"Gue udah jatuh cinta sama lo. Hati gue yang terkunci rapat sekarang udah terbuka, karena lo orang spesial yang udah ngisi hati gue,"
~ Orion Angkasa Putra ~***
"Itu 'kan foto Sagitta, jadi selama ini Mars suka sama Gitta. Dan kenapa di sana, ada foto gue yang banyak anak panahnya gitu. Apa Mars nggak suka sama gue?" kata Orion melihat keadaan Mars yang penuh dengan foto-foto Sagitta.
Tiba-tiba ada seseorang datang dan melihat Orion yang sudah ada di sana, orang itu langsung emosi. "Lo ngapain masuk ke kamar gue tanpa seijin gue!"
Orion menoleh, ia kaget dengan kehadiran orang itu yang ternyata Mars. "Jadi selama ini lo suka sama Gitta, kenapa lo nggak bilang sama gue. Jangan bilang kalau lo juga yang selama neror gue, Mars?"
Mars tersenyum sinis. Ia langsung duduk di ranjangnya, lalu tatapannya berpindah memandangi foto-foto Sagitta yang memenuhi kamarnya. Mars tertawa renyah, lalu mengambil salah satu foto Sagitta.
"Kalau iya, gue suka Sagitta kenapa? Lo nggak terima, Rion? Lo kenapa selalu lebih beruntung daripada gue! Dapetin apa yang gue pengen, Sagitta suka sama lo, bahkan dia jadi pacar lo! Nenek lebih sayang sama lo, dia mau ngelimpahin semua hartanya buat lo. Orangtua gue jadi nuntut gue buat bisa lebih baik dari lo, tapi sayangnya gue selalu ada di bawah lo!" kata Mars panjang lebar menjelaskan semuanya.
Orion mendekati sepupunya itu, namun Mars sedikit menjauh. "Mars, kalau lo bilang dari awal pasti gue bakal ngalah buat lo. Tapi, kenapa lo selalu aja diam."
"Kalau gue bilang lo yakin mau ngelepas Sagitta buat gue, atau lo mau ngelawan Nenek demi gue! Lo nggak bisa, Rion! Jangan sok kasian sama gue!" kata Mars semakin emosi melihat Orion berusaha menenangkannya.
"Setidaknya gue bisa bantu lo, Mars. Cinta memang tidak bisa dipaksakan, tapi kalau gini justru gue yang merasa bersalah baru sadar kalau lo suka sama Gitta. Dan, soal harta warisan Nenek, gue ikhlas kalau itu semua buat lo, kok," kata Orion.
"Sayangnya Sagitta nolak gue, dia cinta mati sama lo. Makanya, gue sengaja neror lo biar hidup lo nggak tenang Orion. Gue benci sama lo! Mending lo pergi dari sini, atau lo nggak akan selamat," kata Mars.
Orion terdiam. Ia bingung harus bagaimana menenangkan Mars. Karena ia tahu, sepupunya itu bisa bertindak nekad. "Kita selesaikan ini dengan baik-baik, Mars,"
"Gue nggak bisa! Lo harus tahu, gue bisa ngelakuin apapun. Termasuk gue harus bunuh lo, Rion! Gue nggak takut kalau masuk penjara, tapi udah bikin hidup lo menderita," kata Mars.
"Bunuh aja gue, Mars! Kalau bisa bikin lo tenang dan puas!" kata Orion.
"Oke. Bunuh lo itu gampang! Bahkan, bunuh Sagitta aja gue bisa. Apalagi bunuh lo, orang yang gue benci!" Mars tersenyum sinis ke arah Orion.
Orion membulatkan matanya, ia tak menyangka mendengar fakta bila saudaranya yang membunuh Sagitta. Padahal ia tahu, ya walaupun ia baru tahu beberapa menit yang lalu. Tetapi, sekarang ia tahu bila Mars ternyata sangat tega dan kejam.
"Lo keterlaluan, Mars! Gue nggak nyangka, jadi lo yang udah nabrak Sagitta waktu itu? Dan, jangan bilang lo juga yang nabrak Ara?" kata Orion.
Bukannya takut, Mars justru tertawa seperti tidak takut bila Orion membeberkan semua rahasianya selama ini. "Iya gue juga yang nabrak Ara, tadinya gue niatnya pengen nabrak lo. Ternyata cewek itu bodoh! Dia rela terluka demi lo! Ara itu bodoh jatuh cinta sama lo, harusnya ia jatuh cinta sama gue, bukan lo! Tapi lagi-lagi, keberuntungan berpihak sama lo. Ara suka sama lo, sama seperti Sagitta," kata Mars.
"Mars, lo benar-benar keterlaluan! Gue nggak nyangka lo setega itu!" kata Orion mulai terpancing emosi mendengar cerita Mars.
"Gue sekali lagi jatuh cinta sama cewek yang suka sama lo, Rion!" kata Mars.
KAMU SEDANG MEMBACA
ORION [COMPLETED]
Fiksi Remaja(Up Rabu & Sabtu) Tak semudah itu melupakan orang yang kita cintai, sesakit ini kah bila kita di tinggalkan oleh orang yang sangat kita cinta. Mungkin ini sudah jalan cintaku tapi kenapa hatiku merasa sangat sakit dengan kepergiannya yang tak ku san...