25. Harapan

1.4K 83 75
                                    

Aku harap kita bisa ditakdirkan bersatu sampai maut memisahkan kita berdua.

~ Orion Angkasa Putra ~

Siang menjelang sore hari, sebelum Ara pergi menuju Cafe Pelangi dia meluangkan waktu untuk bertemu dengan seseorang cowok bernama Antares yang merupakan teman sekolahnya walaupun berbeda kelas. Yang beberapa hari lalu memintanya mengajari bermain gitar, cowok itu memang terlihat ingin bisa bermain gitar untuk memberikan sebuah kejutan kepada sahabatnya.
“Ta, kamu udah latihan juga ‘kan di rumah? Soalnya aku sekarang nggak bisa lama-lama ngajarin kamu main gitar soalnya aku harus manggung di cafe Pelangi.” Ara tersenyum kepada Anta yang sudah mulai latihan memetik gitar sedari tadi sebelum dia datang.

“Udah kok, Ra. Gue seneng lo bisa ngeluangin waktu buat ngajarin gue main gitar padahal gue tahu lo itu super sibuk.” Anta tersenyum simpul melihat Ara yang selalu ramah kepadanya.

“Santai aja kali, Ta. Aku tahu kok kamu itu sebenarnya punya rasa spesial ke Vela ‘kan? Hayo ngaku? Aku dukung kok, Vela itu gadis yang baik juga pinter.” Ara berusaha menebak isi hati Anta dan menggoda Anta.

“Kalau dibilang rasa spesial gue nggak bisa mastiin, Ra. Tapi, jujur gue takut jauh dari Vela. Dia memang spesial buat gue, wajar nggak sih kalau gue bersikap berlebihan karena takut kehilangan dia, Ra?” tanya Anta menatap Ara yang justru tersenyum mendengar perkataan Anta.

“Wajar kok, Ta. Kalian ‘kan udah bareng dari kecil, hati emang nggak bisa ditebak sama halnya cinta. Cinta bisa datang kapan aja tanpa kita duga, tapi tinggal kita bisa nggak mengungkapkan rasa cinta itu.” Ara menatap Anta yang terlihat jelas seperti penasaran kenapa dia berkata soal cinta.

Anta memperhatikan Ara, cowok itu tahu bagaimana gadis di depannya itu akhir-akhir ini sedang dekat dengan kakak kelasnya yang terkenal sangat dingin. Bahkan, banyak yang menyebut Orion – kakak kelasnya itu sebagai cowok terdingin di SMA Galaksi.

“Lo lagi jatuh cinta, Ra? Lo suka sama Kak Orion ‘kan? Gue salut sama lo yang berani terang-terangan deketin Kak Orion,” kata Anta.

“Aku lagi nggak jatuh cinta, Ta. Aku cuma lagi deskripsiin cinta buat kamu, kamu harus bisa mengungkapkan rasa itu ke Vela. Semangat Anta!” Ara tersenyum sembari memberi semangat kepada Anta.

“Lo beneran nggak mau gue bayar, Ra?” tanya Anta menatap Ara.

“Ta, aku ‘kan udah bilang kemarin aku bantuin kamu ikhlas. Aku suka semangat kamu buat belajar main gitar.”

Mereka memulai latihan bermain gitar, Anta terlihat serius belajar memainkan gitar sesuai arahan yang diberikan oleh Ara. Namun, tanpa diduga dari kejauhan seseorang memperhatikan Ara.

Akhir-akhir gue sering lihat tuh cewek sama Antares. Apa mereka ada hubungan? Eh kenapa gue jadi penasaran sama mereka. Tujuan gue kan ke sini mau cari angin bukan buat ngeliatin mereka. batin seseorang melihat kedekatan Ara dan Antares.

Cowok itu melanjutkan perjalanannya mencari udara segar agar pikirannya tenang. Akhir-akhir ini dia sering sekali mendapat teror lewat chat di handphone-nya.

“Setiap gue ke taman ini, gue jadi inget sama Gitta. Andai aja dia masih hidup, pasti hidup gue nggak akan kayak gini.”

Orion – dia membayangkan saat dia dan Sagitta sering menghabiskan waktu luang mereka hanya untuk duduk-duduk di taman itu. Taman yang merupakan tempat kenangan mereka berdua saat mereka masih bersama.

“Rion, kenapa sih kamu suka banget ngajak aku ke taman ini?” tanya Sagitta sambil tersenyum di depan Orion.

Orion tersenyum terlebih dahulu sebelum menjawab pertanyaan kekasihnya itu, dia sangat suka bila gadisnya itu penasaran.

“Karena itu tempat di mana dulu aku nembak kamu, ini juga tempat favorit aku karena di sini pemandangannya sangat bagus dan indah.”
Gadis itu hanya mengangguk paham, dia tahu bila cowok di depannya ini sangat menyukai keadaan taman yang sangat nyaman untuk bersantai. Dia juga paham betul, kekasihnya itu sering kesepian bila di rumah. Karena, kedua orang tua Orion tak pernah di rumah, jadi dia berusaha selalu meluangkan waktu menemani kekasihnya itu untuk berjalan-jalan.
“Ok. Pantesan kamu suka banget ajak aku ke sini. Rion, kalau misalnya kita tidak ditakdirkan bersama gimana?” tanya Sagitta tiba-tiba membuat Orion menatapnya bingung.
“Ish, kamu ngomong apaan, sih? Aku harap kita bisa ditakdirkan bersatu sampai maut memisahkan kita berdua.” Orion menggenggam tangan Sagitta dan menatap mata kekasihnya itu dengan serius.

“Aku ‘kan bilang kalau seandainya, Rion. Kalau misalnya ada gadis lain yang lebih membutuhkan kamu ketimbang aku gimana?” kata Sagitta.

Cowok itu langsung melepas genggaman tangannya dari Sagitta, dia bingung kenapa kekasihnya itu berandai-andai mereka tidak berjodoh.

“Udahlah jangan bahas itu, lagian aku yakin kita bakalan berjodoh sayang.” Orion berusaha meyakinkan Sagitta.

Sagitta terdiam, dia bukan tidak mau berjodoh dengan kekasihnya yang sangat dia cintai. Namun, di sisi lain dia suatu saat harus bisa merelakan kekasihnya untuk orang lain yang lebih membutuhkan bantuan kekasihnya itu.

“Rion, maafin aku bila nanti aku harus merelakan hatimu terbagi dengan orang lain. Tapi, aku harus melakukan itu karena dia membutuhkan bantuanmu. Aku juga menyayangi dia seperti aku menyayangimu.” batin Sagitta menatap Orion.

Lamunan Orion terganggu saat ada getaran di handphone-nya yang menunjukan ada sebuah pesan masuk.

From : Gemini

Rion, gue kangen sama lo. Gue harap lo juga kangen sama gue.

“Gemini? Nggak biasanya dia chat gue tiba-tiba kayak gini? Hm.... emang udah lama sih dia nggak hubungi gue.”

Orion terdiam membaca pesan dari sahabatnya itu, dia memang sudah lama tak bertemu dengan gadis itu. Mungkin, sudah setahun dia tak bertatap muka dengan gadis yang merupakan teman sepermainannya dari kecil sampai SMP.

Setelah dari taman, entah kenapa langkah Orion menuju ke arah cafe pelangi. Hari memang sudah semakin larut, cowok itu memutuskan untuk nongkrong di cafe itu. Dia memesan minuman favoritnya yaitu capucinno.

Matanya langsung bisa menangkap kehadiran sosok gadis yang selama beberapa waktu belakangan ini menganggunya, sampai dia mendapat masalah karena gadis itu. Bahkan, dia harus rela digosipkan dengan gadis yang tak punya malu itu.

Nasib buruk gue selalu ketemu dia, nggak di sekolah. Nggak di cafe kenapa harus ketemu dia mulu. batin Orion.

Namun, entah mengapa melihat gadis itu membuatnya mengingat kekasihnya yang sangat menyukai musik. Dan kenapa hatinya sekarang sedikit mulai bergetar bila ada di dekat gadis yang bernama Ara itu.

Matanya bertemu dengan mata gadis itu, dia berusaha secepat mungkin mengalihkan pandangannya ke arah lain. Dia tak mau bila Ara tahu dia sedari tadi memperhatikannya. Karena, dia penasaran kenapa gadis itu menggantikan posisi Sagitta di cafe itu sebagai penyanyi.

Handphone-nya bergetar tanda ada pesan masuk, dia langsung membuka pesan itu. Dan seperti biasa, pesan itu dari si penerornya yang selalu menganggunya beberapa waktu belakangan ini setelah kekasihnya meninggal.

From : Who Are You?

Memperhatikannya adalah wujud lo mulai menaruh hati kepadanya. Dan itu akan membuat lo merasakan rasa cinta lagi, hati lo perlahan mulai terbuka dan lo nggak bisa nolak itu! Orion Angkasa Putra! Gue bakalan bikin orang yang spesial dihidup lo menderita!

Bersambung....

Jangan lupa vote and comend ya ....

Salam

NunulChusnul

ORION [COMPLETED] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang