Happy reading!!!
_________________Erwin dan Robert saling melemparkan tatapan mereka. Di detik selanjutnya, Erwin menghela napas, sementara Robert mengangkat tangannya, lalu melambai-lambai guna untuk memanggil seorang pelayan yang berdiri tak jauh dari mereka.
"Mau pesan apa, Tuan?" Pelayan wanita itu tersenyum ramah, kemudian meletakkan buku menunya ke atas meja. Tag nama yang bertulisan 'Jolyn' tersemat di pakaian sebelah kiri wanita tersebut.
Robert membalik-balikkan buku menu tersebut dengan kedua mata yang berbinar, sementara Erwin hanya memutar kedua bola matanya dengan malas. Ia seolah-olah sedang melihat seekor anjing kelaparan yang berbinar-binar menatap ke arah buku bergambar yang belum pernah ditemukannya.
"Aku mau green tea pannacotta dua, sama italian cheese soda satu," ucap Robert kepada pelayannya, sementara wanita tersebut sibuk mencatat pesanannya. "Dan kau, Erwin? Kau mau pesan apa?"
Erwin mengangkat kedua alisnya. "Kau memesan dua makanan?"
Robert mengangguk dengan antusias, membuat Erwin seolah-olah tengah melihat seekor anjing kecil bodoh yang sedang mengangguk. "Aku suka sekali dengan green tea pannacotta. Kau harus mencobanya Erwin."
"Tidak." Erwin menggeleng dengan keras, menolak mentah-mentah. Yang ia suka hanyalah makanan favorit Eline ataupun Ashley, yaitu risotto, panna cotta, dan gelato.
"Aku mau risotto, panna cotta, dan gelato. Masing-masing satu," tukas Erwin ke arah pelayan yang sedari tadi sedang menunggu pesanan Erwin. Pelayan tersebut mengangguk sekilas, sebelum menulis tiga pesanan Erwin di atas sebuah kertas.
Setelahnya, pelayan itu tersenyum ramah, kemudian mengambil buku menu yang sudah tidak dipakai itu dan melenggang pergi.
"Kau bilang kau tidak ingin memakan pannacotta, tapi kenapa kau juga memesan makanan yang sama denganku?" protes Robert di detik selanjutnya, membuat Erwin mengalihkan pandangannya dan menatap ke arah Robert yang tampaknya tengah sebal.
"Aku tidak pernah bilang tidak ingin memakan pannacotta," sahut Erwin dengan santai seraya merapikan rambutnya. "Lagipula, aku memesan pannacotta, bukan green tea pannacotta. Seharusnya kau bisa membedakan perbedaan kedua makanan tersebut dengan otak dangkalmu itu."
Robert mendengus mendengar perkataan Erwin. Ia tidak membalas lagi, karena ucapan Erwin memang betul juga.
"Ngomong-ngomong, orang tua Ashley awet muda juga, ya," ungkap Robert ketika bayangan wajah ayah dan ibunya Ashley sekilas melintasi benaknya.
Erwin hanya mengangguk mengiyakan, seolah tidak berniat untuk memulai percakapan apapun dengan Robert. Dan, Robert dengan sigap langsung menyadari hal tersebut.
"Tenang saja, Ashley akan baik-baik saja, Erwin," ujar Robert seolah dapat membaca pikiran Erwin.
"Aku tahu," seru Erwin dengan dingin, membuat Robert kembali mendengus.
Robert seakan-akan menjadi orang yang serba salah untuk Erwin. Padahal tujuan Robert adalah menenangkan pria tersebut, tetapi Erwin sendiri malah menjawabnya dengan nada dingin yang mampu membekukan orang.
"Kata momku, ia akan datang ke Washington sebentar lagi."
Ucapan Erwin cukup membuat Robert terkejut, sebelum di detik selanjutnya, pria itu menetralisir rasa terkejutnya.
"Oh, kapan tiba? Apa kau perlu pergi ke bandara untuk menjemputnya?"
Erwin mengangkat kedua bahunya, pertanda bahwa ia tidak tahu. "Aku harus menemani Ashley. Kau saja yang menjemput kedua orang tuaku."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Perfect EVIL Boy
Romance15 tahun yang lalu. Eline Hill atau dipanggil 'flower' oleh teman kecilnya, adalah seorang anak perempuan yang baik dan ceria. Selain cantik, Ia juga sangat disukai oleh banyak orang. Erwin Collins, adalah teman dari perempuan itu yang sekaligus men...