ya Pak?" tanya Orion penasaran dengan kurir itu.

Kurir itu langsung memberikan sebuah paket kepada Orion, Orion menerima paket itu dengan rasa penasaran. Orion menandatangani surat keterangan paket itu, lalu kurir itu berpamitan pergi kepada Orion.

Orion yang penasaran dengan paket itu langsung membawa paket itu ke dalam kamarnya. Mars yang melihat Orion kembali masuk penasaran dengan kotak sedang yang dibawa Orion.

"Rion, itu kotak apa? Loe habis dapat paketan dari siapa? Kok pagi-pagi gini udah dapat paketan?" kata Mars penasaran dengan kotak yang dibawa oleh Orion.

Orion tak menjawab pertanyaan Mars, Orion langsung membawa kotak itu ke kamarnya. Namun, Orion bingung dari siapa paket itu dikirim karena di kotak itu tidak ada nama pengirimnya.

Orion meletakan paket itu di kamarnya, lalu dia kembali ke depan rumahnya untuk berangkat ke sekolah menggunakan mobilnya. Orion memang selalu berangkat bersama Mars, karena memang rumah mereka berdekatan dan mereka juga bersaudara. Jadi, wajar bila mereka sangat dekat dan akrab satu sama lain.

"Ayo Rion, kita nanti terlambat. Nanti kan kita jam pertama matematika bisa dihukum kalau sampai kita terlambat," kata Mars mengingatkan Orion yang nampak santai.

Orion tidak menjawab perkataan Mars, dia langsung masuk ke mobil, karena Orion memang tidak suka berbasa-basi.

15 Menit perjalanan, Orion dan Mars sampai di sekolah. Mereka tidak terlambat karena Orion memang mengendarai mobilnya cukup cepat. Namun, baru saja memarkirkan mobilnya. Orion sudah dihadang oleh seseorang yang beberapa hari membuatnya kesal, jujur Orion tak mau berurusan dengan orang yang baru dia kenal.

"Pagi kak Orion, kakak baru sampai juga? Kita sama dong kak," kata seorang gadis yang nada ceria menyapa Orion yang baru saja memarkirkan mobilnya.

Orion hanya diam. Lalu, dia pergi meninggalkan gadis itu tanpa mengatakan sepatah katapun. Mars yang ada di samping Orion hanya sedikit tersenyum kepada gadis itu.

Gadis yang merasa tak dilirik oleh Orion, mencoba menahan emosinya karena tak dihiraukan oleh Orion.

"Dasar kak Orion songong, awas aja nanti aku pasti bisa luluhin hati kakak. Aku Ara Deandra Khanza pasti bisa dapatin kak Orion yang super cuek, dingin dan songong," kata gadis itu yang ternyata Ara, mencoba menyemangati dirinya sendiri.

ORION [COMPLETED] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang