Pukul 8 malam, aku telah sampai di rumah Pak Hendra dan sibuk mengerjakan tugas-tugas untuk hari Senin. Aku memilih mengerjakannya hari ini karena khawatir besok tidak akan sempat. Sekarang saja, aku sudah merasa kelelahan akibat banyaknya pengunjung yang datang. Aku yang sebelumnya hanya bekerja pada weekdays masih belum bisa terbiasa dengan jumlah pengunjung yang lebih banyak 3 kali lipat di saat weekend. Tangan dan kakiku rasa-rasanya mau copot dari persendiannya serta kedua mata yang lengket dibanding hari-hari biasanya.
Aku tak sendirian, melainkan bersama dengan sang pemilik rumah yang sejak kedatanganku sibuk membaca modul dan mengetikkan sesuatu ke dalam laptopnya. "Bapak, emang biasa enggak keluar, ya, kalau liburan?" tanyaku tanpa menatapnya, "atau emang kebetulan enggak keluar karena ada pekerjaan?"
"Saya emang lebih sering di rumah, kok walaupun liburan. Fulltime buat istirahat." jawabnya yang juga tak mengalihkan pandangannya dari layar laptop.
"Istirahat terus, enggak bosan? Bapak enggak punya teman atau pacar." tanyaku lagi.
Sunyi. Aku mengangkat kepala dan menoleh kearah wali kelasku itu karena merasa heran kali ini ia tak langsung menjawab. Alhasil, kudapati dirinya kini sedang menatapku yang membuatku bertanya-tanya. Apa aku sudah terlalu ingin tahu soal kehidupan pribadinya? Jika dari tatapan tajamnya, aku rasa memang aku sudah keterlaluan.
"Maaf, kalau saya terlalu ingin tahu." ucapku, "saya cuma ngerasa heran aja Bapak lebih milih di rumah--sendirian."
"Kenapa harus heran? emang aneh kalau ada laki-laki yang lebih senang di rumah dibanding menghabiskan waktu diluar dengan kegiatan yang enggak berguna."
"Hmm, jadi kalau jalan-jalan sama pacar atau teman terdekat gitu, termasuk kegiatan yang enggak berguna, ya?"
"Iya." jawaban singkatnya justru semakin membuatku penasaran tipe seperti apa Pak Hendra itu.
Tanpa sadar aku menggembungkan pipi sambil memainkan pulpen ditangan, "Bapak, tipe ansos, ya?"
"Kenapa kamu mikir saya seperti itu?" tanyanya lagi.
"Karena jawaban Bapak. Bapak bilang jalan sama pacar atau teman terdekat adalah kegiatan yang enggak berguna. Bikin saya mikir, jangan-jangan Bapak sengaja menarik diri dari lingkungan sosial. Kenal seseorang cuma karena ada urusan penting, selebihnya enggak ada teman-teman yang benar-benar dekat."
'Tak !'
Sebelah alisku terangkat keatas saat melihat reaksi Pak Hendra. Ia melempar pulpen dan modulnya keatas meja. Ia menyilangkan kedua tangannya di dada dan menatapku dengan tak suka.
Aku justru tak merasa takut dengan sikap wali kelasku itu, tapi merasa penasaran dengan sikap yang ditunjukkannya, "Perkiraan saya tepat banget ya, Pak." entah kenapa nadaku malah terdengar rendah, terkesan dingin. Aku hanya melihatnya menghela nafas panjang dan mengerlingkan pandangan ke arah lain. Lalu, tanpa mengatakan apapun ia kembali mengambil modul dari atas meja dan melanjutkan aktifitasnya.
Merasakan suasana yang tak lagi nyaman, membuatku enggan bertanya lebih jauh dan kembali menyelesaikan tugas yang tinggal separuh. Aku harus segera menyelesaikan tugas dan masuk ke dalam kamar agar terbebas dari situasi yang canggung akibat mulutku yang tak bisa dikontrol untuk tak menanyakan hal pribadi orang lain. Beruntung, pagi tadi sebelum berangkat ke restoran, aku dibantu oleh Pak Hendra mencicil mengeluarkan barang-barang dari dalam kamar dan dipindahkan ke area belakang rumah. Benda-benda yang tak bisa lagi digunakan, seperti kipas angin yang sudah tak lagi menyala, 3 buah kardus berisi pakaian dan peralatan makan yang tak bisa lagi digunakan. Potongan kayu bekas tempat tidur yang dulu digunakan oleh mendiang orangtua Pak Hendra, lemari pakaian berukuran sedang yang pintunya sudah tak bisa lagi ditutup dan sebuah tikar yang sudah robek bagian tengahnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/122249714-288-k947570.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Alone (slow update)
Ficción General12 tahun. . . Hanya 12 tahun aku menikmati masa kebahagiaan hidup bersama kedua orangtuaku. Ketidakcocokkan berujung perceraian menjadi jurang pemisah ikatanku dengan Ibu dan Ayah. Ibu secara terang-terangan mengatakan ingin memutus ikatan...