Part 1 - Went To Cafe

14.9K 751 6
                                    

Happy reading😉😉
____________________

Erwin apartment - Amerika, Washington

08:00 AM

Hari yang nyenyak dengan mimpi yang indah mampu membuat seorang Erwin -- lelaki yang tidak pernah mengenal kata terlambat itu dalam sejarah hidupnya -- tertidur nyenyak di atas ranjang. Layaknya bayi mungil, Erwin tampak memasukkan jari jempolnya ke dalam mulut, mengemutnya secara nikmat dan pelan.

Hmm...

5 detik kemudian, pria itu membalikkan badannya ke arah yang berbeda, seakan-akan posisi tadi tidak dapat membuatnya tertidur nyenyak. Kaki panjangnya lalu menendang jatuh selimut yang ia pakai ke atas lantai, karena merasa panas di dalam balutan selimut tersebut.

Ayam goreng... kentang goreng...

Laki-kali itu lalu menggigit jari jempolnya yang berada di dalam mulut.

Hmm... pasta... salad buah... pizza...

Air liur mulai menetes dari ujung mulutnya, sementara jarinya sendiri dipakai sebagai imajinasi makanannya.

"ERWIN, BANGUN," jerit seorang lelaki tepat di telinga kanan Erwin.

Pria yang sedang membaringkan tubuhnya di ranjang sontak berdesis sakit, namun masih setia untuk tetap memejamkan kedua matanya.

Erwin menguap lebar, lalu menyembunyikan wajahnya di bawah bantal.

"BANGUN ERWIN. KAU SUDAH TERLAMBAT UNTUK BEKERJA!" pekik Robert dan langsung menampar keras pipi Erwin beberapa kali.

Pria tersebut mengerang, lalu menendang perut temannya itu untuk segera menjauh dari tempat tidurnya. "Enyahlah kau. Aku sudah mau bangun."

"Boy, jam sudah menunjukkan pukul 8. Apa kau masih ingin bergelut dengan selimutmu itu?" tanya Robert. Ia menarik kedua kaki Erwin dengan kuat dan langsung melempar pria itu ke lantai tanpa belas kasihan.

Alhasil, Erwin mengeluh dan sontak membuka kedua matanya yang sedari tadi terpejam erat. "Sakit, dasar sialan," umpatnya dan menatap Robert dengan tajam.

Yang ditatap hanya mencengir tidak bersalah, lalu membuka pintu kamarnya dan berjalan keluar, kemudian membantingnya hingga menimbulkan suara berdebum yang keras.

Erwin menghela napas, lalu bangkit dari lantai.

Sudah 1 tahun ini, Robert menginap di dalam apartmentnya. Dan alasannya itu adalah, ia beralasan ingin hidup mandiri di depan orang tuanya, namun malah menginap di tempat Erwin dan mengganggu pria itu.

Well, Robert adalah teman baik Erwin dengan pertemanan yang sudah hampir berjalan 5 tahun lamanya, sekaligus menjadi sekretarisnya saat sedang bekerja.

Baru kemarin malam, Erwin sampai di Washington sesaat setelah dikabarkan bahwa cabang perusahaannya memiliki sedikit masalah di sini. Dari Seattle, pria itu langsung menuju ke kota ini dengan menggunakan pesawat pribadinya.

Namun, Robert, pria sialan itu yang mengetahui bahwa Erwin akan pergi ke Washington, langsung memutuskan untuk mengikutinya juga. Alasannya, ia ingin membantu meringankan pekerjaan Erwin karena ia merupakan seorang sekretaris. Padahal nyatanya, ia hanya ingin mengganggu pria itu.

Jam 8.

Erwin melirik ke arah jam nakas dan mendesah kesal.

Ini semua gara-gara pria sialan itu, rutuknya dengan sebal.

The Perfect EVIL BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang