34. Truth Or Dare

1.2K 69 45
                                    

Perhatiannya membuatku jatuh cinta, tapi tidak seharusnya aku jatuh hati kepadanya yang jelas hatinya bukan untukku.

~ Ara Deandra Khanza ~

Itu ‘kan cewek yang pernah aku lihat ngobrol akrab sama Kak Orion pas dia habis tanding basket, apa jangan-jangan dia pacar barunya Kak Orion? Kata Ara dalam hati memperhatikan gadis yang dia lihat sedang duduk di sebelah Olla – Mama Orion.

Orion langsung menghampiri Mamanya dan gadis itu. Cowok itu langsung menoyor kepala gadis yang duduk di sebelah Mamanya itu lalu mengacak rambutnya karena gemas.

“Lo kapan datang? Kenapa nggak bilang-bilang? Kalau tahu lo bakalan pulang gue pasti jemput lo ke bandara tadi,” kata Orion.

Ara hanya diam. Dia memperhatikan percakapan Orion yang terkesan sangat berbeda yang biasanya irit berbicara namun kali ini cowok itu banyak bicara. Sedetik kemudian gadis yang diajak bicara Orion mulai mengeluarkan suara.

“Ngapain aku bilang sama kamu, Rion. Tapi aku senang lihat kamu udah bisa dekat sama cewek lagi sekarang,” kata gadis itu melirik Ara yang masih berdiri dan diam.

“Dia cuma adik kelas gue, Lun. lo jangan mikir kejauhan kayak nyokap,” kata Orion menjelaskan kepada gadis itu yang ternyata bernama Aluna – sepupunya, bila dirinya tak ada hubungan apa-apa dengan Ara.

“Nggak usah sok nutupin sih, Rion. Bilang aja dia cewek kamu, aku senang akhirnya kamu bisa move on dari Sagitta.” Aluna tersenyum manis ke arah Ara, dia bisa melihat bila gadis yang datang bersama dengan Orion mempunyai tatapan istimewa kepada sepupunya itu.

Aluna berdiri menghampiri Ara, dia mengulurkan tangannya seraya memperkenalkan dirinya.”Kenalin nama aku Aluna Anastasya – sepupunya Orion. Panggil aja Aluna,”

Ara menyambutnya dengan senyum tak kalah ramah dari Aluna yang terlihat baik kepadanya. Dia bisa melihat bila gadis yang dihadapannya itu ramah, tak seperti Orion yang terkesan cuek.

“Ara Deandra Khanza,”

“Silakan duduk, Ra. Makasih udah datang ke sini, tante sengaja minta Orion buat bawa kamu ke sini karena tante pengen ngobrol banyak sama kamu,” kata Olla – Mama Orion.

Aluna tersenyum melihat Tantenya itu terlihat ingin mengenal jauh sosok Ara. Dia juga penasaran tentang gadis yang sedang dekat dengan sepupunya itu. Sebelumnya, dia takut bila saudaranya itu tak bisa dekat dengan gadis selain Sagitta setelah kepergian gadis itu.

Setelah mengobrol cukup lama, akhirnya Ara memutuskan untuk pulang karena dia harus bekerja paruh waktu di cafe “Pelangi”.

“Hm... sebelumnya Ara ngucapin makasih ke Tante karena udah undang Ara kesini, tapi aku harus pulang karena harus bekerja paruh waktu, Tant... lain kali kita bisa ngobrol lagi,” kata Ara seraya berpamitan kepada Olla – Mama Orion.

“Lo kerja part time jadi apa, Ra?” tanya Aluna yang penasaran dengan kehidupan Ara.

“Hm.... aku kerja jadi penyanyi di cafe, Kak.”

“Wah ternyata kamu suka nyanyi juga, Ra? Sama dong kita, kapan-kapan kita bisa duet, Ra,“ kata Aluna.

“Pasti,”

Orion mengantarkan Ara ke Cafe Pelangi, tak ada percakapan selama perjalanan menuju cafe. Jujur, Ara tak menyukai situasi seperti itu karena membuatnya bosan. Namun, dia memaklumi sekarang dia sedang bersama dengan cowok terdingin di sekolahnya.

“Makasih ya, Kak, udah nganterin aku ke sini. Hati-hati di jalan,” kata Ara keluar dari mobil Orion untuk masuk ke cafe.

“Gue mau nongkrong dulu di sini, nggak ada yang ngelarang, kan? Perkataan lo tadi kayak ngusir gue, lo mau ketemuan sama Aries karena tadi siang nggak jadi pulang bareng?” kata Orion menatap Ara tajam.

ORION [COMPLETED] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang