Part 20 - My New Girlfriend

6.9K 344 8
                                    

Happy reading🙂🙂
_____________________

Namun, bertepatan dengan itu, suara pintu yang dibuka terdengar, disusul dengan suara pekikan yang tertahan dari seseorang.

Mata Erwin bergerak melihat ke asal suara, sebelum tubuhnya terpaku di tempat. Ia melirik ke arah kedua sosok itu, lalu kembali menatap ke arah bra yang sedang di pegangnya seraya mendesah berat.

Pria itu menurunkan tangannya yang sedang memegang bra sembari mengumpat dalam hati. Lalu melempar barang indah itu ke dalam lemari dan menutupnya, berusaha untuk membuat Ashley tidak mengetahui apa yang sedang dirinya perbuat. Walaupun itu sudah pasti terlambat.

Hua, dia ingin bra itu... Erwin memanyunkan bibirnya karena tidak mendapatkan apa yang dia inginkan.

Namun, segera ditepisnya semua pikiran mesumnya itu, lalu dengan langkah yang mantap dan bossy, Erwin berjalan hingga melewati Robert dan Ashley yang sedang berdiri di ambang pintu dengan tatapan melongo. Sementara Billy berkaki empat menatapnya dengan tatapan garang.

"Kenapa Robert bisa di sini?" tanya Erwin dengan suara yang tenang. Mata birunya dapat melihat Ashley yang menatap ke arah lemari tadi, lalu menatap Erwin, kemudian menatap lemari lagi, dan melirik Erwin.

Pria itu melengos. "Kemarikan celana pendekku."

Salah satu tangan Erwin terjulur sombong, membuat Ashley langsung memberikan celana pendek yang sedang digenggamnya.

Gadis itu tampak meneguk ludahnya susah, masih terlalu terkejut dengan tindakan mengerikan dari Erwin tadi. Dirinya masih enggan untuk beranjak dari ambang pintu. "Apa yang kau lakukan dengan lemariku?"

Erwin memakai celana pendeknya dengan secepat kilat, lalu menatap ke arah Ashley dengan sebelah alis yang terangkat. "Kau tidak tahu apa yang sedang kugenggam tadi?"

Ashley menggeleng pelan, tapi di detik selanjutnya, ia malah mengangguk lugu. "Braku," ucap gadis itu seadanya.

Erwin sontak mengulum tawanya yang nyaris membludak keluar setelah mendengar perkataannya. Mata birunya menatap lucu ke arah Ashley. Oh, astaga, kenapa gadis ini menjadi terlihat polos?

Sementara itu, Robert hanya menatap ke arah Erwin, lalu Ashley, kembali lagi ke Erwin, kemudian Ashley, dan begitulah seterusnya sampai Ashley kembali bertanya kepada Erwin.

"Kenapa kau bisa berada di dalam kamarku?" tanya Ashley dengan raut wajah yang berubah kalut, namun terlihat lucu di depan mata Erwin.

Pria itu terkekeh pelan. Jari telunjuknya kemudian mengarah ke arah Billy. "Dia mengejarku. Jadi terpaksa aku harus bersembunyi di dalam kamar yang kutemui. Kalau mengenai lemari, aku tidak sengaja membukanya."

Dahi Ashley spontan mengerut hingga membentuk lipatan-lipatan aneh di keningnya. Perempuan itu dengan cepat menoleh ke arah Billy dan menatap tajam ke arah anjing kesayangannya.

Hidung Billy berkerut tidak senang, lalu menggonggong tidak setuju.

Ashley berpikir sejenak. "Tapi, sepertinya Billy tidak pernah melakukan hal seperti itu ke orang lain," ujarnya, sebelum kembali melirik ke arah Erwin.

Pria itu mengedikkan bahu tidak tahu. "Mungkin dia bernapsu melihatku," timpalnya tanpa beban, membuat Billy mulai menggeram kesal ke arahnya.

Ashley menjulurkan tangannya dan mengangkat anjing peliharaannya ke dalam dekapan. Gadis itu mengamati wajah Billy dengan serius. "Dia laki-laki, dan sepertinya Billy masih waras."

Robert turut mengangguk. "Erwin sepertinya sudah gila."

Billy hanya menggonggong tanda setuju, membuat Erwin mendengus dan melangkah turun ke lantai satu. "Jadi, kau pikir aku yang gila?"

Erwin terus berjalan turun, sebelum langkah pria itu berhenti di pertengahan tangga, lalu menatap ke arah Ashley yang tampak hanya kebingungan di tempat. "Oh, ya. Kurasa anjingmu yang bernama Bitty itu mengidap penyakit rabies."

Ashley spontan menggeleng tidak setuju. Ia hendak menjawab, tapi sosok Erwin sudah terlebih dahulu menghilang dari pandangannya. Ia menghela napas. Hey, ada apa dengan pria ini?

Ashley melirik ke arah lemarinya sekilas, sebelum bulu kuduknya meremang sendiri. Dasar lelaki mesum itu...

Gadis itu dengan cepat bergeser dari ambang pintu dan menutup pintu kamarnya, kemudian berjalan menuju ke lantai bawah. Robert hanya mengikutinya dari belakang, berganti menjadi pekerjaan Billy yang biasanya selalu membuntuti Ashley.

Setelah sampai di lantai satu, Ashley mengedarkan pandangannya. Dan, melalui sudut matanya, gadis itu dapat melihat Erwin sedang duduk di atas sofanya dengan kedua kaki yang di taruh di atas meja. Ashley sontak melipat bibir menahan kesal. Sialan, seluruh apartemennya menjadi kotor hanya karena pria satu ini!

"Umm... bisakah kalian keluar dari apartemenku sekarang?" tanya Ashley secara baik-baik dan hati-hati. Mata birunya menatap Erwin dan Robert bergantian.

"Kenapa?" Erwin melirik ke arah Ashley sekilas, sebelum mendengus, merasa sedikit lucu dengan pertanyaan gadis itu barusan. Sementara Robert hanya terbungkam heran.

Ashley menghela napas, mencoba untuk tetap dalam kondisi sabar. "Aku harus pergi keluar sekarang."

Erwin mengangkat salah satu sudut bibirnya ke atas, merasa sedikit tertarik. "Then, I will join with you."

Mata biru milik Ashley spontan terbelalak hebat. Ia tergagap dan tanpa sadar memundur satu langkah ke belakang. "Tidak usah," tolaknya dengan halus. Setelah kejadian bra tadi, Ashley menjadi merasa sedikit takut dengan pria ini.

"Kenapa?" Erwin mencebik. "Aku sebenarnya juga sedang ingin berolahraga," simpulnya sembari melihat ke arah tubuh Ashley yang dibalut pakaian olahraga secara terang-terangan.

Erwin juga bersumpah dia dapat melihat Robert menatap tubuh Ashley, membuatnya langsung ingin mencongkel kedua mata itu sekarang juga. Pria mesum itu, batinnya geram, tidak menyadari jika dirinya juga mesum.

"Aku juga ikut," rengek Robert, membuka suaranya.

Ashley mendadak lugu. "Tapi, aku tidak ingin siapapun yang menemaniku selain Billy," sahutnya seraya mengelus bulu anjingnya yang lembut.

Erwin mengernyit sementara Robert hanya memanyunkan bibirnya ke depan. Erwin sontak bangkit dari atas sofanya sembari menatap tajam ke arah Ashley. Apa gadis itu baru saja mengatakan bahwa dirinya tidak cocok untuk menemani Ashley jika dibandingkan dengan anjing berbulu dan berkaki empat yang memiliki otak tolol itu?

"Apa harus kuperjelas lagi?" seru Erwin dengan tajam. Ia melangkah cepat ke arah Robert dan Ashley yang tampak langsung kebingungan dengan perkataan tak masuk akalnya, lalu merengkuh pinggang milik gadis itu dengan cepat. Erwin dengan sigap mendaratkan bibirnya ke kening Ashley, mengecupnya sekali dan menyeringai dalam hati.

Ia dapat merasakan tubuh Ashley menegang sesaat, mungkin terkesiap dengan apa yang Erwin perbuat. Mata birunya kemudian melirik ke arah Robert yang tengah syok, sebelum sebuah senyuman penuh arti mengembang di wajahnya yang tampan.

"Perkenalkan, pacar koleksi terbaruku, Ashley."

Lihat saja kau, Robert.

___________________

To be continue...

DON'T FORGET TO VOTE AND COMMENT. THANKS.

TULIS KOMENTARNYA YA, GUYS!! BESOK AUTHOR BAKALAN UPDATE LAGI SECEPAT MUNGKIN :) BANYAKIN VOTE DAN KOMEN KALAU BESOK MAU BANYAK-BANYAK UPDATE, XD!!

29 Juny 2018

The Perfect EVIL BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang