49. Mars, Tunangan Ara

1.3K 68 42
                                    

“Gue akan berusaha jagain lo. Lo itu istimewa, gue nggak mau lo disakiti sama siapapun. Gue bakalan ngelindungi lo, apapun yang terjadi sama lo.”
~ Mars Adijaya Putra ~

Gue terlambat. Jadi, Ara sudah tunangan sama Mars. Jadi, Mars itu tunangan Ara. Kenapa dia nggak bilang sama gue? Apa dia takut gue gagalin pertunangan ini? Pantesan hari ini, dia bilang ada acara penting, ternyata ini acaranya sama Ara. Orion membatin melihat keramaian yang ada di rumah Ara.

Orion melangkah masuk ke dalam rumah Ara. Walaupun, sekarang keadaannya sudah sangat berantakan. Terkena hujan, harus berlari secepat mungkin dalam keadaan masih memakai seragam sekolahnya. Hatinya juga tak kalah berantakan, tanpa diduga sekarang tatapan matanya bertemu dengan mata Ara. Mereka saling tatap dalam jarak yang tidak terlalu jauh.

“Kak Orion?” kata Ara melihat kedatangan Orion. Matanya mulai berkaca-kaca. Tanpa dia sadari air matanya mulai menetes melihat cowok yang dia sukai menatapnya.

Akan tetapi, belum sempat Orion mendekat ke arah Ara. Ada seseorang menahan Orion. “Ngapain kamu di sini? Kamu mau bikin ribut lagi?”

“Saya cuma mau ketemu Ara sebentar, boleh, ya, Tante?” kata Orion menatap penuh harap kepada wanita paruh baya yang ada di depannya.

“Jangan pernah nemuin anak saya lagi! Saya nggak mau anak celaka, cukup satu anak Saya yang meninggal gara-gara kamu!” kata Sari.

“Izinin aja dia ketemu Ara, Mba?” kata Mutiara.

“Saya nggak akan izinin dia nemuin Ara, Ara emang diasuh sama kamu, Muti. Tapi, bukan berarti Saya sebagai Ibu kandung Ara ngijinin anak saya bergaul sama cowok pembawa sial ini!” kata Sari menunjuk Orion.

Orion terus berusaha meminta ijin menemui Ara yang masih setia menatapnya dengan mata berkaca-kaca. “Tolong Tante, ijin saya sekali aja ketemu Ara, saya cuma mau ngucapin selamat atas pertunangan dia sama sepupunya saya.” Orion berlutut di hadapan Sari. Membuat semua orang merasa kasian, namun Sari tetap saja tak mengijinkan Orion menemui Ara.

Akan tetapi, Mutiara tidak tega melihat keadaan Orion. Perempuan itu yakin, bila cowok yang ada di hadapannya ini tulus melakukan ini. Dia juga bisa merasakan tatapan Ara yang terlihat seperti mempunyai rasa cinta saat menatap Orion.

“Saya ijinkan kamu ketemu Ara, tapi Tante mohon kamu jangan membuat keributan di sini,” kata Mutiara.

Orion langsung memegang tangan Mutiara, dia mengucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya kepada wanita paruh baya itu. Setelah itu, dia mulai mendekati Ara yang ada bersama dengan Mars. Hatinya bergemuruh. Dia tak tahu, apa yang dia rasakan sekarang. Tetapi, dia harus berusaha ikhlas menerima semuanya.

“Selamat, ya, Ra, Mars. Semoga hubungan kalian langgeng,” kata Orion.

Ara hanya diam. Dia mengamati keadaan Orion yang membuatnya semakin bersalah. Namun, dia sudah terlanjur menerima pertunangannya itu. Walaupun, jujur dalam hatinya yang paling dalam. Dia mengharapkan bisa bersama dengan Orion.

“Makasih, Rion. Gue benar-benar minta maaf karena gue nggak kasih tahu lo tentang pertunangan ini,” kata Mars.

“Nggak apa-apa, Mars.” Orion menepuk bahu Mars dengan senyumannya.

Orion sekarang beralih menatap Ara. Dia memberikan senyuman kepada gadis itu. Jujur, hatinya cukup sakit melihat gadis yang tanpa dia sadari telah membuka hatinya telah bertunangan dengan sepupunya sendiri.

“Gue harap lo bahagia sama Mars, Ra.”

“Jauhin aku, Kak!” kata Ara.

Orion tersenyum. Dia paham Ara sudah terlanjur sakit hati kepadanya. Wajar. Orion tahu, bila dirinya telah membuat banyak luka untuk Ara selama ini. Pantas saja, dia akan menurut permintaan gadis itu. Walaupun, dia tak sepenuhnya akan menjauh. Karena, dia ingin menunjukan rasa yang sudah ada di dalam hatinya.

“Oke, semoga lo bahagia.” Orion pergi meninggalkan rumah Ara.

***

Malam hari. Tepatnya di balkon rumah Orion. Cowok itu memandangi bintang-bintang yang bersinar terang di malam hari. Dia melihat di mana rasi bintangnya berada, dia juga melihat ke arah rasi bintang Sagitta dan Ara. Dia sadar bila kedua gadis itu mempunyai perbedaan. Walaupun, mereka mempunyai beberapa kesamaan. Musik. Mereka sama-sama menyukai semua yang berhubungan dengan musik.

Handphone-nya bergetar tanda ada pesan masuk di aplikasi WhatsApp-nya. Dia tahu, pesan itu pasti dari peneror yang selama ini membuatnya gelisah.

ORION [COMPLETED] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang