Part 45 - Suspicious

3.4K 160 11
                                    

Happy reading😃😃
_____________________

Di sebuah club malam yang terkenal di kota Washington, seorang pria dengan rambut yang acak-acakkan terlihat duduk lesu di bar. Beberapa gelas kecil kosong tampak berserakan di atas bar counter, sementara sang bartender terus sibuk meracik minuman yang dipesan oleh pelanggannya.

Beberapa jam berada di dalam club hingga tak terasa waktu sudah menunjukkan tengah malam, pria itu bahkan sama sekali tidak merasa risih dengan sorot pandangan aneh yang terpancar dari orang-orang di sekitarnya. Tak jarang juga ia dapat menangkap basah jika ada beberapa manusia yang mencuri-curi pandang ke arahnya secara diam-diam.

Menghela napas, Erwin menjulurkan tangan, memberikan isyarat kepada bartender itu untuk menyerahkan segelas alkohol lagi. Setelah mendapatkan apa yang ia inginkan, langsung saja Erwin meneguknya dalam sekali teguk hingga kandas.

Seperti hari sebelum-sebelumya, dia sama sekali tidak memiliki mood untuk bangkit dari tempat duduknya dan menghampiri lantai dansa yang dipenuhi oleh para manusia. Dapat dilihat dengan jelas jika lantai dansa tersebut sangat berdesak-desakkan dengan para wanita berpakaian pendek ataupun pria-pria muda lainnya. Tubuh-tubuh seksi yang sama sekali tidak bisa memikat hasrat Erwin terlihat bergesek-gesekkan di atas lantai laknat tersebut.

Seorang diri di bar sana, jauh dari keramaian, atau lebih tepatnya, sengaja untuk menjauhi keramaian, hingga otak yang selalu berkecambuk dengan berbagai pikiran membuat Erwin langsung menelungkupkan kepala di balik kedua tangannya yang dilipat di atas meja.

"Are you drunk?"

Pertanyaan itu lantas membuat Erwin mengangkat kepala, lalu mengerjap. Matanya yang mulai memerah itu beredar linglung seperti orang yang mabuk, menatap ke sekelilingnya dengan sorot mata yang tajam dan dingin, sebelum dirinya menemukan seorang pria di dekatnya sedang memandanginya lekat-lekat.

Erwin mengerutkan dahinya. "Siapa kau?"

Alih-alih menjawab pertanyaan Erwin, pria itu malah tersenyum miring dan melontarkan pertanyaan yang sama juga. "Siapa juga kau?"

Erwin mendengus seketika. Ia memutar kedua bola matanya malas, lalu memanggil bartender untuk mengisi gelas whiskeynya, lagi. Erwin juga menghiraukan pria yang baru saja bertanya kepadanya itu duduk di samping kursinya. Pria itu pasti sedang mempermainkannya!

Berusaha untuk tidak peduli namun gagal, Erwin setengah mencuri pandang ke arah orang itu. Dapat dilihatnya jika pria dengan identitas yang masih belum diketahui oleh Erwin itu ikut-ikutan memesan segelas whiskey kepada bartender, membuat Erwin sendiri mendelik tajam.

"Kau terlihat seperti orang yang baru saja patah hati," ucap orang itu tiba-tiba, sebelum melontarkan ucapan terima kasih kepada sang bartender sesaat setelah dia mendapatkan segelas whiskey. Diteguknya cairan hangat itu secara perlahan.

Erwin melirik sekilas ke arah pria itu, kemudian meneguk cairan whiskeynya hingga tandas. Tidak seperti orang asing itu yang tenang-tenang saja dalam meminum minumannya, Erwin meneguknya secara terburu-buru.

"Bagaimana kau bisa mendapatkan pemikiran yang menjengkelkan seperti itu?" tanya Erwin dan mengangkat salah satu alisnya ke atas. rTak bisa dipungkiri jika ia sungguh penasaran dengan kemampuan orang itu yang mampu membaca suasana hatinya.

"Let me guess. Kau pasti baru saja dikhianati oleh pacarmu dan hatimu itu sedang berada dalam suasana yang mendung selama beberapa hari."

Berkedip cepat, Erwin langsung menoleh ke arah pria yang sedang menyunggingkan senyuman manisnya itu. Dahi Erwin berkerut tidak senang, memandangi wajah asing itu lekat-lekat, berharap jika ia sedang tidak mabuk karena dirinya sangat yakin bahwa perkataan itu hanyalah imajinasinya.

The Perfect EVIL BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang