Happy reading🤑🤑
_____________________Ashley bersenandung di dalam bathtub kamar mandinya sembari menepuk-nepuk air di sekitarnya hingga terdengar suara percikan air. Setelahnya, gadis itu memejamkan mata, menikmati air hangat yang beraroma lavender dengan mulut yang tetap berkomat-kamit menyanyikan lagu kesukaannya.
Semuanya berjalan dengan tenang, hingga tiba-tiba saja suara bel di apartemennya berbunyi dan membuatnya membuka mata. Ashley mengerang panjang ketika ia langsung menyadari sesuatu.
"Dia sudah datang?" gumam Ashley dan segera bangkit dari dalam bathtub. Disambarnya handuk dan mengeringkan badannya dengan cepat, lalu mengambil bathrobe yang tersedia di dekatnya.
Tak butuh waktu yang lama, Ashley sudah keluar dari kamar mandi. Ia berjalan sedikit terbirit-birit ke ruang depan, sebelum bel apartemennya kembali berbunyi. Gadis itu menghiraukan air yang masih menetes-netes dari rambutnya hingga membasahi lantainya.
Mengulurkan tangannya untuk membuka pintu, Ashley langsung menampilkan senyuman terlebarnya kepada pria yang terpampang di balik pintu. Di detik selanjutnya, orang itu juga membalasnya dengan senyuman.
"Whoa! Tidak berpakaian?" tanya lelaki itu dan mengedipkan sebelah matanya kepada Ashley, sebelum ia berjalan masuk ke dalam apartemen gadis tersebut dan menguncinya.
"Hmm... mau makan apa?" tanya Ashley dan memeluk sebentar pria itu, menyalurkan rasa rindunya hingga puas. Gadis tersebut juga dapat merasakan tangan kekar itu melingkar di sekitar punggungnya.
"As usual. And, by the way, apa kau tidak memiliki rencana untuk berpakaian terlebih dahulu sebelum menyambutku?" sahut lelaki itu seraya melepaskan pelukannya. Matanya tampak melirik sekilas ke arah bathrobe yang sedang dikenakan oleh Ashley.
Kemudian, pria itu kembali menaikkan pandangannya, memandangi wajah Ashley yang segar dengan rambut panjangnya yang tergerai basah. Dari penampilannya ini, ia dapat menyimpulkan jika gadis ini baru saja selesai mandi.
"Tentu ada!" dengus Ashley seraya melipat kedua tangannya di depan dada. "Pergilah mandi, Jason. Aku akan pergi ke kamarku untuk mengenakan pakaian, lalu memasakkanmu makanan malam."
Jason menggerutu sesaat. "Baik, Tuan Putri." Ia kemudian menyahut dengan suara yang lantang, membuat Ashley sontak terkekeh geli akibat tingkah lakunya.
"Pergi sana!"
Pria yang bernama Jason itu menganggukkan kepalanya cepat. Ia mendaratkan ciumannya sekilas ke puncak kepala Ashley, sebelum melenggang pergi dari hadapan gadis tersebut. "Padahal umurku lebih tua darinya, tapi kenapa sikapnya tidak memiliki sopan san..."
Gumaman Jason langsung terhenti kala Ashley yang masih berada tidak jauh di belakangnya berujar ketus.
"Aku masih bisa mendengarmu, Jason!"
***
"Apa aku sudah cukup tampan?"
Erwin menyisir rambutnya ke belakang, merapikan sudut-sudut rambutnya yang kurang pas. Setelahnya, ia meluruskan dasinya yang sedikit membengkok ke kanan dan merapikan jas hitam yang sedang dikenakannya.
Erwin mengamati dirinya dalam diam pada pantulan cermin, sebelum berdecak dan menggeleng.
"Hmm... tidak tampan. Apa aku harus mengubah styleku lagi, ya?" Erwin meraih sisir yang tadinya sudah ia letakkan di atas meja, sebelum kembali menyisir rambutnya dengan penuh kehati-hatian. Pria itu memperbaiki tata rambutnya menjadi menghadap ke samping kiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Perfect EVIL Boy
Romance15 tahun yang lalu. Eline Hill atau dipanggil 'flower' oleh teman kecilnya, adalah seorang anak perempuan yang baik dan ceria. Selain cantik, Ia juga sangat disukai oleh banyak orang. Erwin Collins, adalah teman dari perempuan itu yang sekaligus men...