Manis. Moment manis ini nggak akan pernah aku lupain, hatiku merasakan hal yang sebelumnya belum aku rasain. Ini mungkin akan aku kenang sebagai hal terindah dalam hidupku.
~ Ara Deandra Khanza ~
“Lo!”
Tangan gemini sudah mengepal, dan sekarang sudah siap melayang untuk melakukan sesuatu kepada Ara. Namun, tiba-tiba seseorang yang menahan tangan Gemini yang ingin menampar Ara.
“Jangan ngelakuin, Gem. Lo harus bisa jaga emosi, kalau lo nggak mau Orion tambah nggak suka sama lo mending lo urungin niat lo itu.” Mars berusaha menasehati Gemini.
Gemini mendengkus kesal. Dia berusaha menuruti perkataan Mars – sahabatnya itu. Dia tak mau membuat Orion semakin menjauh darinya, ada hal lain yang dia bisa lakukan lagi agar Ara tak bisa mendekati Orion.
Gemini melangkah pergi meninggalkan Ara. Sedang Mars berusaha berbicara dengan Ara.
“Maafin Gemini, ya, Ra. Dia memang gitu mohon dimaklumi, dia memang kekanakan banget, jangan diambil hati,” kata Mars.
“Iya, Kak.” Ara mengangguk dan tersenyum kepada Mars sudah mau membelanya.
***
Pulang sekolah. Orion hanya diam mengawasi adik-adik kelasnya latihan basket. Namun, dia banyak memikirkan sesuatu yang akan dia lakukan. Hari semakin sore, beberapa siswa mulai bergegas pulang. Tetapi, Orion justru mengambil bola basket yang masih tergeletak di lapangan basket. Karena, adik kelasnya belum membawanya ke gudang. Dia mulai men-dribble dan men-shoot ke arah ring. Berkali-kali bola itu masuk membuatnya semakin tak mengingat waktu.
Sampai akhirnya, pandangannya teralih sosok gadis yang menenteng gitar. Gadis itu terlihat baru saja keluar dari ruang musik. Tanpa sadar senyumnya terbit dari bibirnya saat memperhatikan gadis itu.
Dia tangguh juga, ternyata dia memang gadis kuat. Kegigihannya membuatku kagum, semangatnya sangat tinggi, pikir Orion menatap gadis yang dia anggap selalu menganggu.
Langkah kaki Orion tanpa sadar mendekati gadis itu yang ternyata Ara. Ara kaget melihat Orion sudah ada di depannya memegang bola basket.
“Lo masih di sini? Nggak biasanya? Gitar lo baru?” tanya Orion memperhatikan gitar Ara.
Ara mengangguk. Jujur, dia sebenarnya ingin cepat pulang karena dia sudah lelah berlatih di ruang musik. Akan tetapi, bila dia sudah berhadapan dengan cowok dingin itu membuatnya lupa rasa lelahnya itu.
“Kak Orion sendiri kenapa belum pulang?” kata Ara.
“Gue habis latihan basket,” kata Orion singkat.
Ara tersenyum. Dia memperhatikan Orion yang masih lengkap memaki seragam khas Galaksi ; Kemeja putih panjang, dasi hitam dan celana panjang hitam.
“Kok aku nggak yakin, ya?” goda Ara.
“Lo nggak percaya?” kata Orion.
Ara menggeleng. Namun, dia diam-diam tersenyum melihat reaksi Orion yang selalu bisa membuat hatinya bergetar.“Kak, bisa ajarin aku main basket, nggak?” kata Ara.
Orion terdiam sejenak. Dia memperhatikan penampilan gadis itu yang masih menggunakan seragam khas Galaksi ; Kemeja putih dibalut sweater putih bermotif garis-garis hitam di lengan kiri.
“Oke,”
Orion memberikan bola yang dia pegang ke arah Ara. Gadis itu nampak bingung cara memegang bola itu. Walaupun, dia sering melihat orang bermain basket. Tapi, tetap saja dia bingung karena belum pernah mempraktekan langsung seperti sekarang.

KAMU SEDANG MEMBACA
ORION [COMPLETED]
Teen Fiction(Up Rabu & Sabtu) Tak semudah itu melupakan orang yang kita cintai, sesakit ini kah bila kita di tinggalkan oleh orang yang sangat kita cinta. Mungkin ini sudah jalan cintaku tapi kenapa hatiku merasa sangat sakit dengan kepergiannya yang tak ku san...