Dia memang baik, aku senang mendengar tentang kebaikannya. Namun, apakah aku bisa terus melihatnya? Aku harap bisa, di dekatnya aku merasa nyaman, kenyaman yang selama ini aku cari.~ Ara Deandra Khanza ~
Setelah menerima pesan itu, Orion kembali menatap ke arah Ara yang masih memperhatikannya. Gadis itu terlihat bingung harus menjawab apa dengan pernyataannya untuk pulang bersamanya. Namun, Orion tak peduli dengan jawaban gadis itu. Yang dia butuh cuma gadis itu pulang bersamanya.
“Lo harus pulang sama gue, nggak ada tapi-tapian apalagi penolakan!” kata Orion menatap tajam ke arah Ara, lalu dia membalikan badan meninggalkan gadis itu.
Ara mendengkus kesal melihat kelakuan kakak kelasnya yang terkenal dingin itu, namun dia sadar pasti ada sesuatu hikmah dibalik sikap buruk Orion. Kedua sahabat Ara tersenyum seraya menggoda Ara yang dalam waktu singkat mendapat makanan dan perhatian dari dua cowok ganteng di Galaksi.
“OMG.... Gue nggak salah lihat, kan Beb? Kak Orion kasih makanan sama minumannya buat Ara, lo beruntung banget, sih, Ra,” kata Cherry yang terkesan agak berlebihan melihat sahabatnya mendapat perhatian cowok terdingin di sekolah.
“Iya, Ra. Dan yang lebih gemesnya lagi Kak Orion kasih bekas minumnya ke lo, lo yang dikasih minum kok, gue yang sesak napas ya, Ra,” kata Beby yang tak kalah berlebihan seperti Cherry.
Ara yang sedari tadi tak sadar bila minuman itu bekas Orion, dia langsung terdiam. Namun, detik berikutnya dia berusaha mengalihkan perhatian agar kedua sahabatnya itu tak menggodanya lagi.
“Aku nggak jadi ke kantin, kalian lihat ‘kan kalau aku udah dapat makanan banya begini, mending kalian makan bareng aku aja,” ajak Ara kepada kedua sahabatnya itu.
Beby dan Cherry menggeleng berbarengan. Mereka menolak tawaran Ara yang terlihat tulus.
“Itu ‘kan makanan buat lo, Ra. Jadi, lo aja yang makan. Gue sama Cherry ke kantin bentar, soalnya kita berdua lagi pengen makan siomay,” kata Beby.
“Iya, Ra. Lagian itu makanan khusus buat lo dari dua cogan Galaksi, lo ‘kan butuh asupan gizi yang banyak,” kata Cherry.
Mereka meninggalkan Ara sendirian. Namun, itu tak berlangsung lama. Karena, hanya membutuhkan sepuluh menit untuk ke kantin membeli siomay.
“Ra, kenapa lo bengong? Lo makan dong makanan dari Kak Orion sama Kak Aries, dan ada sesuatu yang mau kita omongin ke lo, penting banget!” kata Beby.
“Cerita aja, aku siap dengerin kok sambil makanan ini,” kata Ara.
“Lo pasti bakalan kaget dengerin ini, Ra. Karena, kemarin Kak Orion yang ngijinin lo nggak masuk dan dia bilang lo sakit. Gue nggak nyangka banget sumpah Kak Orion seperhatian itu sama lo,” kata Cherry.
“Dan lo perlu tahu, Kak Orion lari kayak habis marathon pas datang ke kelas ini, karena kemarin emang dia sedikit telat, sih,” kata Beby menambahi perkataan Cherry.
Ara kaget mendengar penuturan kedua sahabatnya itu. Dia tak menyangka, bila cowok sedingin Orion rela mengijinkannya tidak masuk. Mendengar itu hati gadis itu menghangat lagi, dia rasa sikap cowok itu mulai berubah.
Dia memang baik, aku senang mendengar tentang kebaikannya. Namun, apakah aku bisa terus melihatnya? Aku harap bisa, di dekatnya aku merasa nyaman, kenyaman yang selama ini aku cari, batin Ara.
Gadis itu tersenyum. Dia sadar harus mengucapkan terima kasih sebagai wujud balas budinya kepada Orion yang sudah baik kepadanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ORION [COMPLETED]
Teen Fiction(Up Rabu & Sabtu) Tak semudah itu melupakan orang yang kita cintai, sesakit ini kah bila kita di tinggalkan oleh orang yang sangat kita cinta. Mungkin ini sudah jalan cintaku tapi kenapa hatiku merasa sangat sakit dengan kepergiannya yang tak ku san...