57. Prom Night

1.2K 77 65
                                    

Matanya seperti menghipnotisku, membuatku terpesona dengan semua yang ada dirinya.
~ Ara Deandra Khanza ~

***

Malam hari. Tepatnya, malam diadakannya acara Prom Night SMA Galaksi. Semua murid berdatangan, mereka menggunakan jas dan dress sesuai apa yang mereka inginkan.

Tak terkecuali Ara, gadis itu baru saja turun dari mobil. Kebetulan ia diantar oleh supirnya, gadis itu melihat suasana sekelilingnya saat memasuki aula Galaksi. Di sana sudah sangat ramai, penuh dengan siswa-siswi menggunakan topeng. Ia tak bisa mengenali semuanya, "kenapa aku jadi deg-degan gini, sih?"

Ara berjalan mencari sahabat-sahabatnya, namun dia tak menemukan mereka. Tetapi, dia terus berusaha mencari orang yang mungkin dia kenal. Penampilan sama seperti yang lain memakai topeng, gadis itu memakai dress warna biru panjang roknya selutut membuatnya semakin cantik dan menawan. Ia terus memperhatikan sekelilingnya sampai akhirnya acara dimulai.

Bruk!

Tak sengaja dia menabrak seseorang yang dia tak tahu siapa, karena semua menggunakan topeng. Namun, setelah saling tatap beberapa detik. Orang itu mengulurkan tangannya seraya mengajaknya dansa, matanya mencoba mencari tahu siapa cowok di hadapannya itu.

Cowok itu kembali membuatnya terpaku, seakan membuatnya terpesona. Sebelum berdansa, ternyata cowok itu memberikan bunga mawar putih kepadanya. Ia heran kenapa mawar putih, orang itu seakan tahu bunga kesukaan Ara.

"Buat aku, Kak?" tanya Ara sopan, dia tak mau memberi kesan kurang ajar. Hingga akhirnya, dia menggunakan kata sapaan "Aku - Kakak".

Cowok itu mengangguk, lalu tersenyum manis ke arah Ara. Entah kenapa, itu senyuman itu membuat jantung gadis itu berdetak lebih kencang dari biasanya. Padahal, dia baru saja bertemu dengan cowok asing di depannya.

Jantungku kenapa seperti merasakan getaran aneh. Kenapa aku seperti pernah bertemu dengannya? Ara membatin sembari memperhatikan orang asing itu.

Mereka mulai berdansa. Cowok itu menuntun tangan Ara untuk berada di bahunya, sedangkan tangannya berada di pinggang Ara. Suasana canggung menyelimuti mereka, namun alunan musik slow membuat ada kenyamanan diantara keduanya. Pandangan mereka saling bertemu, sesekali cowok itu tersenyum. Ara juga membalas senyuman itu.

Matanya seperti menghipnotisku, membuatku terpesona dengan semua yang ada dirinya. Mungkinkah aku menyukainya? batin Ara.

Tak hanya Ara yang fokus berdansa, tetapi semua yang ada diacara itu juga melakukan hal yang sama dengan pasangan dansanya.

"Kakak itu Kakak kelas aku, ya, Kak?" tanya Ara lagi mencairkan suasana canggung itu ketika berdansa.

Cowok itu seperti biasa, hanya mengangguk. Ara merasa semakin penasaran siapa orang yang ada di depannya itu. Namun, ia tak mungkin terus menanyakan sesuatu kepada cowok itu.

"Nama Kakak sebenarnya siapa, sih?" tanya Ara.

Cowok itu tersenyum sembari memperhatikannya. Akan tetapi, tanpa diduga tiba-tiba lampu mati. Dan secepat kilat, orang yang berdansa dengan Ara menghilang. Ara bingung, dia berusaha mencari cowok itu tidak ketemu. Namun, ada sesuatu yang mengangkut di dress Ara. Sebuah gelang berwarna merah, gadis itu seperti mengenal dan melihat gelang seperti itu. Tapi entah di mana, dia lupa.

Setelah lampu menyala, barulah sahabat-sahabat Ara mennghampirinya.

"Ra, lo tadi dansa sama siapa? Wah lo dapat mawar kok beda dari yang lain, sih?" kata Beby melihat Ara yang masih berusaha mencari orang asing yang tadi berdansa dengannya.

ORION [COMPLETED] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang