Happy reading💟💜
_____________________"Aku tidak segan-segan untuk mencabut pintu sialanmu ini dari engselnya. KAU! Berani sekali kau membuatku menabrak benda meninggal ini!" Pria itu tampak mengelus wajahnya sendiri dan masih belum menyadari keberadaan Ashley yang sudah menegang terlebih dahulu di tempatnya.
Sial!!
Ashley merasa jiwanya langsung ditarik keluar dengan paksa saat itu juga. Tubuhnya terasa membeku selama beberapa saat, tertegun dengan wajah pria yang berada di depannya. Ashley dipertemukan lagi dengan pria ini.
Apa ia sedang bermimpi?
Gonggongan anjing dari arah belakang Ashley terdengar secara tiba-tiba, membuat gadis itu langsung tersadar bahwa ini bukanlah sebuah mimpi. Ia spontan menggigit bibir bawahnya dengan gugup.
Anjing sialan ini! Kenapa dia harus menggonggong pada waktu yang tidak tepat!?
Pria itu tampak sedikit meringis seraya mengelus wajahnya, sebelum menolehkan kepalanya ke asal suara anjing itu. Namun, ia langsung tercengang selama beberapa saat hingga membuat ia harus mengerjapkan matanya beberapa kali untuk melihat pemandangan di depannya.
Bukan, bukan anjing itu yang menyita pandangannya, tetapi, perempuan yang berdiri tepat di ambang pintu apartemen. Bahkan, mulut Robert tampak menganga beberapa saat.
"Kau?" tanyanya heran. "Kau tinggal di sini?"
Ashley tampak menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal. "Umm... Ya. Dan, apa yang Anda lakukan di sini, ya?"
Lalu, seakan teringat sesuatu, Robert langsung menjentikkan jarinya sejenak. "Apa kau menyukai bunga?" tanyanya dengan binar mata yang penuh harap.
"Ya?" Ashley malah bertanya balik. Ia tampak mengerjapkan matanya heran. Kenapa pria ini menjadi tidak masuk akal? "Apa?"
"Kau tidak menyukai bunga?" Binar mata milik Robert tampak meredup seketika.
"Ya, aku menyukai bunga. Tapi, ada apa, ya? Kalau mengenai pintu apartemenku, aku minta maaf karena telah membukanya terlalu lebar hingga membuat wajahmu harus menabraknya."
What!!
Di detik selanjutnya, Robert malah semakin menganga dengan lebar dan langsung membelalakan matanya dengan terkejut. Ia menatap perempuan itu dari atas hingga bawah kaki, lalu menggelengkan kepalanya tanda tidak percaya. "Kau Ashley? Apakah umurmu 22 tahun? Tamat dari sekolah di kota Los Angeles?"
Ashley spontan menatap penasaran ke arah pria di depannya. "A--apa? Darimana kau mengetahui hal itu?"
Apa pria ini semacam penguntit atau sejenisnya?
Robert tiba-tiba saja melotot, lalu langsung bergerak memeluk Ashley dengan erat. "Astaga, Ashley! Kau melupakanku?"
Perempuan itu sontak termundur beberapa langkah ke belakang akibat aksi Robert yang secara tiba-tiba. Mata birunya membelalak kaget, menatap ke arah pria kurang ajar yang berada di depannya. Melihat itu, Billy semakin menggonggong dengan keras, membuat suasana di sana semakin buruk saja.
"Siapa Anda? Aku tidak mengenalmu!" pekik Ashley seraya berusaha untuk melepaskan pelukan erat dari Robert. Namun, niatnya sontak berhenti begitu ia mendengar kalimat selanjutnya yang dilontarkan oleh pria tersebut.
"Kau benar-benar telah melupakanku? Kenapa kau kejam sekali Ashley? Aku adalah Robert, teman baik di masa sekolahmu dulu," ucap Robert dan memberengut kesal di dalam dekapan Ashley.
Wait a minute...
Wait!?
"Robert?" Pertanyaan itu langsung membuat pria itu menganggukkan kepalanya dengan cepat.
"Temanku yang tidak pernah memiliki rasa percaya diri itu?" tanya Ashley lagi. Ia tampak berpikir sejenak sembari melihat ke arah pria itu dengan sedikit heran.
Robert melepaskan pelukannya, lalu memicing tajam ke arah Ashley. "Bisakah kau jangan mengucapkan hal memalukan itu ketika berada di dalam pertemuan lepas rindu ini?"
"Kenapa?" Ashley sedikit mengangkat alisnya ke atas.
Sementara itu, Billy yang tadinya menatap ke arah Robert dengan tatapan garang langsung terduduk di atas lantai. Ia menggoyangkan ekornya, menatap ke arah majikannya dan pria asing itu dengan bingung. Huh? Mereka tampak akrab? Apa kejadian tabrak pintu tadi adalah semacam perkenalan dari makhluk yang bernama manusia ini?
"Oh, ayolah. Lupakan saja hal yang tidak penting itu," desah Robert malas. Ia lalu melirik ke arah anjing yang berada di belakang Ashley, kemudian menjulurkan lidahnya tanpa sebab ke arah hewan tersebut. "Dia adalah peliharaanmu?"
"Ya," sahut Ashley. "Dan juga, kenapa wajahmu sudah terlihat sangat berbeda dari wajahmu yang dulu? Kau terlihat lebih tampan dan rapi, bahkan aku tidak bisa mengenalmu lagi saat bertemu di kejadian kafe kemarin," tambahnya lagi tanpa berpikir dua kali, membuat Robert spontan tersenyum bangga.
"Tentu saja. Orang selalu bisa berubah, Ashley. Dan, kau juga sudah terlihat semakin cantik dari hari ke hari," puji Robert, sebelum kembali melirik ke arah hewan peliharaan gadis itu.
Melihatnya hanya membuat Billy menatap bingung ke arah Robert. Hewan itu kemudian menggonggong sekali, pertanda bahwa dia sangat tidak menyukai tatapan jahil dari Robert.
"Kau bekerja di kafe?" tanya Robert.
"Ya, dan kau? Apa kemarin pria yang sedang bersamamu adalah temanmu? Kulihat kau begitu manja dengannya? Atau, mungkinkah dia saudaramu?"
Robert menggelengkan kepalanya dengan singkat. "Tidak. Dia adalah teman sialku dan bosku yang pengatur."
Tepat setelah Robert melontarkan kalimatnya, suara seseorang tiba-tiba terdengar. Dan, suara itu juga terdengar tidak asing bagi Ashley. Ia dan Robert secara bersamaan menoleh ke asal suara.
"Robert? Dengan siapa kau bicara hingga terdengar seseru itu dan melupakanku yang sedang berada di sini? Apa kalian tidak memiliki topik yang lain lagi?" tanya suara bariton itu.
Ashley merasakan tubuhnya kembali menegang sesaat, membuat dirinya tanpa sadar mencengkram erat tali anjing yang sedang dipegang olehnya. Ia meneguk salivanya susah. Sementara itu, rasa takutnya sudah menjalar ke seluruh sarafnya, membuat fungsi tubuhnya tidak bekerja seketika.
Untuk kali ini, Ashley benar-benar tidak bisa berkutik di tempat. Suara itu seakan-akan sudah mengambil alih seluruh tubuhnya, menghipnotisnya secara langsung.
___________________
To be continue....
Don't forget to vote and comment. THANKS.
BANYAK VOTE ATAU KOMEN, AUTHOR BAKALAN BERUSAHA UNTUK UPDATE SECEPAT MUNGKIN.
15 Juny 2018
KAMU SEDANG MEMBACA
The Perfect EVIL Boy
Romance15 tahun yang lalu. Eline Hill atau dipanggil 'flower' oleh teman kecilnya, adalah seorang anak perempuan yang baik dan ceria. Selain cantik, Ia juga sangat disukai oleh banyak orang. Erwin Collins, adalah teman dari perempuan itu yang sekaligus men...