Part 37 - She Reminded Me Of Her

4.1K 206 10
                                    

Happy reading ^^
_______________

Erwin menepuk-nepuk pipinya sendiri, lalu mengembangkan senyum hingga pantulan cermin di depannya menampilkan wajahnya yang cerah. Pria itu kembali merapikan rambut hitam kecoklatannya untuk yang entah keberapa kalinya, kemudian menggumamkan kata-kata pujian.

"Tenang, Erwin. Kau sudah tampan," ujarnya dan memantapkan hatinya yang terus terasa bimbang semenjak mengajak Ashley untuk makan di restoran ini.

"Tenang, kau sama sekali tidak terlihat konyol." Mulutnya kembali bersuara, sebelum sebelah matanya sendiri mendelik tajam menatap ke arah pantulan kacanya. "Sudah rapi dan bersih... sepertinya."

Lalu, seakan teringat dengan sesuatu, Erwin mengusap kedua tangannya, kemudian menutup mulut dan hidungnya secara bersamaan. Ia sedikit menghembuskan napasnya, sebelum tiba-tiba menyimpulkan sebuah senyuman manis karena mulutnya sama sekali tidak berbau lagi.

Jerih payah memang tidak pernah mengecewakan hasil.

Erwin mengerling ke arah cermin, lalu bersikap sok cool. Tentu saja mulutnya tidak akan berbau lagi, mengingat dirinya sudah menyikat gigi sampai sepuluh kali dan juga telah menggunakan mouthwash yang mungkin sedikit berlebihan.

"Tampan, baik, mempesona, dan tegap. Apa lagi yang kurang dari diriku?" ujarnya sambil menaik-turunkan kedua alisnya dengan ritme yang cepat.

Tapi, sesaat setelahnya, Erwin langsung cemberut ketika menyadari ketampanannya masih belum bisa membuat Ashley terpana. Ekspresi yang ditunjukkan oleh gadis itu sebenarnya sama sekali bukanlah raut wajah yang ia harapkan sepenuh hati. Biasa dan datar.

"Apa rambutku kurang gel?" Erwin kembali mengacak-acak rambutnya hingga berantakan, lalu memberengut kesal jika hal itu bukanlah inti dari permasalahannya.

"Kurang misterius?"

"Atau kurang terlihat jantan? Apa mungkin aku lebih tampak seperti perempuan yang lemah lembut?"

Erwin berusaha untuk kembali mengingat-ingat hal apa yang ia lakukan selain menjemput Ashley dengan menggunakan mobil mahalnya tadi.

Beberapa menit yang lalu, atau lebih tepatnya tiga puluh menit yang lalu, Erwin sudah berbenah diri untuk segera menjemput Ashley dan mengajak perempuan itu untuk pergi makan malam. Erwin memang telah melontarkan ajakan itu sejak kemarin, dan semoga saja Ashley tidak memiliki daya ingat yang bisa dibilang buruk.

Kemudian, keberuntungan berada di pihaknya. Saat itu, Ashley memang sudah lupa dengan ajakannya hingga membuatnya sedikit kecewa. Namun, kekecewaan itu terganti dengan rasa bahagia yang menyusup ketika Ashley mengatakan jika dirinya belum memakan apapun semenjak tadi siang.

Perempuan itu juga sempat menolak ajakannya dengan alasan Erwin sedang sakit, tapi karena tuntutan Erwin yang terus diajukan membuat Ashley tidak berkutik dan akhirnya memutuskan untuk mengalah.

Erwin tersenyum lebar ke cermin yang berada di depannya, menatap pantulannya sendiri yang sedang memakai pakaian mahal berwarna hitam yang dipadukan dengan celana jeans biru tuanya. Memang terkesan sedikit misterius dan tidak berwarna, tapi itulah kesukaannya semenjak kecil.

Orang keren!? kikiknya dalam hati.

Setelah menghabiskan waktu sekitar lima menit untuk merapikan kembali rambutnya yang sempat diacak-acak, Erwin langsung saja keluar dari kamar mandi pria.

Ia tidak mau membuat Ashley menunggu lebih lama lagi. Apalagi membuat perempuan itu mulai penasaran dengan dirinya yang masih belum memunculkan batang hidungnya semenjak beberapa menit yang lalu.

The Perfect EVIL BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang