“Aku akan mencoba menghapus rasaku untuknya. Karena, aku sadar tak seharusnya jatuh cinta kepadanya. Mulai hari ini, aku akan menjauhinya. Bahkan, mungkin aku akan menjalani apa yang seharusnya menjadi takdirku.”
~ Ara Deandra Khanza ~
Dia ada di sini juga? Batin Orion memperhatikan Ara dari kejauhan.
Orion hanya terdiam dari balik pohon mendengar curhatan Ara di atas makam Sagitta. Jujur, dia tak seharusnya semarah itu dengan Ara yang mungkin tak sepenuhnya salah. Namun, hatinya merasa sakit setelah mengetahui fakta yang sebenarnya.
“Kak, aku akan mencoba menghapus rasaku untuknya. Karena, aku sadar tak seharusnya jatuh cinta kepadanya. Mulai hari ini, aku akan menjauhinya. Bahkan, mungkin aku akan menjalani apa yang seharusnya menjadi takdirku,” kata Ara yang air matanya sudah tumpah di atas nisan Sagitta – Kakaknya.
Orion masih melihat Ara yang terlihat sangat bersedih. Ingin rasanya dia mencoba mendekati gadis itu. Akan tetapi, egonya tak mau melakukan itu. Hatinya memang sudah mulai sadar semua yang terjadi sudah menjadi takdirnya.
Ara yang sudah meluapkan semua perasaannya di sana, memutuskan untuk pulang. Sedang Orion, dia hanya bisa melihat kepergian Ara menjauh dari makam Sagitta.
Setelah kepergian Ara. Orion mendekati makam kekasihnya itu, dia berjongkong di sana. Banyak hal yang dia ingin ceritakan.
“Gitt, maafin aku. Tidak seharusnya aku membenci adikmu seperti sekarang ini, tapi aku tak harus bersikap bagaimana kepadanya? Jujur, tanpa aku sadari hatiku merasa ada getaran aneh setiap dia ada bersamaku. Aku tak tahu itu perasaan, apa?” kata Orion.
Orion meletakan satu buket bunga lili di atas pusaran makam Sagitta. Cowok itu tanpa disadari meneteskan air matanya. Yang jelas, dia ingin menumpahkan apa yang dia rasakan.
“Bisakah kamu kembali menemani dan mengisi ruang hatiku? Kenapa kamu harus pergi secepat itu?”
Tiba-tiba cowok itu merasakan seperti ada yang menyentuh bahunya. Orion menoleh ke arah belakangnya, dia melihat bayangan sosok Sagitta ada di sebelahnya.
“Aku nggak bisa kembali, maafin aku. Dunia kita udah berbeda, kamu harus bisa mengikhlaskan kepergianku, Rion. Dan, aku cuma mau minta kamu lindungi orang yang aku sayang, adikku.”
“Tapi---“
Belum selesai Orion berbicara. Bayangan itu sudah menghilang secepat angin, dia hanya bisa menghembuskan nafasnya.
“Aku akan berusaha mewujudkan keinginan kamu itu, sayang. Tapi, aku tak bisa janji semuanya akan berjalan dengan baik. Karena, aku masih kecewa dengan dia yang sudah menutupi semua fakta itu.” Orion memegang nisan Sagitta.
***
Sesampai di kost-an Ara dikagetkan oleh kedatangan seseorang yang mobilnya sudah terpanggil di depan kost-nya.
“Sayang, kamu dari mana aja, sih? Mama udah nungguin kamu dari tadi, ayo pulang ke rumah. Papa udah nanyain kamu terus kapan pulang?” kata seseorang itu yang ternyata adalah Mutiara – Mama Ara. Wanita itu memeluk anaknya sangat erat, karena sudah lama tak bertemu.
Ara tersenyum. Dia memang sudah bilang ingin kembali ke rumahnya. Namun, dia tak menduga bila Mamanya menjemputnya secepat ini.
“Aku habis dari makam Kak Sagitta, Mah?” kata Ara.“Kamu apa kabar, sayang?” kata Mutiara menangkup kedua pipi anaknya itu.
“Alhamdulilah, aku baik dan sehat, Mah. Mama sama Papa sehat, kan? Maaf aku selalu bikin kalian khawatir, tapi aku beneran senang diijinin ngekost,” kata Ara.
![](https://img.wattpad.com/cover/145087274-288-k169053.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ORION [COMPLETED]
Fiksi Remaja(Up Rabu & Sabtu) Tak semudah itu melupakan orang yang kita cintai, sesakit ini kah bila kita di tinggalkan oleh orang yang sangat kita cinta. Mungkin ini sudah jalan cintaku tapi kenapa hatiku merasa sangat sakit dengan kepergiannya yang tak ku san...