17. Tidak Akur

1.6K 103 107
                                    


Kenapa aku tak bisa membencinya, padahal dia tak pernah bersikap baik kepadaku.

~ Ara Deandra Khanza ~








Mendengar dia bernyanyi, mengingatkanku pada seseorang yang telah mengisi hatiku, Bahkan, sampai sekarang aku belum bisa membuka hatiku untuk orang lain. Batin Orion.

Orion masih terdiam di depan ruang musik, dia melihat seseorang yang akhir-akhir ini menganggunya. Dia tahu, memang gadis itu mempunyai bakat dibidang musik, dia tak menyangkal tentang hal itu namun ia tak mau memuji gadis itu.

Tiba-tiba ada yang menepuk bahunya, dia kaget lalu menoleh ke arah orang itu. Dia memang tidak asing dengan anak-anak ekstrakurikuler musik karena dia dulu anak musik namun dia mengundurkan diri beberapa bulan lalu karena tak mau larut karena bila dia masuk ekstrakurikuler musik akan terus mengingat kekasihnya yang telah meninggal.

"Yon, lo nggak mau masuk? Lo kan udah lama nggak ikut ekskul musik? Lo pasti lagi merhatiin Ara, kan? Dia termasuk anak yang berbakat bahkan mungkin dia bisa langsung terpilih mengikuti lomba musik bulan depan." Seseorang itu berbicara dengan Orion yang masih diam di depannya.

"Gue nggak minat buat ikut musik lagi, pasti lo tahu alasannya, Ga?" kata Orion.

Arga memang tahu, alasan Orion mengundurkan diri karena apa. Maka dari itu, dia tidak akan memaksa Orion ikut ekstrakurikuler musik seperti dulu, padahal dia tahu bila cowok dingin itu selalu menjadi perwakilan lomba musik.

"Ya udah kalau gitu, gue masuk dulu ya." Arga meninggalkan Orion yang masih berada di depan ruang musik.

Ara ternyata tak sengaja mengetahui keberadaan Orion, tapi dia hanya diam setelah bernyanyi. Dia masih kesal dengan sikap cowok itu yang telah mengerjainya, tapi jujur dia ingin sekali mengajak cowok itu untuk bergabung lagi di esktrakurikuler musik.

Ingin rasanya mengajak dia untuk kembali menyukai musik, batin Ara.

"Ra, lo lagi lihatin Kak Orion, Ya? Dia udah nggak gabung lagi di ekskul musik, padahal dia sangat berbakat loh Ra." Beby tiba-tiba berbicara kepada Ara yang memandangi Orion.

"Iya gue denger juga gitu, katanya Kak Orion keluar dari ekskul musik karena nggak mau ingat sama pacarnya yang udah meninggal," kata Cherry.

Ara masih terdiam, dia tak tahu harus menjawab apa. Dia langsung duduk tanpa membalas perkataan kedua sahabatnya.

***
Sore hari, Orion bermain basket di halaman rumahnya. Dia memang harus selalu latihan karena sebentar lagi dia harus menghadapi pertandingan basket melawan sekolah lain.

"Cie, rajin banget latihannya, mentang-mentang bulan depan mau tanding. Tapi, semangat ya Rion, gue yakin lo pasti bisa." Seseorang datang tidak diundang lalu ikut bermain basket.

"Iya Mars, lo juga futsalnya jangan buat main-main. Lo kenapa ikut ekskul futsal? Nggak ikut basket?" tanya Orion.

Mars tersenyum, dia memang sama seperti Orion berbakat di ekstrakurikuler basket namun dia akhirnya memilih mengikuti futsal agar bakat lainnya terasah.

"Gue mau coba hal yang berbeda Rion, nanti kalau gue ikut basket lo nambah saingan buat calon kapten basket, lo kan udah ada saingan si Aries. Hati-hati sama dia yang selalu jadi saingan lo." Mars mengingat Orion, namun dia memberitahu dengan nada bercanda karena dia dekat dengan Orion maupun Aries.

"Gue nggak pernah anggap dia saingan, kalau dia mau jadi kapten basket juga nggak apa-apa," kata Orion.

"Gaya lo, kalau soal Ara? Lo beneran nggak tertarik sama cewek itu? Kayaknya cewek itu tertarik sama lo, dan gue lihat Aries juga suka sama Ara," kata Mars.

ORION [COMPLETED] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang