Happy reading^^
___________________Robert melirik Ashley sesaat, sebelum terkekeh geli dengan penuh arti. "Ya, kau dan dia terlihat sangat aneh menurutku."
Ashley menampilkan wajah bingungnya, lalu jari telunjuknya menunjuk ke arah dirinya sendiri. Gadis itu dibuat tidak mengerti oleh perkataan Robert barusan. "Aku? Kenapa? Aneh?"
Robert mengangkat salah satu alisnya, lalu mata birunya menelusuri wajah Ashley dengan teliti. "Erwin menangis. Dan, kurasa itu karenamu," ujar Robert langsung, membuat Ashley menatapnya dengan tatapan terkejut.
"Aku?"
Robert menyandarkan kepalanya ke tepi kolam, lalu berpikir sesaat. "Dia tadi menghilang dari kantornya sekitar jam makan siang, dan yang lebih parahnya lagi, Erwin tidak menghadiri semua rapat pentingnya. Kemudian, setelah itu, jam 7 tadi aku baru menemukan dirinya yang menangis."
Dahi Ashley berkerut, seolah-olah Robert sedang berbohong padanya. Sudut bibirnya berkedut heran, menerawang jauh ke waktu yang lalu tadi. Setahunya, Ashley tidak membuat Erwin terpuruk, kecuali ia yang melontarkan sebuah kalimat tentang bau mulutnya itu.
Tidak mungkin jika pria itu menangis karena ucapan Ashley, kan?
Kenapa cengeng?
"Entahlah." Ashley mengedikkan bahunya tidak peduli, lalu memutuskan untuk berenang ke sekitar. Entah kenapa, ia merasa jika Robert akan bercerita tentang hal-hal dari diri Erwin, dan Ashley sudah malas untuk mendengarnya.
"Aku masih tidak percaya jika kalian sudah berpacaran," ujar Robert, sementara mata birunya menatap gerak-gerik Ashley yang sedang berenang kesana-kemari dengan santai.
"Aku juga," balas Ashley dan melirik Robert sekilas.
"Kapan kalian bertemu?"
"Tidak sampai seminggu," jawab Ashley dengan jujur, membuat Robert menyatukan kedua alisnya dengan heran. "Yah, aku bertemu dengannya saat aku tanpa sengaja menjatuhkan kopi di jasnya waktu itu."
Robert memiringkan kepalanya mulai aneh. "Aku semakin yakin jika Erwin tengah berbohong tentang cinta pada pandangan pertamamu itu."
Ashley mengangguk cepat. Ia langsung berhenti berenang dan mendekati Robert. Memang Erwin itu pembohong, dan ternyata Robert mampu menyadarinya. "Ya--"
"ASHLEY!"
Ashley menghentikan ucapannya ketika seseorang tiba-tiba saja memanggil namanya dengan keras. Secara refleks, Robert dan Ashley menoleh ke arah asal suara yang sepertinya tak jauh dari tempat mereka.
Mata Ashley membulat lebar, tapi sepertinya rasa keterkejutannya itu tidak berlaku bagi Robert. Pria itu tampak santai-santai saja.
Mengerjap, Ashley sedikit menyipitkan matanya. Di sana, tampak seorang pria yang tengah memakai sebuah masker di mulutnya itu berjalan ke arah kolam renang ini dengan kaki yang dihentak-hentakkan.
Astaga, Ashley benar-benar lupa dengan perkataan Robert tadi. Tentu saja dirinya memiliki kemungkinan yang amat besar untuk bertemu dengan Erwin, karena pria itu akan selalu pergi ke gym pada malam hari.
"Hai, Erwin. Aku sedang bersenang-senang bersamanya, mau ikut?" sapa Robert dengan hangat, membuat Ashley mendelik aneh ke arahnya.
Robert ingin bercerita dengan Erwin juga? Ish, seharusnya ia tidak mengikuti Robert tadi.
"Hmm... sepertinya seru," ujar Erwin dan menghentikan langkahnya di tepi kolam. Ia menatap tajam ke arah Ashley, membuat gadis itu tanpa sadar meneguk ludahnya dengan susah.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Perfect EVIL Boy
Romansa15 tahun yang lalu. Eline Hill atau dipanggil 'flower' oleh teman kecilnya, adalah seorang anak perempuan yang baik dan ceria. Selain cantik, Ia juga sangat disukai oleh banyak orang. Erwin Collins, adalah teman dari perempuan itu yang sekaligus men...