Orion masih kesal menatap layar handphone-nya, ingin rasanya dia tak memikirkan pesan itu. Namun, tetap saja dia tak bisa mengabaikan pesan yang selalu membuatnya berpikiran negatif.
Siapa sebenarnya peneror itu? Kenapa dia selalu membuat gue gelisah! Apa yang dia inginkan dari gue? Kehancuran? Bukankah gue udah hancur setelah kepergian Gitta, batin Orion yang duduk di salah satu bangku cafe itu.
Tiba-tiba yang menghampirinya dengan senyuman manisnya, gadis itu berusaha bersikap baik kepadanya. Walaupun, dia tahu kalau cowok di hadapannya itu tak pernah bersikap manis. Bahkan, yang ada dia selalu mendapat tatapan tajam cowok yang terkenal dingin di sekolahnya itu.
"Selamat malam, Kak Orion. Maaf aku menganggu, hm.... kakak kok nggak biasanya sendirian? Kak Mars kemana? Biasanya sama dia, Kak?" kata gadis itu yang sudah duduk di sebelah Orion.
Orion mendecak kesal mendengar perkataan gadis itu. "Ara Deandra ngapain lo ke sini? Lo nyariin sepupu gue, mau lo deketin juga terus lo manfaatin dia?"
Ara - gadis yang mendekati Orion sekarang mendengkus kesal mendengar perkataan cowok di depannya itu. Niatnya baik, namun kenapa kakak kelasnya itu selalu berpikiran dia akan menganggunya.
"Kenapa Kakak selalu aja negatif sama aku, aku 'kan cuma nanya baik-baik. Dasar cowok es!" Ara kesal lalu meninggalkan Orion yang masih nyaman duduk meminum kopinya.
Orion hanya memperhatikan kepergian Ara, dia tak menyangka bila dia harus berurusan dengan gadis yang sifatnya sangat menyebalkan. Entah kenapa setelah kepergian gadis itu, ada rasa penasaran menyelimuti pikirannya. Dia baru sadar bila beberapa belakangan ini dia sering mendapat teror setelah atau saat dia bertemu dengan Ara. Di tempat yang tak jauh dari posisinya dengan Ara.
"Ish, apa mungkin gadis itu ada hubungannya dengan teror yang selalu datang kepadaku?" batin Orion.
Tak mau memikirkan sesuatu yang tak jelas ujungnya dan belum ada buktinya, dia memutuskan untuk segera menghabiskan kopinya lalu pergi dari cafe itu.
Orion mengendarai mobilnya dengan kecepatan rata-rata. Namun, tanpa diduga tiba-tiba ada orang yang tergeletak di depan mobilnya. Dia memutuskan untuk keluar dari mobilnya, dia bingung kenapa bisa ada orang yang pingsan di tengah jalan. Dia berusaha membangunkan orang itu, namun tanpa diduga saat dia masih berusaha melakukan apa yang dia bisa bantu untuk menolong orang itu justru beberapa orang berbadan besar mendekati.
"Wah kita dapat santapan empuk nih, Bos. Ini anak pasti anak orang kaya, kalau dilihat dari mobilnya sangat mahal dan mewah." Salah satu orang berbadan besar itu meneliti Orion dari atas sampai bawah.
"Serakah semua barang berharga yang lo punya! Atau...."
Orang yang pingsan tadi ternyata bangun. Dia hanya pura-pura pingsan untuk menipu Orion agar keluar dari mobilnya.
"Oh.... jadi kalian mau memeras gue? Cara kalian licik banget! Gue nggak akan takut sama kalian," kata Orion berusaha tenang melihat beberapa orang yang mengitarinya.
Preman-preman itu tersenyum sinis kepada Orion, mereka tahu bila anak muda yang dihadapannya itu tak mungkin bisa mengalahkan mereka semua yang berbadan besar berjumlah lima orang.
"Lo mau mati anak muda! Kita masih kasih lo kesempatan hidup asal lo serahin semua barang berharga milik lo termasuk kunci mobil mewah lo itu!"
Orion melirik keadaan sekitar. Sepi. Ya, keadaan di sana sangat sepi. Bahkan, tak ada nampak ada kehidupan sekaligus lampu menerangi jalan yang sepi seperti tak pernah dilewati manusia. Salahnya sendiri, dia tak berpikir panjang memilih jalan yang tak biasa dia lewati. Dengan sigap dia berusaha melawan semua preman itu, namun apa daya dia mulai kewalahan karena kondisinya dia sekarang sendiri. Sedangkan mereka berjumlah banyak, dia berpikir pasti dia takkan mudah melawan mereka kalau keadaannya seperti ini.Apa mungkin gue bisa mengalahkan mereka semua? batin Orion.
Tanpa diduga ada seseorang datang membantu Orion, orang itu datang disaat yang tepat. Orang itu membantu Orion mengalahkan preman-preman yang berusaha merampoknya dan memerasnya. Setelah melakukan perlawanan, akhirnya Orion dan cowok itu mengalahkan semua preman walaupun itu tidak mudah.
"Makasih, Alpha. Lo udah nolongin dan bantuin gue ngelawan orang-orang tadi," Orion mengucapkan terima kasih kepada Alpha - teman sekolahnya.
"Ya, lain kali hati-hati." Alpha membalas singkat.
"Hei, gue masih belum selesai ngomong sama lo." Orion berteriak kepada Alpha yang sudah mulai meninggalkannya.
Alpha menoleh ke arah Orion.
"Ada apa lagi, Rion?" tanya Alpha.
"Rumah kita searah. Mending lo ikut gue aja, Pha." Orion berusaha menawarkan tumpangan kepada Alpha yang sudah berjasa menolongnya.
Cowok itu hanya diam menatap Orion yang terkenal sangat dingin. Namun, dia yakin teman sekolahnya itu juga punya hati, karena yang dia tahu cowok terdingin di sekolahnya itu dekat dengan satu ekstrakurikuler karate.
"Ok."
Akhirnya mereka pulang bersama menggunakan mobil Orion, rumah mereka memang searah walaupun berbeda gang. Sifat mereka memang berbeda sangat jauh, namun tidak ada salahnya mereka bisa berteman bila mereka mau.
"Sekali lagi gue makasih, Pha. Pantes aja lo jadi ketua ekskul karate, kemampuan beladiri lo emang bagus," kata Orion sudah membuktikannya sendiri melihat karate Alpha
"Iya, sama-sama. Beladiri lo juga jago, tapi kalau lo sendirian lo juga bakalan kesulitan." Alpha memberitahu Orion, dia tahu karena dia sempat memperhatikan Orion yang kewalahan menghadapi preman tadi.
"Selamat ya, Rion. Berkat lo tim basket sekolah kita menang, permainan basket lo emang makin bertambah bagus."
"Thanks."
Setelah itu mereka tak ada pembicaraan lagi, mereka berdua memang sudah untuk dipersatukan dengan sifat mereka yang berbeda. Namun, tiba-tiba handphone Orion bergetar tanda ada pesan masuk di aplikasi WhatsApp-nya
From : Who Are You?
Ternyata keberuntungan masih berpihak sama lo, Gue pastiin setelah ini lo nggak lolos lagi, Orion Angkasa Putra! Gue nggak akan ngebiarin lo hidup tenang!
****
Disisi lain, Ara duduk di ranjangnya sambil membaca novel favoritnya yang berjudul "My Ice Boy" karya penulis favorit-nya yang bernama PitSansi. Saat membaca cerita dinovel itu, dia teringat bila ceritanya mirip dengan kisahnya yang mengejar Orion. Bagaimana tidak, kisahnya seperti cerita adaptasi novel itu yang menceritakan seorang gadis yang mengejar seorang cowok dingin yang dijuluki kutub es. Sedangkan dia, mengejar cowok dingin bernama Orion yang dingin dan menyebalkan seperti karakter yang ada dicerita itu.
Apakah kisahku akan seperti cerita dinovel itu, alurnya sulit ditebak. Aku harap bisa secepatnya membuat Kak Orion bersikap baik kepadaku seperti sosok cowok dinovel ini yang pada akhirnya bisa dicairkan oleh sosok ceweknya. batin Ara.
Gadis itu teringat harus meminum obat yang memang harus rutin dia minum agar dia tak gampang sakit. Dia tak mau mengecewakan kedua orangtuanya yang sudah memberi kehidupan selama ini, walaupun dia terlihat bahagia. Namun, jujur dalam hatinya ada ruang yang membuatnya tak bahagia bila dia menuruti semua kemauan orangtuanya.
"Aku harus minum obat ini, aku nggak mau mama ngomel kalau tahu kemarin aku sempat sakit, aku harus bertahan demi semua orang yang aku sayangi."Bersambung....
Jangan lupa vote and comend ya ....
Salam,
03102018

KAMU SEDANG MEMBACA
ORION [COMPLETED]
Fiksi Remaja(Up Rabu & Sabtu) Tak semudah itu melupakan orang yang kita cintai, sesakit ini kah bila kita di tinggalkan oleh orang yang sangat kita cinta. Mungkin ini sudah jalan cintaku tapi kenapa hatiku merasa sangat sakit dengan kepergiannya yang tak ku san...