12 | Bully

13K 469 1
                                    

'Wanita itu sebenarnya lebih dari tangguh, hanya saja ia sedikit rapuh'

🍁



Ig : @hraa_124


Nathan berjalan santai dikoridor sekolah yang sudah tampak lebih sepi dari biasanya. Wajar saja, jam pulang sekolah sudah terlewat begitu lama. Hampir dua jam yang lalu. Dengan santainya, Nathan melangkahkan kakinya seorang diri disana.

Senandung lagu yang terdengar pelan dari bibirnya. Saat berjalan pun kepalanya tak bisa diam. Terus bergerak kekanan dan kiri juga sesekali mengangguk-angguk pelan mengikuti nada lagu yang ia nyanyikan.


Hari ini, entah mengapa Nathan memilih untuk pulang lebih lambat dari biasanya. Selain karena hukuman dari guru, Nathan juga sengaja untuk berdiam diri di perpustakaan sekolah. Ketiga temannya pun lebih memilih untuk pulang lebih dulu dari pada menunggu nya. Jangan bertanya tentang Azzyra, tentu saja gadis itu sudah pulang dengan dijemput oleh abangnya.

Hening, mendadak Nathan menghentikan lantunan nyanyiannya. Langkahnya pun ikut terhenti seiring dengan tatapan matanya yang menatap intens ke tempat kumpulan orang yang berdiri didekat mading.

Nathan menyipit kan matanya agar bisa melihat dengan jelas apa yang sedang dilakukan oleh kumpulan gadis-gadis itu. Sepertinya mereka tengah melakukan sesuatu pada seseorang. Terlihat dari cara mereka berdiri mengelilingi seorang perempuan dengan gaya pakaian yang lebih rapi daripada mereka.
Sebenarnya, Nathan tak ingin ikut campur dengan urusan mereka. Tapi melihat bagaimana ketakutan yang tergambar jelas diwajah seorang perempuan itu, membuat dirinya tergerak untuk mendekat ke arah mereka.

"Lagi pada ngapain? " Tanya Nathan ketika mendekat kearah mereka. Salah satu perempuan yang berambut coklat sekilas terlihat kaget dengan kehadirannya, begitu juga yang lain. Namun, mereka segera mengganti ke kagetan nya dengan senyum manis mereka.

"Nathan, lo belum pulang? Tumben sendirian? " Ucap salah seorang perempuan yang memakai jaket merah.

"Biasalah, abis ngelakuin sesuatu " Lirikan mata Nathan mengisyaratkan sesuatu. Membuat sebagian dari mereka tak mengerti dengan maksudnya. "By the way, kalian lagi ngapain? Gue liat lagi asik ngebully adek kelas, ada masalah apaan? "

"Kita gak lagi ngebully kok, lo bisa tanya sama anaknya" Jawab perempuan berambut coklat.

"Lo kelas berapa? "

"Ke, kelas se se ssepuluh kak , " Jawabnya dengan terbata-bata. Jelas sekali jika perempuan ini tengah ketakutan.

Sejenak Nathan terdiam. Membiarkan mereka semua menatapnya dengan tanda tanya. Hingga akhirnya ia menghela nafas pelan, "Lo, ikut gue" Tunjuk Nathan pada perempuan yang tadi ia tanya.

"Loh Nath, urusan kita sama dia belum selesai" Protes gadis berjaket merah.

"Urusan kalian sama dia udah beres, ngerti? Kalau gue liat kalian masih deketin dia, gue pastiin kalian akan tinggal nama di sekolah ini" Ancam Nathan dengan tegas. Membuat mereka merangsek mundur dengan kepala yang mengangguk pelan.

"Ayo ikut gue! " Ucapan Nathan sekali lagi,

Nathan segera pergi dari sana diikuti oleh seorang perempuan dibelakang nya. Perempuan dengan rambut pendek sebahu dan kacamata bulat yang sepertinya lumayan tebal. Tertulis 'Ferly Anjani' di badge name seragam bajunya.

"Lo bisa pulang sendiri kan? " Tanya Nathan ketika keduanya sampai di dekat gerbang sekolah.

"Hah, apa kak? "

"Ck! Kuping lo udah berapa lama gak dibersihin? "

"Maaf kak, " Cicitnya sambil menundukkan kepalanya dalam-dalam. Melihatnya, membuat Nathan berdecak sebal. "Mending sekarang lo langsung pulang, sebelum geng nenek lampir itu kesini nyamperin lo dan bully lo lagi, "

Terlihat ada raut wajah kaget dari Ferly saat Nathan mengatakannya. Namun segera perempuan itu menundukkan kepala nya lagi. "Te-tterima kasih Kak, "

"Iya sama-sama, sana pergi. Hati-hati dijalan, "

Setelah Ferly pergi, Nathan memutar tubuhnya dan bergerak menuju parkiran. Ia datang kesekolah dengan memakai motor, pulang pun harus membawanya. Tidak mungkin ia meninggalkan motornya begitu saja di sana. Nathan masih sayang dengan motor nya itu.

Sampai dihadapan motor sport hitam kesayangannya, Nathan segera mengambil jaket yang berada di dalam tas yang sejak tadi ia gendong. Selain jaket berbahan kulit sintesis berwarna hitam Nathan juga mengeluarkan sarung tangan hitam dari dalam tas nya. Satu persatu ia memakai jaket serta sarung tangan hitam miliknya. Setelah semuanya terpasang dengan baik, Nathan menutup resleting tasnya dan menggendongnya dibelakang punggung. Tak lupa, Nathan memakai helm fullface hitam nya.

Segera Nathan menaiki motor sport hitamnya, menaikkan standar motor lalu menyalakan mesin. Meninggalkan area parkiran sekolah, melewati gerbang. Tak terlewat saat melewati gerbang sekolah nya, ia menyapa satpam yang berjaga disana. Lalu memacu kecepatan motornya diatas rata-rata.

_______________________
_____

TBC 🔜

UnPerfect Couple [End]√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang