Part 14 - She Lie To Me Again (1)

7.4K 360 4
                                    

Happy reading😝😜
_____________________

Ashley merasakan tubuhnya kembali menegang sesaat, membuat dirinya tanpa sadar mencengkram erat tali anjing yang sedang dipegang olehnya. Ia meneguk salivanya susah. Sementara itu, rasa takutnya sudah menjalar ke seluruh sarafnya, membuat fungsi tubuhnya tidak bekerja seketika.

Shit!

Ashley dapat melihat Robert terkaget sesaat, sebelum menoleh ke arah samping. Ia yang berada di belakang Robert tidak dapat melihat dengan jelas siapa pemilik suara yang tidak asing itu.

"Ah, hi my friend. Kau sudah siap?" tanya Robert sedikit berbasa-basi dan terlihat mencengir tidak bersalah.

Pria yang berada di hadapannya hanya mengangkat kedua alisnya. "Aku sudah siap dari tadi. Bahkan sebelum kejadian wajah jelekmu itu menabrak pintu Ashley, aku sudah mendengar semua percakapan seru kalian," ucapnya dengan santai, namun nada dingin tetap menyertai kalimatnya.

Ashley mengernyit, sebelum otak pintarnya tiba-tiba saja menyadari sesuatu. Oh, tidak! Tolong jangan katakan jika pria itu adalah... Erwin.

Robert dapat merasakan tubuhnya melayang ke samping secara tiba-tiba, lalu di detik selanjutnya, ia langsung mengerang sakit ketika merasakan rasa nyeri yang langsung menjalar di seluruh sarafnya. Pria itu mengaduh, kemudian menatap ke arah Erwin dengan tatapan tidak percayanya.

Bagaimana tidak? Big bossnya baru saja mendorongnya hingga terjatuh secara menyedihkan di lantai keramik ini. Bajingan sialan ini!

"Kau, bos sialan. Aku benar-benar akan mengutukmu menjadi--"

Belum sempat Robert menyelesaikan perkataannya, Erwin langsung mengangkat telapak tangannya, menyuruh ia untuk diam terlebih dahulu dan menyelanya dengan cepat.

"Bicara sekali lagi, aku akan mencincangmu nanti. Ah, dan jangan lupakan dengan gajimu yang akan didiskon sebanyak 90%."

Mendengar itu, Robert sontak mengatupkan bibirnya rapat-rapat. Erwin yang hanya melihatnya menyimpulkan senyuman miringnya, sebelum sebelah kakinya menendang tubuh mengenaskan itu untuk segera menjauh, merasa bahwa tubuh tersebut hanya menganggu langkah kakinya.

Robert melotot. Ia sebenarnya hendak membalas perbuatan Erwin, namun entah kenapa, sisi lain dari dirinya langsung mengingatkan ia tentang ancaman tadi lagi.

'Bicara sekali lagi, aku akan mencincangmu nanti. Ah, dan jangan lupakan dengan gajimu yang akan didiskon sebanyak 90%.'

Ancaman yang sungguh buruk sedunia dan yang pasti mampu membuat Robert untuk bertekuk lutut dan memuja-muja bos gilanya ini.

Great!!

Erwin kemudian membalikkan badannya ke arah Ashley, lalu menahan pintu apartemen itu dengan menggunakan sebelah tangan ketika melihat perempuan itu hendak menutup pintunya lagi.

"Hi, aku Erwin, Ashley," sahut Erwin dan bersedekap, memandangi Ashley secara terang-terangan, tak lupa juga dengan tatapan intimidasinya. Tatapan matanya seolah-olah sedang menunjukkan bahwa ia sedang mengatakan 'are you fucking kidding me?'

"So? Apa kau bisa menjelaskan hal ini? Apa kedua mataku ini yang bermasalah hingga membuatku bisa melihat Ashley di sini, atau memang inilah faktanya?" tanya Erwin.

Ia lalu menyandarkan tubuhnya ke pintu apartemen milik Ashley. Sementara itu, matanya menatap tepat ke arah mata biru milik Ashley, sebelum pandangannya turun ke hewan peliharaan itu. Ia menyunggingkan senyuman miringnya lagi.

Melihat itu, Billy langsung bangkit dari lantai dan menggonggong ke arah Erwin. Hewan itu menunjukkan tatapan marahnya ke arah pria tersebut, seakan-akan anjing tersebut tahu bahwa Ashley sedang merasa tidak nyaman di tempatnya berdiri. Tidak, ini pasti pria berbahaya. Lihat saja wajah yang dibuat miring itu.

"Hmm?" deham Erwin lagi ketika merasa bahwa Ashley tidak ingin menjawab pertanyaannya. "Atau, apa yang sedang kulihat ini adalah hantu Ashley?"

Ashley menggelengkan kepalanya, lalu menggigit bibir bawahnya dengan gugup. "Ti--tidak." Kemudian, ia langsung menundukkan kepalanya, enggan untuk bertatap-tatapan dengan Erwin.

Oh, astaga. Tentu saja ia malu setengah mati saat ini, mengingat kemarin Ashley baru saja membohonginya beberapa kali.

Demi Tuhan.

"Kau merasa tidak nyaman berbicara di sini?" tanya Erwin ketika Ashley terus menggigit bibir merahnya sendiri. "Kalau begitu, kita berbicara di tempat yang lain saja. Di sini ada seorang penguntit jahat yang sedang berada di belakangku."

Jleb.

Ucapan Erwin ternyata mampu membuat Robert langsung merasakan hatinya ditusuk oleh sesuatu yang tajam. Robert kembali membelalakan matanya dan menatap ke arah Erwin dengan pandangan tidak terima.

Sebenarnya Erwin atau dirinya-lah yang menjadi penguntit? Bahkan ia yang terlebih dahulu berbicara dengan Ashley, sementara Erwin-lah yang menjadi seorang penguntit karena mendengar percakapan mereka secara diam-diam.

I am gonna kick your ass, man, rutuk Robert, sebelum bangkit dari posisi mengenaskannya tadi. Ia kemudian menatap kesal ke arah Erwin.

"Kita bicara di dalam apartemenmu saja." Dan, itu mutlak. Ashley tidak boleh membantah ataupun melawan.

Erwin sedikit mendorong tubuh Ashley untuk menjauh dari ambang pintu, membuat Billy yang melihatnya langsung menggonggong tidak terima. Setelahnya, tubuh Erwin ikut masuk ke dalam dan ia bergerak menutup pintu itu, meninggalkan Robert yang sedang mengumpat kesal di luar sana sendirian.

"Hei, kau mau berbuat apa di dalam sana? Kembalikan Ashley padaku!"

Pekikan Robert yang histeris itu dapat terdengar di telinga Erwin, namun ia malah mengacuhkannya dan langsung melangkah masuk ke dalam apartemen Ashley tanpa banyak berbasa-basi. Moodnya sudah hancur sekarang.

Ck, padahal Robert dan Ashley hanyalah teman baik yang sudah tidak berjumpa selama bertahun-tahun, tapi kenapa Robert malah dengan seenak jidatnya memeluk Ashley begitu saja? Bukankah itu namanya pelecehan?

Perasaan tidak suka kepada Robert langsung membuncah begitu saja di dalam dada Erwin.
__________________

To be continue...

Don't forget to vote and comment. THANKS.

BANYAK VOTE DAN KOMEN, AUTHOR USAHAKAN UNTUK UPDATE SECEPATNYA💪

17 Juny 2018

The Perfect EVIL BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang