45. Fakta

1.2K 66 74
                                    

Ternyata hati gue salah, lo bukan orang special yang berhak buat buka hati gue lagi yang udah terkunci!

~ Orion Angkasa Putra ~

Keesokan paginya. Orion sudah sampai di parkiran SMA Galaksi, tanpa dia duga ada seseorang yang menghampirinya.

“Rion, kenapa lo selalu kayak ngindarin gue? Gue salah apa, sih?” kata seseorang itu menatap tajam Orion.

“Gem, gue nggak ngindarin lo, gue lagi sibuk banget. Sori, kalau gue terkesan kayak jauhin lo.” Orion menjelaskan semuanya kepada Gemini.

“Tapi—“

Sebelum Gemini setelah berbicara. Orion sudah berjalan meninggalkan Gemini, membuat gadis itu mendengkus kesal dengan kelakuan Orion yang selalu terlihat dingin dan cuek.

Orion menghampiri seseorang. Cowok itu menghentikan langkah orang itu yang merupakan Kakak kelasnya dengan sopan.

“Kak Auris, boleh minta waktunya sebentar?” kata Orion ramah menyadari dirinya adik kelas Auris. Sehingga, dia harus bersikap sesopan mungkin bila bertemu dengan Kakak kelasnya.

“Iya, ada apa, Rion?” tanya Auris.

“Hm--- Ada yang ingin gue omongin sama Kakak, Kak Phoniex juga, sih.” Orion memandang Phoniex – kekasih Auris – Kakak Kelasnya.

“Kak Auris kebetulan minggu depan ada lomba dance antar sekolah se-Jakarta. Kata Kepala Sekolah, Kakak disuruh mewakili Galaksi buat ikut lomba dance itu, bisa ‘kan, Kak? Terus Kak Phoniex juga diminta buat mewakili lomba futsal sekolah, bisa?” kata Orion.

“Kalau gue sih bisa, Rion. Lagian itu juga bisa mengharumkan nama sekolah, kan? Gue pasti ikutan,” kata Auris.

“Gue juga mau, hitung-hitung mengharumkan nama sekolah sebelum gue lulus.” Phoniex menyetujui permintaan untuk ikut lomba futsal antar sekolah.

“Oke makasih, ya, Kak. Saya permisi duluan, karena masih ada beberapa hal perlu diurus,” kata Orion pergi meninggalkan Auris dan Phoniex.

“Sepertinya Orion sudah mulai berubah hangat lagi semenjak dekat dengan Ara,” kata Auris.

“Mungkin,” balas Phoniex singkat.
Mereka melanjutkan perjalanan menuju ke kelas.

***

Sesampai di kelas. Orion langsung duduk fokus dengan buku pelajarannya, dia memang membaca buku sebelum jam pelajaran dimulai. Bukti dari hasil beajarnya Orion selalu menjadi juara kelas. Bahkan, pembagian nilai raport yang beberapa minggu baru saja dibagikan dia menempati peringkat satu.

“Rion, lo udah ngerjain PR Matematika belum?” tanya Mars menepuk bahu sepupunya itu.

Seperti biasa Orion hanya diam. Dia malas menanggapi perkataan sahabat sekaligus sepupunya itu.

“Oke, gue tahu, kok. Lo pasti ngira gue bakalan nyontek, kan? Lo salah, gue udah ngerjain kok tenang aja, gue ‘kan nggak kalah pinter dari lo. Bahkan, nilai gue dibawah nilai lo, kok.” Mars memang nilainya selalu berbeda tipis dengan Orion. Walaupun, Mars terlihat seperti siswa lain. Namun, Mars selalu bisa mengekori prestasi Orion.

Aluna memperhatikan percakapan dua cowok bersaudara itu. Dia jadi teringat tentang Arga dan Bryan. Dia ingin rasanya menemui mereka berdua, namun dia tidak boleh egois. Karena, sekarang dia memang sengaja tidak kembali ke keluarga lamanya dan tinggal bersama dengan Arga. Dia teringat dengan saudari kembarnya, Alana pasti mengkhawatirkan dirinya. Tetapi, kata Ayahnya dia harus tinggal bersama Orion terlebih dahulu agar semuanya aman.

ORION [COMPLETED] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang