Perpisahan tak menjadi penghalang kita untuk saling berkomunikasi. Kita akan menjadi sahabat selamanya,"
~ Orion Angkasa Putra ~***
Ara duduk di ranjangnya, dia memandangi sebuah diary. Ia sekarang bingung, ingin membukanya. Namun ia ragu. karena buku itu bukan miliknya. Di sana tertulis nama "Sagitta Anastasya", ia memang tahu siapa gadis pemilik buku itu. Sagitta - Kakak perempuannya yang sudah meninggal.
"Woi! Bengong aja lo, Kak," kata seseorang menepuk bahu Ara, membuat Ara menoleh karena kaget dengan kedatangan orang itu.
"Lovely, kamu ngagetin aku aja, sih," balas Ara memperhatikan Lovely yang tiba-tiba muncul tanpa dia ketahui.
"Jangan kaget gitu, sih, Kak. Biasa aja, lagian tadi gue ketuk pintu tapi Kakak keasyikan ngelamun. Mikirin apa, sih? Cowok yang itu, ya? Yang pernah vely liat di rumah sakit waktu Kakak koma?" kata Lovely.
Ara bingung dengan perkataan sepupunya itu. Ia sekarang tak lagi fokus pada diary Sagitta, gadis itu sekarang justru penasaran siapa cowok yang dimaksud oleh Lovely.
"Cowok yang mana, sih, Vel?" kata Ara.
Senyuman jail muncul dari bibir Lovely melihat sepupunya penasaran."Cowok yang dingin, itu lho, Kak,"
"Dingin?" kata Ara mencoba mengingat seseorang yang terkenal sangat dingin, "Kak Orion?"
"Iya, kayaknya namanya Orion, gue juga nggak tahu, sih. Tapi, keliatannya dia khawatir banget sama kondisi Kakak, deh," Lovely tersenyum seraya menggoda Ara.
"Ngaco deh kamu, Vel," kata Ara.
"Pacar Kak Ara, ya? Gue lebih setuju Kak Ara sama Kak Orion ketimbang sama Kak Mars, tunangan Kakak itu mencurigakan banget. Kayak ada yang dia sembunyikan, gitu. Nyebelin juga dia," kata Lovely.
"Kamu nggak boleh ngomong gitu, Vel," kata Ara.
"Oke, deh. Tapi Kakak harus hati-hati sama Kak Mars, inget kata gue, ya, Kak," kata Lovely berusaha mengingatkan Ara, ia mempunyai firasat tak baik soal Mars.
"Oke, ngomong-ngomong kamu ke sini naik, apa, Vel?" tanya Ara.
"Naik si Venyu, Kak. Naik apa lagi selain dia, gue 'kan cuma punya dia. Lagian gue nggak mau ngrepotin Kak Ray," kata Lovely.
"Oh ya, ngomong-ngomong gelang Kakak baru, ya? Keren lho itu," kata Lovely memperhatikan gelang yang dipakai oleh Ara.
"Hm.... itu bukan gelang aku, sih, Vel. Itu gelang punya cowok yang kemarin ngajak aku dansa di acara prom night. Aku nggak tahu, siapa cowok itu?" kata Ara.
"Wah... beruntung banget, sih, Kak. Pasti itu cowok suka sama Kakak, deh. Gue tebak itu pasti Kak Orion," kata Lovely.
Ara terdiam sejenak. Dia memang sedikit berpikir seperti apa yang dikatakan oleh Lovely, tetapi cowok itu dikabarkan tidak datang ke acara itu.
"Yakin deh, Kak, itu pasti gelang punya Kak Orion. Soalnya gue pernah liat gelang itu di pake Kak Orion pas ketemu di rumah sakit," kata Lovely.
"Tapi dia, nggak datang ke acara itu, Vel. Mana mungkin gelang ini punya Kak Orion," kata Ara.
Lovely tersenyum."Ya ampun, Kak. Jangan terlalu polos, deh. Zaman sekarang, semua bisa terjadi. Soal nggak datang ke acara gampang diatur,"
"Tapi---"
"Udah ah, gue mau pulang, Kak. Udah sore, kasian Mama sendirian di rumah." Lovely berlari meninggalkan Ara.
"Hati-hati, Vel."
KAMU SEDANG MEMBACA
ORION [COMPLETED]
Fiksi Remaja(Up Rabu & Sabtu) Tak semudah itu melupakan orang yang kita cintai, sesakit ini kah bila kita di tinggalkan oleh orang yang sangat kita cinta. Mungkin ini sudah jalan cintaku tapi kenapa hatiku merasa sangat sakit dengan kepergiannya yang tak ku san...