“Musik adalah hidupku. Penyemangat aku untuk tetap menghembuskan nafas di dunia ini.”
~ Ara Deandra Khanza ~Hari demi hari. Orion dan Ara semakin dekat, seperti sekarang. Orion menjemput Ara di kost-nya untuk berangkat ke sekolah bersama. Entah kenapa, sekarang Orion mulai merasa nyaman di dekat gadis itu. Ada perasaan di mana dia ingin selalu menjaga Ara. Mungkin, karena Ara merupakan target peneror yang menerornya. Namun, ada hal yang membuat Orion penasaran dengan sosok Ara. Dia melihat ada sesuatu yang gadis itu sembunyikan. Tetapi, dia tahu.
“Lo suka banget musik, ya?” tanya Orion tiba-tiba mengeluarkan suaranya saat sedang menyetir mobilnya.
Ara menoleh sekilas. Ya, sekarang mereka sedang berdua. Tidak biasanya, Orion berangkat tanpa Aluna – sepupunya. Kata Orion, Aluna sedang ada urusan yang sangat penting sehingga membuatnya berangkat tidak bersama Orion.
“Musik adalah hidupku. Penyemangat aku untuk tetap menghembuskan nafas di dunia ini.” Ara menjawab pertanyaan Orion sesuai apa yang ia rasakan. Dia memang sangat menyukai musik.
“Oh gitu, terus gitar juga berharga banget buat lo, ya?” kata Orion, dia entah kenapa menanyakan sesuatu yang berhubungan dengan musik lagi kepada Ara. Dia jelas tahu, bila semua yang berhubungan musik sangat penting untuk gadis di sebelahnya itu.
“Iya, Kak. Tapi, menurutku ada atau tidaknya gitar. Kalau kita bisa bernyanyi, kita bisa bekerjasama dengan yang lain yang mempunyai alat musik. Musik bukan hanya memamerkan suara merdu dari mulut dan pita suara kita, namun iringan alat musik yang sesuai dengan nada dan suara kita,” kata Ara.
Orion terdiam. Dia juga dulu menyukai musik, sekarang juga mungkin cowok itu mulai ingin membangkitkan semangatnya untuk bermusik lagi. Ada hal yang membuatnya ingin kembali ke dunia musik.
“Aku harap Kak Orion mau masuk ekskul musik lagi, ya? Karena, aku tahu Kakak bisa maju. Inget, Kakak cuma butuh keberanian buat kembali bermusik. Kakak harus memulainya, jangan takut memulai. Karena, aku yakin di hati terdalam Kakak, Kak Orion masih sangat menyukai musik,” kata Ara menatap lekat Orion yang masih fokus menyetir.
***
Sesampai di sekolah. Orion mengantarkan Ara sampai di depan kelas gadis itu. Pemandangan yang membuat semua kaget. Mereka tak menyangka bila cowok yang terkenal dingin, sekarang mau mengantarkan gadis yang selalu menganggunya.
“Makasih ya, Kak,” kata Ara.
Orion hanya terdiam. Lalu, cowok itu berbalik badan dengan gaya cool seperti biasanya. Orion berjalan dengan memasukan tangannya ke saku seragamnya.
Ara memperhatikan kepergian Orion. Dia sangat bahagia, gadis itu sekarang bisa mulai dekat dengan cowok yang selama ini dia ganggu. Namun, ada hal yang membuatnya nyaman dan selalu ingin berada di samping Orion. Dia harus mengingat bila dia masih mempunyai misi yang belum selesai, tetapi dia harus segera menyelesaikan misinya.
Apa aku bisa menyelesaikan misi itu secepatnya? Aku harap bisa, walaupun mungkin itu akan menyebabkan sebuah rasa sakit dan kecewa, kata Ara dalam hati.
Sesampai di kelas Orion. Cowok itu langsung dihadang oleh seorang gadis yang sifatnya tidak dia suka. Tetapi, dia tak mungkin terus menghindari gadis yang merupakan sahabatnya itu.
“Rion, lo kok sekarang kelihatan dekat banget sama adik kelas yang kegenitan itu, ya?” kata Gemini.
“Maksud lo, gue deket sama Ara, ya? Gue biasa aja sama dia, sebatas Kakak kelas sama adik kelas doang, yang dekat sama Ara itu Aluna.” Orion menarik bangkunya lalu duduk dengan santai.

KAMU SEDANG MEMBACA
ORION [COMPLETED]
Teen Fiction(Up Rabu & Sabtu) Tak semudah itu melupakan orang yang kita cintai, sesakit ini kah bila kita di tinggalkan oleh orang yang sangat kita cinta. Mungkin ini sudah jalan cintaku tapi kenapa hatiku merasa sangat sakit dengan kepergiannya yang tak ku san...