XXXIV

1.6K 79 7
                                    

                                                        Illustrasi : (Gendhis)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

                                                        Illustrasi : (Gendhis)


Tidak seperti pagi-pagi sebelumnya, hari ini langit tertutupi awan gelap disertai rintik hujan.Dengan terburu-buru aku mengikatkan tali sepatu kemudian menggendong ransel di punggung. Aku harus segera berangkat sebelum rintik berubah deras. Akan sangat menyebalkan jika sedikit saja pakaianku basah terkena air hujan.

"Udah mau berangkat?" seseorang bertanya tepat ketika aku hendak membuka pintu. Orang itu adalah Kenji. Tangan kirinya menggaruk puncak kepalanya membuat sebagian besar rambutnya berdiri, wajahnya berminyak, dan terlihat ada kotoran di ujung kedua mata. Kemudian, ia menguap dengan dua tangan di rentangkan keatas sebagai peregangan.

"Iya." jawabku.

"Enggak kepagian? di luar aja masih gelap." Katanya lagi dengan pandangan di longokkan ke sela pintu yang terbuka.

"Bukan gelap tapi mendung. Udah ya, gue jalan takut keburu hujan deras."

"Buka payunglah."

"Enggak punya payung."setelah menjawab, aku segera keluar dan berlari untuk mencapai gerbang depan.

"Woi ! Tungggu, woi !"

Aku menoleh ke belakang dan mendapati Kenji menyusul dengan langkah hampir terpeleset. Saat sudah berhadapan, ia menyodorkan sebuah payung lipat berwarna biru padaku.

"Kalau tahu enggak punya payung, lu enggak ada usaha pinjam dari orang lain gitu?" tanyanya, "enggak sayang sama seragam lu kalau sampai basah kena air hujan sebelum sampai di sekolah?"suaranya terdengar kesal,"dah nih bawa." Kenji memaksakan payung tersebut berada dalam genggamanku kemudian berjalan kembali menuju rumah.

"Kenji !" laki-laki itu menoleh, "thanks." Kataku sambil mengangkat payung pemberiannya. Kenji mengangkat tangan kirinya dan membuat gerakan supaya aku segera berangkat. Payung segera kubuka dan kembali bergerak membuka gerbang depan.

***

Sesuai prediksi, gerimis menderas sepanjang perjalananku menuju sekolah. Aku turun dari bus dengan susah payah akibat padatnya penumpang yang menaiki transportasi tersebut. Kubuka payung pinjaman dari Kenji dan berjalan dengan hati-hati karena banyak kubangan air yang bisa membuat sepatuku basah.

"Anggun !"

Seseorang memanggil namaku dari arah kanan. Kudapati seorang perempuan dengan payung lebar berwarna merah muda menggerakkan tangan kanannya, memintaku mendekat. Ia berdiri di samping mobilnya. Aku mengernyit untuk memperjelas pandangan hingga kudapati kalau orang yang memanggilku adalah Gendhis. Rasa kaget menguasai tubuhku. Bagaimana bisa dia ada di sini?! aku hendak melanjutkan langkah masuk ke sekolah namun tak sempat karena Gendhis telah lebih dulu mencapai tempatku.

"Anggun, bisa bicara dulu sebentar?" permintaan izinnya tak sesuai dengan tindakannya yang malah segera menarik tanganku untuk menuju mobilnya. Aku diam saja menerima perlakuannya hingga memintaku masuk ke bangku bagian depan. Dari dalam kuperhatikan ia berjalan terburu-buru menuju bagian menyetir. Aku harus bagaimana sekarang !?

Alone (slow update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang