52. Berjuang

1.2K 80 39
                                        

"Gue akan berjuang buat lo, apapun yang terjadi. Ternyata lo memang udah bisa buka hati gue yang terkunci."
~ Orion Angkasa Putra ~



Keesokan harinya. Tepatnya saat jam istirahat, Orion, Aries dan yang lainnya bermain basket di lapangan. Mereka sengaja menikmati waktu luang itu untuk semakin mengasah kemampuan bermain basket mereka semua. Namun, tanpa sengaja Aries melihat kedatangan sebuah mobil yang terlihat membawa sebuah alat musik. Yang sepertinya, baru saja dibeli oleh sekolahnya.

"Ini saatnya buat lo berjuang, Rion." Aries berbisik kepada Orion yang memang ada di sebelahnya sedang men-dribble bola basket itu.

Orion yang mendengar perkataan Aries langsung mendongak melihat ke arah mobil itu. Matanya membulat saat melihat sebuah benda yang selama ini sengaja dia hindari selain gitar.

Piano? Maksud Aries gue disuruh main piano buat apa? Padahal dia tahu, gue nggak bisa nyentuh alat musik itu. Kalau gue lihat itu bakalan inget sama Sagitta, Orion membatin memperhatikan piano yang berada tak jauh dari lapangan basket.

Tanpa diduga, dari kejauhan seseorang sudah berbicara dengan Kepala Sekolah. Entah membicarakan apa, yang jelas orang itu tersenyum ke arah Orion. Membuat cowok dingin itu khawatir. Pasti ada sesuatu yang direncanakan saudaranya itu.

"Rion, kamu disuruh Pak Kepsek buat nyobain piano baru Galaksi. Ayo sana kamu cobain, kamu pasti bisa! Semangat!" Gadis itu menepuk bahu Orion sembari memberi senyum semangat kepada sepupunya itu.

Aluna. Ya, gadis itu adalah sepupu Orion yang memang selalu membuat Orion tak bisa menolak keinginan gadis itu. Selain itu, teman-teman basketnya juga menyemangatinya untuk mencoba alat musik itu.

Dengan ragu cowok itu mendekati piano yang berada di pinggir lapangan basket yang tak jauh dari tempatnya berdiri. Rasa takut menyelimuti hati dan pikirannya. Akan tetapi, dia harus melawan rasa yang selama ini dia rasakan. Dia harus membuktikan bila dia mampu melakukan ketakutan yang dirasakan setelah kepergian kekasihnya itu.

Orion duduk di depan piano itu. Tangannya bergetar. Bahkan, keringat dingin keluar tanda dia memang masih merasakan ketakutan menyentuh alat musik itu. Tetapi, dia sudah terlanjur ada dihadapan sana. Di depan semua siswa-siswi Galaksi yang sudah menatapnya serius dan was-was.

Bahkan, sekarang sudah banyak yang mengelilinginya. Membuatnya semakin gugup berada di depan piano itu.

Gue harus bisa melawan rasa takut itu, harus bisa! batin Orion sembari menyemangati dirinya sendiri.

Jari-jari tangannya mulai menyentuh piano itu. Matanya kaget saat melihat bayangan sosok orang yang sangat dia cinta. Ya, kekasihnya yang dunia sudah berbeda dengannya. Senyuman terbit dibibir gadis itu, seperti menyemangatinya.

Orion mulai menyanyikan sebuah lagu yang berjudul "Jikalau Kau Cinta" yang dipopulerkan oleh Judika.

Jikalau kau cinta
Benar-benar cinta
Jangan katakan kau tidak cinta
Jikaulau kau sayang
Benar-benar sayang
Tak hanya kata atau rasa kau harus tunjukan
Jangan sampai hingga perpisahan tiba
Dan yang semua yang tersisa hanyalah air mata
Hanya air mata
Mungkin saja cinta kan menghilang selamanya
Dan semua yang tersisa hanyalah air mata
Hanya air mata
Jikalau kau sayang benar-benar sayang
Tak hanya kata atau rasa kau harus tunjukan
Percayalah
Kemanapun kau acuh cinta tak pernah rapuh
Berpaling pun tak mampu hilangkan cinta
Percayalah
Jangan sampai hingga perpisahan tiba
Dan yang semua yang tersisa hanyalah air mata
Hanya air mata
Mungkin saja cinta kan menghilang selamanya
Dan semua yang tersisa hanyalah air mata
Hanya air mata, hanya air mata, hanya air mata
Cinta

ORION [COMPLETED] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang