Gue harap dia selalu baik-baik aja, karena sebenarnya dia sekarang juga menjadi incaran peneror yang selalu neror gue.
~ Orion Angkasa Putra ~
“Kak Aries?”
Cowok itu tersenyum seraya alisnya terangkat melihat kekagetan gadis itu menyadari tepukan dibahu gadis itu.
“Sori, bikin lo kaget, Ra. Lo terlalu serius ngelihatin Orion, sih.” Aries tahu bila Ara memang sama seperti yang lain terpesona dengan penampilan Orion yang bernyanyi setelah sekian lama vakum.
Ara hanya tersenyum. Jujur, dia memang terlalu fokus melihat Orion. Namun, sebelum Ara membalas perkataan Aries, bel berbunyi tanda istirahat telah selesai. Mereka buru-buru berjalan menuju kelas masing-masing.
“Bel udah bunyi, Kak. Aku duluan ya, Kak,” kata Ara meninggalkan Aries yang belum sempat mengobrol banyak dengan gadis itu.
***
Pulang sekolah, seperti biasa Ara mengikuti ekstrakurikuler Musik. Saat dia memasuki ruang musik, tanpa diduga melihat Orion baru saja dari ruangan itu. Ara penasaran kenapa Orion dari sana, namun gadis itu sadar mendapati sosok yang memang dia kenal sudah ada di sana. Aluna – sepupu Orion yang memang dia ketahui menyukai musik.
“Hai, Ra.” Aluna menyapa Ara yang baru saja masuk ke ruangan itu.
Ara membalas dengan senyuman. Dia senang Aluna yang merupakan kakak kelasnya bersedia bergabung dengan ekstrakurikuler musik. Namun, dia juga berharap Orion bisa bergabung. Tetapi, apa daya cowok itu masih aja kekeuh tak mau bergabung lagi karena tak mau mengingat tentang kekasihnya yang sudah meninggal.“Selamat bergabung di ekskul musik, Kak. Aku senang banget Kakak bisa gabung,” kata Ara duduk di samping Ara lalu diikuti oleh kedua sahabatnya ; Beby dan Cherry.
Mereka mulai mengikuti materi musik yang diberikan oleh Bu Melody selaku guru kesenian di SMA Galaksi. Banyak yang mengikuti ekstrakurikuler itu, karena memang musik sekarang sangat diminati.
Bu Melody menunjuk Ara untuk memainkan salah satu alat musik yang memang sangat populer. Piano. Jujur, Ara tak terlalu pandai bermain piano. Namun, gadis itu memang bisa menggunakan alat musik itu walaupun tidak jago seperti dia memainkan gitar. Setelah selesai melakukan hal itu, Ara kembali duduk di samping kedua sahabatnya dan Aluna.
“Kamu ternyata jago mainin piano juga, ya, Ra. Aku perlu belajar banyak sama kamu, ngelihat kamu aku, kok, jadi keinget Sagitta, ya?” kata Aluna memperhatikan Ara dengan seksama.
Ara hanya tersenyum. Dia tak mau besar kepala karena disamakan dengan Sagitta yang dia ketahui sebagai kekasih Orion. Karena, Sagitta lebih sempurna dibanding dirinya yang sampai saat ini belum bisa meluluhkan hati Orion yang dingin, sekeras bongkahan es di kutub utara.
“Kak Sagitta lebih dari aku, Kak. Aku masih biasa aja, pasti Kak Aluna juga lebih jago dari aku,” kata Ara.
Aluna hanya tersenyum. Dia tahu gadis di depannya itu sedang merendah padahal kalau dilihat dari segimana pun Ara memang sangat berpotensi dalam bidang musik. Aluna sangat tahu, karena dia bisa melihat kemampuan Ara diatas rata-rata dalam bidang musik. Hanya saja, Aluna melihat ada sesuatu yang memang Ara terlihat menutupinya. Entah apa, Aluna juga tidak tahu.
***
Seorang cowok berseragam basket berjalan di depan ruang musik, setelah dia selesai latihan basket. Matanya entah kenapa seperti tertarik melihat seseorang gadis. Ada sesuatu yang memang beberapa hari ini membuatnya selalu memperhatikan gadis itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
ORION [COMPLETED]
Teen Fiction(Up Rabu & Sabtu) Tak semudah itu melupakan orang yang kita cintai, sesakit ini kah bila kita di tinggalkan oleh orang yang sangat kita cinta. Mungkin ini sudah jalan cintaku tapi kenapa hatiku merasa sangat sakit dengan kepergiannya yang tak ku san...