Part 23 - Trouble Maker (2)

5.1K 268 6
                                    

Happy reading🤗🤗
_____________________

"Maka dari itulah, makan kotoran Billy! Jangan terus membuatku kesal!"

Tak mau kalah, Erwin turut menyahut dengan kilatan kobaran api di kedua mata birunya. "Kau yang membuatku kesal. Apa kau pikir aku bisa memakan kotoran anjingmu yang sudah terkena rabies itu? Lebih baik aku mati kelaparan daripada terkena virus mematikan."

Rabies?

Ashley ingin sekali meninju wajah bajingan itu segera. Apa! Berani-beraninya dia mengatakan bahwa anjingnya memiliki penyakit rabies!

"Tutup mulutmu! Anjingku sama sekali tidak memiliki penyakit seperti itu."

Erwin menyemburkan tawanya yang terkesan sarkastik. Ia kemudian menatap ke arah Ashley dengan tatapan mengejek. "Oh, ya? Aku tidak yakin."

Ashley mulai menggeram kesal. Dan bertepatan dengan itu, Billy yang entah darimana asal usulnya itu langsung saja meloncat ke tubuh Erwin. Hal tersebut membuat pria itu refleks memekik, menyadari sesuatu berbulu yang bergerak duduk di atas pangkuannya dan menatapnya santai. Darimana hewan menjijikan ini muncul?!

Kyaa...

Sama seperti perempuan, Erwin menjerit nyaring, bahkan mengalahkan jeritan Ashley yang biasanya terdengar sedikit serak. Gadis itu langsung bergantian menertawakan wajah konyol milik Erwin.

"Suruh hewan ini turun sekarang! Ashley!" pekik Erwin dan bergerak gelisah di tempatnya, namun tidak berani untuk bergerak terlalu banyak, takut-takut jika anjing ini menggigitnya. Dan sekarang, ia malah merasakan bulu kuduknya bergidik ngeri secara tidak karuan saat merasakan hewan itu menjilat lengannya.

"Ashley!"

Teriakan Erwin semakin menggelegar dan pria itu mulai kesal melihat tingkah Ashley yang hanya acuh tak acuh dengan penderitaannya. Erwin benar-benar akan membalas dendam!!

Sekali lagi, Erwin berusaha menggeser Billy dari pangkuannya, namun sama seperti majikannya yang sungguh keras kepala, anjing itu masih tetap berusaha untuk duduk seraya menunjukkan gigi taringnya yang tajam.

"ASHLEY!!"

"Apa?"

Balasan santai dari gadis itu membuat kesabaran Erwin sudah berada di titik puncaknya. Pria itu menarik napas dalam-dalam, lalu menghembuskannya secara perlahan. Dilakukannya hal itu berkali-kali hingga Ashley mengernyitkan dahinya. Apa lelaki ini menderita penyakit asma?

"Segera jauhkan anjing liar ini dari tubuhku," pekik Erwin seraya memicing ke arah Ashley, namun hanya dibalas oleh perempuan itu dengan tatapan tidak peduli. "Ashley!"

Ribut! Gadis itu akhirnya menghela napas. Ia berjalan menuju ke dalam ruang tamu dan menatap ke arah Billy serta wajah Erwin yang masam secara bergantian, lalu mengulum tawanya yang nyaris meledak hebat. Ia hanya berdiri di depan Erwin tanpa melakukan apapun, membuat pria itu mendelik tidak suka.

"Dia bukan anjing liar," ujar Ashley tenang, tapi tidak dengan jantungnya yang berdetak cepat saat Erwin mulai mengeluarkan tatapan tajamnya. Billy adalah anjing yang baik, sementara Erwin adalah manusia liar yang sesungguhnya.

"Kumohon suruh Bitty ini untuk segera pergi dari tubuhku." Suara pekikan Erwin kembali terdengar begitu menggelegar ke seluruh penjuru apartemen Ashley. Wajah tampannya berubah menjadi risih sembari melihat ke arah anjing nakal yang terus saja menjilati lengannya tanpa henti. Apa lengannya ini begitu enak?

"Namanya bukan Bitty, tapi Billy," ralat Ashley dan mengoreksi ucapan Erwin. Perempuan itu tampak masih menikmati penderitaan Sang Erwin. Oh my god! Bahkan seluruh persendian Erwin sudah terlihat menjadi kaku dan tak bisa digerakkan karena jilatan dari Billy.

The Perfect EVIL BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang