Aku harus bisa bertahan, demi keinginan orang-orang yang menyayangiku. Mungkin tak mudah bagiku untuk bertahan tapi aku yakin bisa.
~ Ara Deandra Khanza ~
Ara sudah berlari mengelilingi lapangan sebanyak 5 kali, namun napasnya sudah mulai melemah. Dia mulai kelelahan, tapi dia melihat Orion masih memerhatikannya, dia berusaha kuat agar terus bisa bertahan berlari menyelesaikan tantangan dari Orion. Matahari yang bersinar mulai terik semakin membuatnya tak bisa menahan panas.
Sumpah, aku udah nggak tahan banget. Tapi, Kak Orion lihatin aku mulu! Aku pengen dapat maaf dari dia, jadi aku harus bertahan. Batin Ara.
Ara terus berlari melanjutkan beberapa kali putaran lagi, namun bel masuk berbunyi membuatnya menoleh ke arah Orion yang masih memerhatikannya dari kejauhan.
"Nggak usah kejam-kejam gitu kali, Rion. Dia cewek, dia bukan wonderwoman jadi gue saranin lo suruh dia buat berhenti dan masuk ke kelas. Lo juga nggak mau dapat masalah lagi karena dia kan?" kata seseorang menepuk bahu Orion lalu pergi meninggalkan Orion.
"Benar juga kata si Mars, mending gue suruh dia berhenti dari pada gue nanti kena omelan guru," kata Orion.
Orion mendekat ke arah Ara yang masih berusaha berlari walaupun jujur dia sudah sangat lemas, dia tahu gadis itu sudah kelelahan karena ulahnya yang menyuruh berlari mengelilingi lapangan.
"Bel masuk udah bunyi, mending lo berhenti dan masuk kelas! Tapi, ingat urusan kita belum selesai. Gue belum maafin lo semudah itu!" Orion pergi meninggalkan Ara yang masih berdiri mencoba mengatur nafasnya.
"Ish, dasar cowok songong! Nyebelin, jutek plus galak." Ara kesal mengingat Orion yang tak pernah bersikap baik kepadanya.
Ara masuk ke dalam kelas, namun dia hanya mengambil tasnya. Dia meminta ijin kepada guru untuk beristirahat sejenak di UKS, karena dia masih kecapean akibat berlari mengelilingi lapangan. Setelah mendapat ijin, dia langsung menuju UKS untuk sekedar berbaring dan beristirahat.
Dia membuka tasnya, dia mengambil botol yang berisi obat yang selalu dia minum, dia tak pernah boleh melupakan meminum obat itu. Itulah salah satu perintah dari kedua orangtuanya sebelum dia memutuskan untuk hidup mandiri dengan cara kos.
Hm.... jujur aku cape harus minum obat ini terus. Tapi kata Mama, aku teratur meminumnya agar aku sehat. Batin Ara memerhatikan sekitarnya.
Aku harus bisa bertahan, demi keinginan orang-orang yang menyayangiku. Mungkin tak mudah bagiku untuk bertahan tapi aku yakin bisa. Batin Ara.
Ara berbaring di ranjang yang ada di sana, dia mulai memejamkan matanya untuk menghilangkan rasa lelahnya. Namun, dia tak bisa memejamkan matanya, justru dia semakin memikirkan bagaimana cara untuk mendapatkan maaf dari Orion.
###
Jam istirahat tiba, Ara memutuskan untuk kembali ke kelasnya karena kondisinya mulai membaik. Namun, karena keadaan kelas yang sepi, dia memutuskan untuk pergi ke perpustakaan. Tetapi, saat dia baru saja keluar dari lift tanpa sengaja dia bertabrakan dengan seseorang.
"Maaf... a-aku nggak sengaja Kak," kata Ara meminta maaf kepada orang itu.
Tiba-tiba ada seseorang menghampirin laki-laki itu, Ara yang masih di sana memerhatikan percakapan mereka.
"Alpha, nanti latihan kan?" kata seorang gadis menghampiri Alpha.
"Iya, seperti biasa Qila," kata Alpha singkat.
KAMU SEDANG MEMBACA
ORION [COMPLETED]
Ficção Adolescente(Up Rabu & Sabtu) Tak semudah itu melupakan orang yang kita cintai, sesakit ini kah bila kita di tinggalkan oleh orang yang sangat kita cinta. Mungkin ini sudah jalan cintaku tapi kenapa hatiku merasa sangat sakit dengan kepergiannya yang tak ku san...