39. Gugup

1.2K 85 69
                                    

Aku ingin bertahan untuknya, namun apakah aku mempunyai tempat di hatinya. Sedangkan, aku tahu hatinya sudah terisi oleh orang lain. Orang yang jelas tak bisa dia lupakan dengan mudah.

~ Ara Deandra Khanza ~

Jam pelajaran selesai, Entah kenapa lagi-lagi langkah kaki Orion membawanya masuk ke ruang musik. Matanya langsung menangkap sosok gadis yang sedang berlatih bermain gitar. Ara – gadis yang terlihat mencoba memetik gitar, namun dia terlihat kesal karena kuncinya salah tidak seperti yang dia inginkan.

Orion yang sedari tadi memperhatikan Ara menyunggingkan senyumnya diam-diam. Lalu, dia berjalan mendekati gadis itu lalu duduk di samping Ara.

“Lo mau coba kunci lagu yang tadi siang gue mainin, ya?” tanya Orion dengan wajah sok datar di hadapan Ara.

Ara yang menoleh ke arah suara yang baru aja dia dengar di dekatnya. Dia tak menyangka bila cowok dingin mengajaknya berbicara. Tetapi, dia tidak akan menyia-nyiakan waktu itu. Karena, itu termasuk waktu langka dia bisa mengobrol dengan Orion – yang terkenal sangat irit bicara. Bahkan, berulang kali dia harus berusaha keras untuk mendapatkan perhatian cowok itu dengan susah payah.

“Iya, Kak. Kak Orion mau nggak ngajarin aku mainin nada lagu yang tadi pagi ke aku?” kata Ara menatap Orion dengan wajah memelas.

“Sini!” Orion menarik gitar yang Ara pegang.

Ara memperhatikan cowok itu dengan seksama. Namun, tiba-tiba hal tak terduga membuatnya merasakan oksigen di sana menipis.

“Lo ngapain cuma ngelihatin doang? Sini gue ajarin, enak banget kalau lo cuma bengong!” kata Orion menyuruh Ara mendekat ke arahnya.

Orion memberikan gitar itu ke Ara lagi, lalu dia memposisikan dirinya ada di belakang gadis itu. Ara mulai memainkan gitar itu, tetapi tetap aja tidak sesuai kunci lagu yang diinginkan. Membuat Orion harus mengajari Ara memetik senar gitar itu. Mau tak mau, tangan mereka bersentuhan. Tepatnya, jari Orion berusaha menuntun Ara memetik senar itu sesuai kunci lagu yang dia ajarkan. Detik berikutnya tanpa diduga mata mereka bertemu, saling pandang seperkian detik. Jantung Ara berdetak kencang seperti ingin keluar dari dalam tubuhnya.

“Jangan mikir gue lagi modusin lo, ya! Gue cuma pengen lo nggak ngusahin gue lagi!” kata Orion menjauhkan diri dari Ara.

Ara hanya mengangguk. Mulutnya seperti terkunci tak mau mengeluarkan suara sedikitpun, justru hatinya yang ingin keluar saat ini.

Ara berusaha mulai memainkan gitar itu sesuai dengan kunci sesuai arahan yang tadi diajarkan oleh Orion. Jujur, dia sekarang dia sangat gugup karena cowok biasa dingin kepadanya tiba-tiba mau mengajarinya. Bahkan, membuatnya seperti kehilangan banyak oksigen dan sekarang membutuhkan banyak oksigen saat Orion ada di sebelahnya. Memperhatikannya dengan seksama dengan tatapan yang mampu membuatnya terpesona.

Aku ingin bertahan untuknya, namun apakah aku mempunyai tempat di hatinya. Sedangkan, aku tahu hatinya sudah terisi oleh orang lain. Orang yang jelas tak bisa dia lupakan dengan mudah, kata Ara dalam hati menatap mata Orion.

Orion diam bukan berarti dia tak merasakan apapun saat berada di dekat Ara. Namun, dia merasakan hal aneh yang entah apa dia juga bingung mengartikannya. Yang jelas, rasa nyaman mulai menghinggapi saat bersama dengan gadis itu. Hatinya mulai bisa menerima kelakuan nekad Ara yang selalu mengganggunya. Dia belum bisa memastikan perasaan apa itu.

Dia tak seburuk yang pernah gue pikirin. Entah kenapa, sekarang gue bisa merasakan ada ketulusan dia saat berada di dekatku. Walaupun, gue merasa dia menyembunyikan sesuatu dari gue, batin Orion.

Dari kejauhan ada seseorang yang memperhatikan kebersamaan antara Orion dan Ara dengan tatapan tak suka. Melihat pemandangan itu membuat hatinya panas, namun dia berusaha menahannya.

ORION [COMPLETED] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang