Aku senang sekarang dia mulai menghangat, aku harap ini bisa bertahan lama tidak hanya sementara.
~ Ara Deandra Khanza~
Tiba-tiba ada yang menarik Ara untuk berdiri tanpa berbicara. Gadis itu kaget, matanya sudah berkunang-kunang karena ia sudah kedinginan. Ingin rasanya gadis itu memaki orang yang menarik paksa tangannya untuk pergi dari taman. Namun, entah kenapa bibirnya seperti tak mau berbicara. Tetesan air hujan yang semakin deras membuat badannya semakin tak karuan, rasanya lemas seperti ingin pingsan.
"Dasar bodoh! Lo nggak masti dulu itu nomor gue atau bukan!" Orang itu bukannya membuatnya tenang, justru membuat kepalanya semakin pusing. Namun, tanpa dia sadar ternyata cowok itu memakaikan jaket kepadanya.
Ara hanya diam, ia sekarang sudah duduk didalam mobil seseorang yang berusaha menolongnya dari guyuran hujan yang sangat deras. Matanya sekarang terlihat sayu, namun dia tak boleh menunjukan bila dirinya sedang lemah.
"Lo diam! Ayo ngomong! Biasanya lo cerewet banget kalau ngomong," kata orang itu menatap tajam Ara.
Gadis itu berusaha menatap orang yang sedari tadi mengajaknya bicara, walaupun dengan nada kasar. "Maaf Kak Orion, aku bener-bener sekarang nggak mau debat. Tolong anterin aku pulang ke kost'an aku, ya."
Cowok itu ternyata Orion. Gadis itu heran, kenapa cowok itu datang-datang berkata kasar dan seakan memarahinya. Padahal, harusnya ia yang marah kepada cowok dingin itu yang sudah membuat janji dengannya, namun datang terlambat.
"Kenapa Kakak datang terlambat? Kakak mau ngerjain aku, dan tadi kakak sengaja nyuruh orang buat ngancem aku buat nggak deketin Kakak 'kan?" kata Ara mulai mengeluarkan suaranya.
Cowok itu menoleh kaget mendapat tuduhan yang tak pernah ia lakukan, ia tak menyangka bila ada seseorang yang mengirimi gadis itu pesan untuk bertemu dengannya.
"Gue nggak pernah kirim chat ke lo! Jadi, lain kali lo harus pastiin itu pesan dari gue atau bukan? Jangan asal main iyain aja, dan gue nggak tahu siapa orang yang kirim pesan ke lo!" Orion menatap tajam Ara, ia tak mau terjadi salah paham diantara mereka.
Gadis itu terdiam lagi, pikirannya masih aja tak tenang. Banyak hal yang dia pikirkan, namun sekarang ia secepatnya harus sampai di kostnya. Tetapi, tanpa ia sadari Orion membawanya ke arah lain bukan menuju kostnya.
"Lho.... ini 'kan bukan arah ke tempat kost aku, Kak? Kakak jangan macem-macem ya?!" kata Ara.
Ya. Memang Orion tak membawa Ara pulang ke kost'an, namun ia berniat membawa gadis itu ke tempat yang aman. Cowok itu heran, kenapa gadis itu selalu berpikiran negatif kepadanya.
"Tenang aja, gue nggak bakalan ngapa-ngapain lo kok. Gue cuma mau bawa lo ke rumah gue, karena gue liat lo pucet banget mukanya butuh pengobatan."
Gadis itu sadar, ia memang tidak dalam keadaan baik-baik. Dia juga bisa merasakan daya tahan tubuhnya menurun sejak terkena hujan tadi. Namun, ia tak mau terlihat lemah di depan orang. Tetapi, ia tak bisa menolak Orion yang sudah berbaik hati ingin mengobatinya.
***
Sepuluh menit kemudian, mereka sudah sampai di rumah Orion. Cowok itu langsung menyuruhnya berganti pakaian dengan pakaiannya, Ara menuruti permintaan cowok itu. Sedangkan Orion, ia mengambil air kompresan dan es batu untuk mengompres gadis itu yang memang keliatan kedinginan dan kemungkinan demam."Lo udah selesai ganti baju, mending sekarang lo minum obat penurun panas ini. Dan bukan maksud gue kurang aja sama lo, tapi gue mau ijin kompres lo. Lo demam, dan itu udah keliatan banget dan tadi nggak sengaja gue pegang tangan lo panas banget." Orion menatap Ara yang sudah duduk di ranjangnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
ORION [COMPLETED]
Genç Kurgu(Up Rabu & Sabtu) Tak semudah itu melupakan orang yang kita cintai, sesakit ini kah bila kita di tinggalkan oleh orang yang sangat kita cinta. Mungkin ini sudah jalan cintaku tapi kenapa hatiku merasa sangat sakit dengan kepergiannya yang tak ku san...